Six

430 37 0
                                    

"Aku yang akan melakukannya bersama Naeun."

Naeun tidak terlalu kaget mendengar itu karena sebelumnya ia sudah mencurigai gelagat dari orang itu.

"Saeun-ah, kau yakin?" Sungmin bertanya kepada istrinya. Ia khawatir kejadian beberapa hari yang lalu terulang kembali. Hari dimana istrinya menangis setelah bertemu Naeun.

"Ne. Dulu kami yang menciptakan gerakan itu." Naeun tersentak kaget. Ia benar-benar tidak menyangka jika Saeun akan mengucapkan hal itu. Terlebih lagi ketika Saeun tahu lagu yang ia maksud.

"Kalian sedekat apa sampai membuat koreografi bersama?"

"Kami—"

"Hanya teman biasa." Ucapan Saeun dipotong oleh Naeun. Gadis itu tidak ingin jika Saeun membeberkan hal-hal lainnya. Dan terlihat jika raut wajah Saeun yang kecewa dengan ucapannya.

Saeun melangkah, mendekati Naeun dan berdiri disampingnya. Naeun melirik gadis itu sebentar lalu berucap dengan suara pelan, "ku harap kau masih ingat gerakan itu."

Perempuan itu menganggukan kepalanya singkat lalu menyambungkan ponsel Naeun ke speaker di ruangan itu. "Chagi-ah.."

Sungmin langsung mendekati istrinya begitu mendengar panggilan itu, "ada apa?"

"Tolong play lagu ini setelah aku siap." Saeun berlari dan bersiap diposisinya. Sekilas, ia melihat Naeun sedang memperhatikan Leeteuk yang terlihat acuh. Sepertinya setelah Naeun pulang ia akan memarahi lelaki itu karena telah membiarkan saudaranya itu sedih.

Naeun membenarkan ikatannya lalu bersiap diposisinya. Dalam hitungan ketiga musik menyala dan kedua wanita itu menari dengan kompaknya. Sesekali mereka juga melakukan free style yang membuat mereka terlihat lebih keren. Dan pada menit ke lima lebih tiga detik, lagu dan tarian mereka telah selesai yang disusul oleh tepukan tangan di ruangan itu.

Kedua itu duduk di lantai ruangan. Sungmin memberi mereka berdua air minum, padahal tadinya Leeteuk ingin memberi air minum untuk Naeun. Suara Lee Soo Man tiba-tiba terdengar, "kalian sangat hebat dan... keren. Bagaimana bisa kalian menyembunyikan bakat kalian itu? Kalian benar-benar menakjubkan. Kalau saja kalian adalah trainee disini, aku sudah pasti langsung mendebutkan kalian."

Naeun hanya diam dengan wajah datarnya. Ia harus bisa menyembunyikan ekspresi kesalnya ketika melihat Leeteuk yang tidak begitu peduli akan apa yang sudah ia lakukan. Disaat dirinya berjuang, lelaki itu justru acuh dan kentara sekali seperti sudah tidak peduli pada cinta mereka. Hell, cinta mereka?  Mendengarnya saja Naeun sudah bergidik ngeri, namun ia juga menyukainya. Aneh memang, tapi mau bagaimana lagi?

"Kita langsung lanjut saja ke tahap selanjutnya. Lebih baik kita menyelesaikan ujiannya hari ini, agar kau dan Leeteuk bisa cepat bersama. Bukankah begitu, Naeun-ah?"

Yang ditanya hanya mengendikan bahunya. Lupakan soal sopan santunnya jika saat ini dirinya juga tidak dihargai oleh Leeteuk.

"Oke. Bernyanyi atau mungkin kau bisa nge-rap?"

Otak Naeun langsung menerawang ke masa lalunya. Ia pernah bernyanyi dihadapan teman-temannya yang berakhir dengan ejekan dari mereka karena suaranya yang hancur. Jadi sekarang gadis itu hanya bisa mengusap tengkuknya yang tidak gatal, "a-aku ti—"

"Dia bisa nge-rap." Gadis itu langsung menatap tajam Saeun yang menurutnya sok tahu. "Apa kau tidak ingat? Kau pernah nge-rap di pesta ulang tahunmu."

Ya, Naeun tahu itu. Tapi apa ia masih bisa nge-rap sekarang? Pasalnya, ia sudah lama tidak menggandrungi seni musik. Tapi baru-baru ini Bona sering memasang lagu Puss dari Jimin AOA ft. Iron ketika berada di dekatnya. Jadi, sedikit-sedikit ia hafal dengan lagu itu.

"Naeun-ssi?"

Gadis itu mengerjapkan matanya lalu menganggukan kepalanya, "tapi aku rasa, aku membutuhkan musik. Aku tidak bisa melakukan rap tanpa musik."

"Lagu apa?" tanya Lee Soo Man.

"Puss oleh Jimin AOA dan Iron."

Lee Soo Man membuka ponselnya. Seingatnya, ia punya mr. remove lagu tersebut. Dan ya, ia menemukannya. Dengan cepat ia memberikan ponselnya kepada Sungmin yang langsung disambungkan ke speaker. Lelaki itu memberikan mic kepada Naeun. Tanpa basa-basi lagi, Sungmin langsung menekan tombol play diponsel Lee Soo Man.

Naeun memutuskan bernyanyi sambil duduk karena masih lelah. Ia berharap jika suaranya akan enak didengar. Apalagi di ruangan itu ada Leeteuk, mau disimpan dimana wajahnya jika dia mendengar suaranya yang jelek. Ia mengambil nafasnya dalam-dalam lalu mulai mengeluarkan suaranya,

I'm the mother fucking top madam,

Naeun menutup kedua matanya, berusaha untuk tetap tenang dan mengatur kestabilan nadanya. Ketika tiba pada bagian Iron, tiba-tiba ada suara yang memotongnya. Sontak Naeun membuka mata dan menatap orang itu. Leeteuk. Lelaki itu berduet dengannya.

I'm the mofucking top man,

Tatapan keduanya beradu. Demi apapun, lelaki itu entah kenapa tiba-tiba terlihat sangat tampan di mata Naeun. Padahal Leeteuk hanya memakai kaos dan trainingnya. 

Bitch you a fucking puss.

Mereka mengakhirinya dengan baik dan seulas senyuman yang diberikan Leeteuk kepada Naeun. Gadis itu membutuhkan nafas akibat tidak tahan melihat senyuman manis itu. Tapi meskipun begitu, Naeun masih mempertahankan wajah datarnya. Ia tidak akan membiarkan Leeteuk mendapatkan dirinya begitu saja. Naeun ingin melihat apakah Leeteuk serius terhadap ucapannya waktu itu mengenai love at first sight kepada Naeun? Mungkin dengan sedikit bersikap ketus dan dingin bisa menjadi tantangan bagi Leeteuk.

My Choice (Leeteuk Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang