My Ex #9

3.4K 262 34
                                    





Setelah makan siang, Yuri mengawasi para pegawainya sejenak, kemudian ia kembali lagi ke ruangannya. Namun saat ia membuka pintunya, ia tak melihat Jessica.

"kemana Sica? Perasaan, tadi dia lagi tiduran di sova"

Yuri pun menunggu Jessica sambil membuka beberapa berkas di mejanya. Beberapa menit kemudian, Jessica memasuki ruangan, lalu mengunci pintunya. Hal itu membuat Yuri sedikit bingung.

"kamu dari mana Sica?"

"aku abis dari kamar kecil. Cuci muka, agak gerah nih", saat mengatakan itu Jessica dengan sengaja membuka beberapa kancing bajunya dan mengikat rambutnya ke atas, yang otomatis gerakan itu membuat dadanya membusung ke depan.

Yuri menelan ludahnya ketika melihat Jessica mulai menggodanya. Setelah selesai mengikat rambutnya, Jessica menghampiri Yuri di kursinya. Ia duduk di atas meja di depan Yuri dan menyilangkan kakinya. Pose itu membuat pahanya yang mulus terpampang jelas di depan mata Yuri. Yuri tak tahan lagi dengan pemandangan di hadapannya itu. Saat ia akan mendekati Jessica, Jessica menahan kursi Yuri dengan salah satu kakinya.

"eittss...tunggu dulu....tahan dulu sayang", saat Jessica menahan kursi itu, secara otomatis membuat kedua kakinya membuka agak lebar. Dan cd berwarna merahnya pun mengintip dari balik rok mini yang ia kenakan. Jessica menatap tajam mata Yuri sambil membuka kancing bajunya satu persatu dengan gerakan tangan yang sangat pelan. Gerakan yang sedikit erotis ini benar-benar membuat tenggorokan Yuri mendadak kering. Setelah semua kancingnya terlepas, Jessica sedikit mencondongkan tubuhnya ke arah Yuri. Dada Jessica terlihat menyembul dari balik bra hitamnya. Yuri sangat terpana dengan apa yang ada dihadapannya kini. Jessica lalu menarik kerah Yuri agar tubuh Yuri mendekat.

"apa kamu gak gerah Yul?", Jessica berbisik dengan suara husky-nya dan sedikit meniup lubang telinga Yuri.

"bukan lagi gerah sayang, tapi terbakar"

Mendengar jawaban Yuri, Jessica tersenyum penuh kemenangan.
Yuri pun berdiri dari duduknya dan mulai mencium bibir Jessica, ia melumatnya dengan penuh nafsu namun masih tetap bergerak lembut. Ia bergantian melumat bibir atas dan bawah Jessica. Ditengah-tengah lumatan bibirnya, tangan Yuri tak tinggal diam. Ia menyelipkan tangan kanannya ke balik rok Jessica. Yuri mengelus paha putihnya hingga ke butt Jessica dan meremasnya pelan.

"emmphhh..", desah Jessica tertahan.
Ia tak ingin sampai orang luar mendengar desahannya.

Sementara itu tangan kiri Yuri meraba dada Jessica dan menyusupkan jari telunjuk dan tengahnya ke dalam bra Jessica.

"aaahmmmmppp...", Yuri membungkam mulut Jessica dengan lumatan yang tak henti-hentinya ia lancarkan saat ia menyentuh benda mungil itu.

Kini tangan kanannya menyibak rok Jessica, dan terlihatlah jelas g-string merah yang ia kenakan.

'Dia benar-benar berniat menggodaku dengan memakai g-string dibalik rok mininya' batin Yuri.

Ciuman Yuri mulai turun ke leher, lalu ke bahu, kemudian ke dada Jessica. Tiap ciumannya ia selingi dengan jilatan dan gigitan kecil. Saat bibirnya menyapu permukaan dada Jessica, ia meninggalkan beberapa kissmark disana.

"aaaahh..Yul..pelan-pelan", Jessica sedikit merintih ketika Yuri menghisap dengan kuat saat membuat kissmark.

"maaf sayang"

Yuri mencium dan menjilat bekas kissmark itu agar sedikit meredakan sakitnya. Dan permainan mereka pun berlanjut hingga mereka mencapai kepuasan masing-masing. Mereka tak menyadari bahwa ada sepasang telinga yang menguping kegiatan mereka berdua di ruangan itu.

Once In A Lifetime [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang