TD 5

20.8K 527 10
                                    

Regina

Entah berapa lama sudah aku tertidur,kepalaku terasa sedikit pening,mengerjakan mata demi mengumpulkan semua kesadaran.

Mataku nyalang menatap langit-langit kamar berwarna biru,ingatan tentang semua kejadian belum 48 jam ini membuat kepalaku berdenyut sakit.

Aku melirik dipintu kaca balkon langit bersinar kemerahan menandakan hampir menjelang sore.

Ketukan pelan dipintu membuat ku berpaling,terlihat kepala maid Elizabeth masuk sambil mendorong kereta makanan,aku tau bule brengsek pemaksa itu tidak akan pernah sesopan ini mengetuk karena dia akan masuk sesuka hati tanpa peringatan.

Wanita itu tersenyum lembut "selamat makan nona."

"Pakaian nona sudah tersedia di dalam Walk in Closet,jika nona ingin mengganti pakaian."
Ujarnya sebelum membungkuk sopan dan beranjak keluar.

Perlahan aku beringsut duduk bersandar dikepala ranjang,menatap kedua lenganku yang tadi siang lebam membiru kini sudah terlihat mendingan.

Siang tadi sepeninggal laki-laki sialan itu,Maid Elizabeth masuk membawa salep untuk mengobati luka pergelanganku,entah lah mungkin dia diperintah tuan psikopat nya.

Saat ini aku hanya mengenakan kemeja putih kebesaran dan celana boxer pria yang aku temukan diwalk in closet dalam kamar mandi tadi untuk menutupi tubuhku,aku tau itu milik bule cabul tersebut.

Menjijikkan memang!
Realistis,aku tidak mau dan tidak sudi bugil jika ada kesempatan kabur,setidaknya kemeja lengan panjang ini sebatas paha.

Beranjak turun dari ranjang besar mendekati pintu kaca yang memisahkan dengan balkon.

Angin kencang hangat serta merta menyerbu membuat rambutku makin kusut masai begitu aku mengeser pintu kaca tersebut untuk terbuka.

Pemandangan diluar membuat mataku terbelalak dan daguku hampir jatuh!

Astaga..
jika seperti ini hilang sudah 1 kesempatan kemungkinan bisa kabur.

Bagaimana tidak ternyata balkon ini berada disalah 1 gedung tinggi entah lantai keberapa yang jelas saat tempat aku berdiri melebihi tinggi beberapa lantai dari gedung-gedung tinggi lain disekitarnya.

Apa pria psikopat itu menyekapnya disebuah apartment??

                        ******

Dengan wajah frustasi Regina kembali kedalam kamar.
Mungkin dia harus mencari cara lain untuk melarikan diri.

"Apa kau mencoba untuk bunuh diri"
Ucapan datar yang tiba-tiba membuatnya menjengit kaget setengah mati.

Iblis tampan itu tiba-tiba saja sudah duduk dengan santai di sofa bed didalam kamar,tatapan nya seperti biasa seolah ingin menerkam mangsa.

"KAU MAU MEMBUATKU MATI JANTUNGAN YA!SIALAN!!"
Makian Reflek itu membuat Regina menampar mulutnya sendiri.

Dia tau dia sudah ceroboh karena bisa saja memancing si iblis berbuat lebih kejam,membedah dan mengangkat ginjalnya tanpa dibius misalnya.

Atau lebih mengerikan lagi mungkin memutilasinya dalam keadaan hidup-hidup,karena sampai saat ini dia belum tau motiv apa dia sampai diculik,dia hanya tau semua ini ada sangkut pautnya dengan pria keparat masalalu nya yang mengaku bernama Steve.

Tapi pemikiran itu sempat terinterupsi saat terdengar tawa keras siiblis,Regina mengernyit ngeri dan mulai memucat jangan-jangan hal memgerikan yang sempat terlintas dipikirannya benar-benar yang akan dilakukan bule cabul psikopat ini.

TWINS DEVIL'S (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang