TD 18 Dav & Tev

4.9K 239 3
                                    


Sudah hampir tengah malam,Didalam kamar hotel nya Frenandy mondar mandir gelisah.

Sudah puluhan kali dia berusaha menghubungi ponsel kakaknya,tetapi tidak diangkat dan sekarang ponsel itu malah tidak bisa dihubungi sama sekali.

Dia tidak tenang,sungguh!
tadi di Ballrooms tempat berlangsungnya pesta dia sudah curiga saat melihat suami kakak perempuannya muncul sendiri tanpa didampingi Regina walau memberikan alasan terdengar konyol.

Pria itu bahkan tidak mengenalinya sama sekali saat Frenandy menghampiri untuk menanyakan keberadaan Regina,padahal mereka sempat bertemu beberapa kali saat Steve meminta ijin untuk menikahi kakak nya.

Yang membuatnya makin cemas dan curiga sesuatu yang buruk menimpa kakaknya Malah Steve buru-buru meninggalkan Ballrooms dan menyerahkan pada MC untuk menghandle pestanya,padahal kehadirannya kurang dari setengah jam.

Frenandy sempat mengejar tetapi begitu sampai diluar Steve menghilang.

Dia ingin naik keatas di Suit kakak nya tapi dia tidak punya akses,sedangkan besok siang dia sudah harus terbang kembali ke Pontianak karena masih terikat kontrak tanpa bisa meninggalkan pekerjaannya terlalu lama.
Dia duduk Ditepi ranjang mengacak-acak rambutnya frustasi.

                 *********

Sepasang iris hitam itu mengerjap menyesuaikan cahaya yang masuk,sekalipun pencahayaan kamar hanya menyalakan lampu redup.
Sedikit bingung tetapi bau khas obat menyengat membuatnya sadar dimana dia berada.

Mimpinya terasa nyata,dia melihat Steve suaminya menghilang ditelan kegelapan.

Karena merasa wajah dan matanya nya basah tanpa sadar Regina mengangkat tangan nya hendak menyentuh wajahnya.
"Aww..."
Keluh nya spontan.

Dia menatap ada perban dikedua pergelangan tangannya,dan jarum infus tertancap dilengan kiri.

"Jangan banyak bergerak dulu."

Regina mengalihkan tatapan keasal suara.

Jason yang tadinya tidur di sofa terbangun tampak pria itu Tergopoh mendekati ranjang Regina,berniat menekan tombol yang berada disebelah tempat Regina berbaring,untuk memanggil dokter.

Wajah Regina pucat pasi dia ingat betul siapa pria yang berjalan mendekati nya sekarang ini.

Sekalipun saat ini penampilan pria blesteran itu terlihat berantakan kemeja yang terbuka 2 kancing teratasnya masih ad bercak darah dan sebagian ujung kemejanya keluar dari celana bahan,Regina masih bisa mengenalinya.

Reflek membuatnya mengeser hendak turun dari tempat tidurnya berniat melarikan diri sekalipun lemas,sakit menyengat di kepala dan perutnya juga disekujur tubuhnya.

"Ja...jangan ..jangan mendekat!"
Suaranya tercekat tenggorokan nya kering.

Seperti menyadari sesuatu Jason berhenti melangkah.
"Jangan bergerak mendadak Gina,kau belum pulih."

Mata abu-abu nya menatap was-was penuh kekhawatiran kearah Regina yang reflek menangkup perutnya dengan sebelah tangan sambil meringis.

"Kembali berbaring!
Aku bersumpah tidak akan menyakiti mu!
jadi buang pikiran negatifmu!
Aku akan menjelaskan semuanya tapi biarkan aku memanggil dokter untuk memeriksa kondisimu."
Jason keluar cepat-cepat,setelah berkata lebih tepatnya memerintah Regina.

Sepeninggal Jason,Regina bingung dia ingin melarikan diri tapi tubuhnya bahkan untuk bangun pun dia tidak sanggup.

Akhirnya dia hanya berbaring pasrah menatap langit-langit kamar tempat dia dirawat dengan air mata mengalir tanpa bisa berhenti.

TWINS DEVIL'S (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang