White 😳 #15

2.8K 256 22
                                    

Tiffany POV


" emmm Fan, lu udah tidur? "

" belum Tae? Kenapa? "

" gak apa-apa cuma nanya "

" ooh "

Kami belum bisa memejamkan mata, dan hanya diam memandang langit-langit kamarku.

" emmmm Fan "

" iya Tae? "

" kamu gak bisa tidur? "

" ehmmm iya "

" kenapa? Tadi lu bilang ngantuk banget "

" aku gak tau, entah kenapa sekarang jadi melek banget ini "

" ooh. Emmm Fan, boleh tau kenapa lu masih kerja di kafe itu? Sedangkan lu udah punya apartemen dan mobil bagus "

" semua ini hadiah dari Ayahku. Aku tau aku termasuk orang yang bisa dibilang cukup, Ayahku selalu memberiku uang, lebih dari cukup malah. Tapi aku gak menggunakan semuanya. Sebagian besar aku sumbangkan ke panti sosial, dan sisanya aku tabung. Untuk kebutuhan sehari-hari aku pakai uangku sendiri dari hasil kerja itu "

" oooh gitu. Terus kenapa milih jadi barista? "

" karena ada seseorang yang memberiku saran, selain itu aku memang pecinta kopi. Dan akhirnya aku mengiyakan sarannya itu "

" oooh...emmm Fan, gue ngantuk "

" iya Tae, kamu duluan aja "

" iya. Susul gue di dalam mimpi ya. Hahaha "

" hahaha iya ntar. Udah kamu merem sana "

" iya "

Taeyeon pun segera terlelap beberapa menit kemudian. Aku berbaring menghadapnya, sekarang aku hanya terhalang oleh guling dengannya. Aku memandangi wajahnya yang sedang tidur itu, sangat menggemaskan.

Aku teringat pertanyaannya tadi, sesungguhnya aku sedih jika mengingat seseorang yang menyarankanku untuk menjadi barista. Dia meninggalkanku sendirian disini demi mengejar kekasihnya ke korea. Aku tak habis pikir, kenapa dia lebih memilihnya daripada aku adik satu-satunya. Kenangan yang menyedihkan. Hanya dengan membuat kopi lah bisa sedikit menghibur hatiku. Tak lama kemudian, mataku mulai terpejam.

Keesokan harinya

Taeyeon POV


Suara kicauan merpati di balkon membangunkanku pagi ini. Tidurku sangat nyenyak, hingga aku bisa terbangun dengan sendirinya tanpa harus dibangunkan seseorang, yang biasanya menjadi tugas Hyoyeon dipagi hari.


Saat aku menoleh ke sampingku, kulihat Tiffany masih terlelap dengan tenangnya. Aku tersenyum saat mengingat cerita singkatnya semalam, dia benar-benar berhati mulia dan mandiri. Ternyata masih ada di dunia ini seseorang sepertinya, yang cantik fisik dan juga hatinya.

Saat aku memandangnya, tiba-tiba mataku terfokus pada satu titik. Dua kancing atas baju tidur Tiffany terbuka dan memperlihatkan bra putihnya.

" anjir, gue salfok. Aduh ini mata kenapa sih? Masih pagi juga "

Aku memalingkan wajahku ke arah berlawanan. Tapi aku juga penasaran.

Aku melirik sedikit ke arah Tiffany. Atasan Tiffany sedikit terangkat, hingga memperlihatkan perutnya yang sangat putih dan rata.

" njiiiirr...Mata gue mata gue mata gueeee "

Aku menutup mata dengan kedua telapak tanganku.

Saat itu juga, Tiffany berbalik badan dan memunggungiku. Entah kenapa aku malah menoleh dengan tangan masih menutup wajahku, namun sekarang dengan jari-jari yang terbuka sedikit hingga aku masih bisa melihat tubuh Tiffany. Sekarang yang terlihat lebih membuat mataku terbelalak. Aku memandangi punggung Tiffany dari atas ke bawah, hingga mataku tertumbuk pada satu bagian, butt. Dia memiliki butt yang benar-benar sexy. Aku menelan ludah dengan susah payah. Perutku mulai kaku.

" aaarrgghh...gue liat apaan sih?! "

Aku berbalik badan dan menyadarkan diriku sendiri. Kalau terus-terusan melihat pemandangan ini, bisa-bisa aku hilang kontrol.

" eerrrghh...ehmmmm...kamu udah bangun Tae? ", suara Tiffany mengejutkanku.

" ah...eh...i-iya, baru aja. Gue mau mandi dulu "

Aku bangkit dari posisiku dan segera berjalan ke kamar mandi.

Tiffany POV

Aku mengerjapkan mataku dan berusaha duduk. Saat aku melihat bajuku, ternyata kancingku terlepas pada bagian atasnya hingga sedikit terlihat bra-ku.

" ah iya...aku lupa kalo lubang kancing baju ini sedikit longgar. Semoga tadi Tae gak ngeliat ini "


















To Be Continued...

Once In A Lifetime [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang