Meet #3

4.6K 344 8
                                    

Tiffany POV

Kami berada di dalam lift menuju lantai 10. Masih belum ada percakapan diantara kami. Hingga sampai di lantai ke 8, Taeyeon mulai angkat suara.

"emmm...ngomong-ngomong kita belum kenalan"

"aku udah tau kok nama kamu"

"iya lah, siapa sih yang gak kenal gue", ujar Taeyeon sambil menepuk pundak kirinya.

'njir, songong banget ini orang', batinku.

"terus nama lu siapa?"

"a...a...aku...namaku...*TING*!!", suara lift menghentikan ucapanku.

"eh, udah sampai. Ayok". Taeyeon melangkahkan kaki lebih dulu dan aku mengekor padanya.

"emang kamu tau yang mana apartemenku?", seketika Taeyeon berhenti dan melangkah mundur menjajariku.

"oh, iya juga ya. Gue gak tau. Hahaha", ucapnya sambil tertawa dorky dan memperlihatkan deretan giginya yang rapi. Jantung seakan mau copot dari tempatnya. Ya Tuhaaan, cobaan apa ini.

"itu, yang nomor 9", tunjukku pada salah satu pintu di dekat kami.

"ooh, oke silahkan", Taeyeon memberi jalan padaku. Aku memencet tombol sambil menutupinya dengan tubuhku.

"yaelah, gitu doang ditutupin segala. Takut gue malingin ya?"

"e...e...enggak kok. Hanya saja, ah sudahlah. Silahkan masuk", aku membukakan pintu dan mengajaknya masuk.

"waaah, rapi banget ya. Gak kayak kamar gue"

Taeyeon POV

"waaah, rapi banget ya. Gak kayak kamar gue"

Aku mengamati kamar itu sekilas hingga aku menyadari tujuan utamaku kesini.

"eh, iya, dimana kotak P3Knya? Biar gue ambilin. Lu duduk aja dulu"

"gak perlu. Aku bisa ambil sendiri. Eonni duduk aja dulu di ruang tamu"

"hmmm...ya udah deh kalo gak mau".

Aku pun menuruti perintahnya. Sambil menunggunya selesai, aku mengambil handphone di saku celanaku, namun aku tidak menemukannya. Kurogoh lagi ke semua sakuku. Masih juga tidak ketemu. Lalu aku berpikir keras, berusaha mengingat-ingat dimana terakhir kali aku meletakkannya. Seingatku, aku baru saja menelfon managerku. Sebelum para fans berhamburan ke arahku. Dan akhirnya aku mengingat sesuatu, ada seorang laki-laki berperawakan tinggi besar telah menabrakku ketika aku berusaha melarikan diri dari kejaran fans. Ah, dia pasti pencopet. Kurogoh dompetku di saku belakang, dan ternyata tidak ada juga disana.

"ah, sial. Hari ini hari tersialku. Aarrgghh...", aku mengacak-acak rambutku dengan kesal.

Aku menunggu gadis itu cukup lama, hingga aku penasaran dengan apa yang ia lakukan.

"apakah dia sudah mengobati lukanya?", aku mencoba berjalan ke dapur, tempat terakhir aku melihatnya.

Ketika sampai, aku melihatnya sedang mengobati sikunya yang terluka. Dan aku pun menghampirinya.

"butuh bantuan?"

Tiffany POV

"butuh bantuan?"

Aku terkejut mendengar suara imut itu. Taeyeon menghampiriku.

"emmm...gak usah Eonni. Aku bisa sendiri kok. Eonni istirahat aja dulu"

"hmmm...tadi lu gak panggil gue 'Eonni'. Gue lebih nyaman dipanggil 'Taeyeon'", ucapnya sambil menyentuh lenganku.

"sini kapasnya", Taeyeon mengambil kapas dari tanganku lalu menuangkan sedikit alkohol di atasnya. Kemudian ia mulai membersihkan lukaku.

"aww...aduh !", aku meringis karena menahan sakit. Ia sangat lembut ketika mengobatiku. Benar-benar berbeda dibanding saat bertabrakan tadi.

"tahan bentar ya, dikit lagi selesai. Yup, selesai", ia bertepuk tangan setelah selesai merekatkan plester pada kain kasa untuk menutup lukaku. Tingkahnya benar-benar lucu, membuatku tersenyum. Namun aku segera menundukkan kepalaku, aku rasa saat ini wajahku sudah semerah buah tomat. Aku benar-benar gugup.

"oh iya, tadi lu belum jawab pertanyaan gue", ucapnya sambil menopang dagu dengan kedua telapak tangannya. Wajahnya yang seperti bayi benar-benar imut, aku tidak tahan melihatnya, dan aku kembali menunduk.

"pertanyaan yang mana Tae?"

"Tae?"

"kenapa? Kamu gak suka ya? Aku lancang ya? Mianhe, jeongmal mianhe".

Aku benar-benar tidak enak hati. Mungkin dia risih dengan panggilanku. Aku bodoh, benar-benar bodoh. Kenapa panggilanku saat sedang berkhayal bisa akrab dengan seorang Kim Taeyeon itu keluar dengan sendirinya. Pabo.

"hahaha...gak apa-apa, gue suka kok", dia tersenyum dengan sangat manis. Mungkin aku bisa saja terkena diabetes jika terus-menerus melihat senyumannya itu.

"jawab dong, nama lu siapa?"

"a...a...ak...namaku Tiffany. Tiffany Hwang"

"ah, nama yang cantik", Taeyeon mengedipkan sebelah matanya. Ya Tuhaaan, cobaan apa lagi ini.

To Be Continued....

Once In A Lifetime [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang