TD 10

7.4K 331 1
                                    

Regina

Menikah adalah status yang di idamkan setiap wanita normal dimuka bumi ini terutama yang memiliki umur lebih dari 27 tahun,apalagi menikah dengan orang yang dicintai,di kondisi budaya masyarakat Asia.

Status sudah menikah menjadi sesuatu yang mereka banggakan sekalipun mereka tidak bahagia.

Menurutku menikah sesuatu yang sakral dan hanya boleh dilakukan 1 kali seumur hidup seperti Almarhum mama yang mencintai papa sampai akhir hayatnya sekalipun mereka menikah hanya karena perjodohan...

Mama wanita yang sangat luar biasa kuat,tidak pernah satu kalipun kami pernah melihat mama menangis,sekalipun kala papa meninggal saat kami Aku usia 9 dan adik laki-lakiku masih usia 8 tahun.

Bukan papa tidak meninggalkan apapun untuk kami,papa meninggal kan banyak,tetapi keserakahan kakak tiri dan kerabat-kerabat papa lainnya merampas semua hingga  hampir tak bersisa.

Kala itu usia kami terlalu dini untuk mengerti,yang kami tau kami harus pindah dari rumah besar kami dan kehilangan semua maid,mobil juga pindah sekolah, kemudian menempati sebuah rumah kecil sederhana yang memiliki perkebunan dibelakang rumah.

Mama tidak memgatakan apapun dia hanya bilang
"mulai saat ini kita bertiga harus saling menjaga."

Mama harus berjuang sekuat tenaga membiayai dan membesarkan kami,sekalipun harus bekerja kasar,makin hari mama terlihat makin kurus,tanpa kami sadari.

Bukan tidak ada yang mendekati mama saat itu,banyak malah,tetapi mama hanya bilang,focus membesarkan kami.

Saat lulus High School karena berfikir ingin meringankan beban mama,aku memutuskan pindah kekota ini mengikuti ajakan kakak tiri ku,meninggalkan mama dan adik di desa kecil.

Kakak tiriku kala itu beralasan pesan terakhir papa bahwa dia harus menjaga kami dan membiayai kuliahku dikota,tetapi semuanya hanya bualan.

Bukan aku tidak dendam saat berusia dewasa dan mulai mengerti apa yang sudah kakak tiri ku lakukan,bahkan adikku sangat membenci mereka yang merampas hak kami.

Tetapi aku berfikir ditubuh kami memiliki darah yang sama,toh walau dia memperlakukan aku bagai babu,setidaknya dia memberi ku bayaran lebih tinggi dari pembantu-pembantunya yang lain.

Hingga aku bisa menabung untuk biaya kuliahku,bahkan aku sempat berfikir mengincar beasiswa dari sebuah kampus ternama disini,tetapi itu bukan hal gampang karena aku tidak sepintar adikku.

Sesekali aku bisa mengirimkan sedikit biaya untuk mama disana.

Bertahun-tahun kemudian mama meninggalkan kami,karena penyakit komplikasi,adikku sangat terpukul karena dia baru berhasil lulus dengan nilai membanggakan di Singapore dan langsung mendapatkan pekerja mapan juga rumah sendiri,bermaksud membawa mama tinggal dirumahnya.

Kami benar-benar tidak menyadari sekian lama mama menanggung sendiri sakit itu sampai batas akhir,mungkin mama berfikir telah berhasil membesarkan kami.

Sisa rumah dengan sebidang tanah pemberian papa untuk kami pun dirampas oleh kakak tiri tepat satu minggu kepergian mama,dengan segera mengklaim jika rumah itu dibangun atas biayanya,padahal kami tau rumah itu salah satu aset yang papa tinggalkan untuk kami.

Aku lebih memilih hidup sebatang kara melepaskan diri dari kakak tiriku,karena hanya memiliki ijazah SMU aku melamar pekerjaan sebagai pelayan toko disebuah pusat perbelanjaan besar.

Jam kerja hanya sampai jam 5 sore hingga aku masih bisa kuliah malam hari.

Entah punya dendam apa terhadap kami,kakak tiriku tiba-tiba muncul,dia yang sering pulang pergi luar negri entah karena pekerjaan apa memperkenalkan ku dengan seorang pria asing tampan yang diakui kenalan dekatnya dan mengaku bernama Steve yang mempunyai perusahaan kontraktor Internasional.

TWINS DEVIL'S (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang