-your POV-
Kesadaranku pulih, aku melihat Mikasa duduk di sebelahku dengan wajah direndung sesal."Maafkan aku, aku bahkan tidak tahu siapa yang dari kemarin Felice maksud."
"Tak apa, memang sudah seharusnya aku menjauhi Levi sejak 2 bulan sebelum putus."
Mikasa menyerngitkan dahinya, bingung.
"Andai aku menjauhinya, pasti orangtuaku masih hidup sekarang." Aku mulai menangis.
-flashback-
Hari ini adalah hari Sabtu, tidak ada kegiatan di sekolah. Aku bangun dengan malas dan menemukan surat di kotak suratku."Jauhi Levi sekarang, jika kau mencintai orangtuamu."
Aku tidak mengerti apa maksudnya, tapi aku penasaran untuk menyelidiki siapa yang menulisnya. Jadilah aku menyimpan surat itu.
Aku membaliknya dan menemukan tulisan lain, "Aku beri kamu waktu 1 bulan."
Aku tidak peduli. Ah, ini pasti kerjaan Eren. Dia kan memang iseng. Jangan bilang dia suka sama Levi lagi, berhubung banyak yang bikin fanfic Levi x Eren.
1 bulan kemudian.
Aku terbangun di malam hari karena kebelet kencing. Aku turun dari tangga menuju toilet. Tapi seketika mataku terbelalak saat melihat kedua orangtuaku bersimbah darah. Aku menghampiri mereka, berharap mereka hanya pingsan saja.
Tapi, keberuntungan tidak berpihak padaku. Denyut nadi mereka sudah tidak terasa, begitu pula dengan nafasnya. Mereka telah meninggal.
Di sebelah kanan tangan ayahku, aku menemukan secarcik surat kecil lagi. Aku membukanya dan aku menemukan pesan yang mengerikan.
"Sudah kuberi waktu satu bulan, tapi kau tak mau memanfaatkan waktu yang kuberikan. Jadi anggap saja ini konsekuensinya.
Dari,
573tP4r_"Aku yakin kalau ini ada hubungannya dengan surat yang kuterima sebulan lalu. Aku hanya bisa menangis, terdiam. Aku pun memanggil polisi.
3 minggu kemudian, polisi telah menyelidiki pembunuhan ini, akhirnya tertangkaplah seorang pria berinisial MZ. Tapi, untuk apa MZ melakukan itu semua?
Dan seminggu setelah kejadian itu, Levi memutuskan hubungan secara sepihak.
Benar-benar bagus sekali nasibku. Sudah kehilangan orang tua, sekarang Levi. Apa aku harus bunuh diri?"
~end of flashback~
Aku mulai menangis. Aku mengingat jelas detik-detik kejadian itu. Aku bahkan sudah tidak tahu lagi kemana aku harus melangkah."Ja-jadi, kau adalah korban dari pembunuhan itu? Aku tidak menyangka, karena menurut berita, korban tidak mau mengungkap identitasnya."
Aku mengangguk dan Mikasa mencoba untuk menegarkan hatiku.
Seketika Mikasa yang sedang menenangkanku merogoh sakunya dan memperlihatkanku sebuah kertas baru, seperti secarcik kertas.
"Sudah selesai. Sekarang, KAU BERIKUTNYA. Bersiaplah, [your name]. -MZ"
Aku yakin ini semua masih berkaitan dengan peristiwa itu.
"Ba-bagaimana kau mendapatkannya?" Tanyaku.
"Tadi siang aku ke apartemenmu tapi kau tidak ada. Aku melihat secarcik kertas di bawah pintumu. Setengah terlihat keluar, setengah lagi terselip ke dalam. Maka, aku mengambilnya," jelas Mikasa.
"Ta-tapi siapa itu MZ?! Aku bahkan tidak mengenal wajahnya sama sekali saat ia masuk TV!"
"Aku juga tidak punya teman dengan inisial seperti itu," kata Mikasa.
Aku penasaran.
Siapa itu MZ?
Aku saja tidak mengenalnya.
Lalu, bagaimana ia tahu namaku?
Dan, untuk apa dia membunuh orangtuaku?
Dan.. bagaimana ia bisa berniat mengincarku?
Semua adalah misteri.
KAMU SEDANG MEMBACA
broken promise [ levi x reader ]
Fanfiction[2015] "[Name], aku sungguh mencintaimu. Aku janji bahwa aku akan selalu bersamamu, selamanya." - Levi Ackerman, 2015. [2017] "Kita putus," ujarnya. Now, it's just a broken promise. Credits : IVORY KIEHL