Meet #2

7.4K 418 31
                                    

Taeyeon POV

"sorry, I can't breath". Seketika itu juga aku sadar dari lamunanku dan segera bangkit dari atas tubuhnya.

"eh, kalo jalan liat-liat dong!!"

"hey, kamu itu yang gak liat-liat. Udah tau lagi lari, malah gak liat depan", dia balas memarahiku.

Aku tahu memang aku yang salah, kemarahanku hanya untuk menutupi kegugupanku setelah kejadian "mendebarkan" tadi. Bagaimana tidak, aku bisa merasakan ganjalan "itu" dengan sangat jelas pada perutku. Membuat perutku sedikit terasa kaku. Hal itu biasanya terjadi ketika aku merasa horny. Benar-benar memalukan pikirku, tiba-tiba merasakan hal ini pada seseorang yang baru aku temui.

"ne, oke gue yang salah. Gue ngalah", ucapku sambil berdiri dan menepuk-nepuk kaos putih yang aku kenakan. Tapi yang aku temui malah sebuah noda cokelat yang cukup lebar.

"gimana gak ngalah, emang kamu yang salah", gerutunya yang juga masih berusaha berdiri di hadapanku.

"eh, lu bawa apaan? Sampe ngotorin baju gue nih. Tanggung jawab gak!! Lu gak tau apa gue siapa?", amarahku semakin meluap ketika melihat kaos mickey mouse favoritku terkena noda.

"iya aku tau kamu siapa, Kim Taeyeon. Bias aku!".

Aku langsung terperangah, gadis ini juga bisa mengenaliku. Padahal aku sudah berusaha menyamar sedemikian rupa dengan memakai snapback, kacamata hitam, dan juga masker yang menutupi hampir separuh wajahku.

Tiffany POV

"iya aku tau kamu siapa, Kim Taeyeon. Bias aku!". Aku segera mengenalinya setelah mendengar suaranya khasnya.

Mataku benar-benar tidak bisa berhenti menatapnya. Diam-diam aku mencubit pahaku sendiri. Aku berusaha menyadarkan diriku sendiri, jika memang ini semua hanya sebuah mimpi. Bertemu bias, ditindih pula. Sakit, pahaku mungkin mulai memerah akibat cubitanku sendiri. Gila, dia benar-benar cakep kalau dilihat dari jarak dekat seperti ini, tapi kenapa dia songong banget sih.

"kamu tuh yang harusnya tanggung jawab, gara-gara kamu es krimku jadi jatuh", aku menoleh ke kanan dan ke kiri untuk mencari jejak es krimku, dan akhirnya aku menemukannya jauh dari tempatku berdiri saat ini. Bagaimana bisa terlempar sejauh itu. Sekencang itukah tabrakan tadi.

Aku mulai merasakan pedih pada siku kiriku. Kulihat ada darah yang mengalir dari sana.
"aww...aduhh!"

Taeyeon POV

"aww...aduhh!". Gadis itu merintih. Sontak saja aku segera mendekatinya. Ada darah yang mengucur dari siku kirinya. Jelas itu karena kesalahanku tadi. Aku coba menyentuh tangannya.

"lu gak apa-apa? Omo, tangan lu terluka. Ayo, cepet diobati, nanti keburu infeksi, kalo lu gak mau dimutilasi"

"whaatt?!! Mutilasi? Kenapa harus dimutilasi? Maksud kamu amputasi?"

"ah, ya itu maksud gue"

"udah gak apa-apa. Cuma luka dikit doang kok"

"udah ayok, gue maksa nih. Mau ke rumah sakit?"

"eeeh, gak perlu. Lebay banget sih pake ke rumah sakit segala"

"terus mau lu kemana?"

"di apartemenku ada kotak P3K kok. Aku mau pulang aja, aku obatin sendiri"

"arraseo. Kajja, gue anter", aku menggandeng tangannya, bermaksud untuk mengantarnya.

"eeeh, main gandeng aja kamu. Gak usah, aku bisa pulang sendiri", dia melepaskan tangannya dari genggamanku.

Aku menatapnya heran, baru kali ini ada yang menolak untuk aku sentuh.

"udaaah, gue beneran maksa nih. Gue cuma mau tanggung jawab aja, kayak kata lu tadi. Gue anterin ke apartemen lu, kajja", aku menyambar tangannya kembali, halus banget. Dan entah kenapa, ukuran tangannya terasa sangat pas ketika aku genggam.

"eh, tapi gak usah pegang-pegang gini dong", ucapnya lagi sambil menepis tanganku.

Aku benar-benar heran, biasanya aku bisa dengan mudah menyentuh perempuan mana pun. Namun kali ini aku baru bertemu dengan gadis yang lain daripada yang lain. Menarik.

Tiffany POV

Aku pun mengalah, dia benar-benar memaksa untuk mengantarku pulang. Ia menanyakan alamatku dan segera melambaikan tangan ketika ada taksi yang mulai mendekat. Taeyeon membukakan pintu untukku.

"astagaaaa, benarkah ini bukan mimpi? Dibukain pintu sama bias? Kyaaaa!!", ucapku dalam hati.

Setelah kami berada di dalam mobil, sepanjang perjalanan kami hanya terdiam, tanpa ada yang memulai percakapan. Aku jelas sangat gugup kali ini, hingga telapak tanganku mengeluarkan keringat dingin. Dan selang 10 menit kemudian, kami sudah sampai di depan bangunan yang cukup megah, apartemenku berada di lantai 10.

To be continued....

Once In A Lifetime [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang