PART 11. Mario

6.5K 427 1
                                    

Baru ditinggal streamingan bentar langsung byk yang vote. Makasih readers! 💞😂
Oke yak sesuai janji ini udah aku post part selanjutnya. Hope you enjoy.

***

"Apakah benar ini tempatnya?" Aku menggandeng Devina menuju sebuah lorong apartemen di lantai 30.

"Yeah dia bilang apartemen nomor 1023" ucapku sambil mencocokkan nomor apartemen di depan kami dengan yang Jeremy kirimkan.

Malam ini Jeremy mengundang ku dan  Devina untuk makan malam. Meskipun aku tidak menyukai ide tersebut. Mengenalkan Devina dengan lelaki buaya itu adalah kesalahan.

"Hey welcome you two" ucap Jeremy setelah kami masuk ke apartemennya. Ia menepuk punggungku. Kemudian menyalami Devina.

"Wow kau tidak pernah bilang kalau Devina secantik ini" kata Jeremy sambil mengecup tangan Devina. Wanita itu merah mendengar sanjungan Jeremy.

Aku melingkarkan tanganku di pinggang Devina. "Jangan tertipu olehnya, dia buaya" kataku tajam.

Devina dan Jeremy tertawa. Apanya yang lucu.

"Apartemenmu sungguh besar? Kau yakin menginap disini sendiri?" Tanya Devina melihat-lihat sekeliling apartemen Jeremy.

"Yah.. Aku sangat kesepian. Jadi kalau kau sudah bosan dengan Mario kau bisa menemaniku disini" jawab Jeremy tersenyum.

"Boleh jika aku bosan dengan apartemenku" jawab Devina mengerling pada Jeremy kemudian menatapku tersenyum.

Entah kenapa rayuan Jeremy membuatku muak. Sejak kapan dia merasa kesepian sementara setiap malam dia ditemani gadis-gadis berbeda. "Jangan kau mempercayai ucapan bocah tengik ini"

Jeremy tertawa terpingkal. Dia berhasil membuatku meledak.

Malam ini kami mengobrol tentang perkuliahan kami, tentang bagaimana aku dan Jeremy bertemu. Mataku tak dapat terlepas dari Devina. Sungguh malam ini ia terlihat begitu cantik. Tiap kali ia tersenyum, membuat jantungku berhenti seketika.

Tidak-tidak. Apa yang aku pikirkan. Dia Devina, teman SMA mu. Bukan pacarmu.

"Well ku rasa aku harus membereskan kekacauan ini" ucap Devina ketika jam mulai menunjukkan pukul 10 dan kamu sudah selesai menyantap makanan kami.

"Tidak perlu manis. Biar aku sendiri yang membereskannya" tandas Jeremy mengerling kepada Devina. Sialan sekali lagi dia melakukan itu akan aku patahkan lehernya.

"Aku akan mencuci piring ini. Kalian para lelaki duduk sajalah di depan TV" ucapnya tegas kepada kami sambil melotot. Wanita ini benar-benar..

Devina memaksa agar ia saja yang mencuci. Dua bulan bersamanya mengajarkanku untuk menuruti kemauannya, atau dia akan marah.

Sementara aku dan Jeremy melangkah ke teras apartemen yang berada di depan ruang tamunya. Menikmati udara malam sambil ia menyalakan putung rokok. Sudah lama sekali aku tidak merokok, semenjak Devina melarangku. Entah kenapa sejak wanita itu masuk ke hidupku banyak sekali hal-hal kecil yang berubah. Seperti kebiasaan ini.

"Jadi kau masih tidur dengan Devina?" Tanya Jeremy menyelidik.

"Ya"

"Kau memanfaatkan kepolosan gadis tersebut" tandasnya.

"Dia juga menikmatinya"

"Kau harusnya tidak melakukan sejauh ini. Kurasa ia mulai menyukaimu" entah kenapa pernyataan Jeremy ini membuatku senang.

"Well aku akan membiarkannya. Bukan kah itu yang selalu kita lakukan? Membuat para wanita bertekuk lutut dihadapan kita?" Kelehku sambil menyesap rokok yang disodorkan Jeremy.

"Apa yang kau lakukan setelah ini? Melepaskannya setelah kalian selesai?"

"Ya aku akan melepaskannya. Mungkin aku akan tidur dengan wanita baru di London. Tidur dengannya hanya pelampiasan gairahku" aku bahkan tidak tahu apa yang aku katakan. Tapi mengingat apa yang akan terjadi setelah kami berpisah membuatku sesak.

"Tapi aku takut aku yang tidak bisa melepasnya. Dia membuatku gila"

"Kau juga mulai menyukainya" ucap Jeremy sambil terkekeh. Ia bangga bahwa aku telah kalah.

"Aku tidak tahu. Ini cukup aneh"

Apakah benar aku mulai menyukainya? Tapi memikirkan aku tidak tinggal dengannya lagi, tidak memeluknya lagi membuat dadaku sesak. Aku tidak menyukai fakta itu. Devina akan tetap selalu bersamaku.

"Cobalah untuk berdamai dengan hatimu" ucap Jeremy kali ini.

Mempertahankan Devina? Bahkan kami saja tidak pernah berpacaran. Namun satu hal pasti yang aku tahu, aku tidak mau kehilangan Devina.

****

Gimana gimana pendapat kalian? Kesel ga sama Mario? 👿

Tunggu sampe mereka nanti kembali ke Jakarta. Ada rahasia-rahasia kenapa Devina lebih memilih London utk tinggal. Kenapa Mario tidak ingin menjalin hubungan yang serius malah memilih menjadi playboy.

Stay tune! 💕
Kalo part ini sampe 30 vote, aku bakal publish 2 part sekaligus. (KAPAN LAGIII PUBLISH 2 SEKALIGUS) hahahaha iklan mulu dah gua.
Hope you enjoy 💛💛

Fiancé to Lie [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang