Eleven

403 37 2
                                    

Saat ini Naeun berada di gedung SM. Untuk apa lagi jika bukan untuk mengonfirmasi putusnya hubungan mereka ke pemilik agensi. Hell, yang rugi di sini bukan hanya Naeun, tapi popularitas Leeteuk pun terancam. Baru seminggu yang lalu mereka dikabarkan berkencan, sekarang mereka akan membeberkan jika mereka putus. Leeteuk sudah pasti akan dicap sebagai lelaki brengsek yang suka mempermainkan hati wanita. Tapi bukankah itu benar? Naeun sudah merasakan bagaimana cara Leeteuk mempermainkan wanita. Caranya sangat murahan dan terlalu mainstream. Tapi cara itu justru membuat Naeun ikut terjebak ke dalamnya.

"Kalian yakin?" Leeteuk mengangguk sedangkan Naeun membisu dengan wajah datarnya. "Tapi kita tidak bisa memberitahu publik sekarang. Ini bisa mengancam image baikmu di mata netizen," ucap Lee Soo Man kepada Leeteuk.

"Aku menyerahkan semuanya padamu," putus Leeteuk. Naeun sungguh tidak menyangka jika lelaki itu suka sekali lari dari permasalahannya. Damn shit fucking hell for Leeteuk, batin Naeun.

"Lalu bagaimana denganmu?" tanya Lee Soo Man pada Naeun.

"Kita bisa memberitahu publik nanti agar reputasi Leeteuk tetap baik, tapi ini tidak baik bagi kehidupanku. Aku malas harus menerima teror dan mengalami banyak kerugian."

"Kami akan memberimu bodyguard untuk menghindari ancaman."

Naeun tertawa sinis, "kau pikir itu berhasil? Lebih baik kita memberitahu publik sekarang dengan alasan aku yang memutuskan. Katakan saja jika aku dengan Leeteuk sudah berkencan selama tiga bulan, dan kami putus sekarang."

Lee Soo Man mengetuk-ngetuk dagunya dengan pulpen. "Justru jika kita mengatakan bahwa kau yang memutuskan, bisa saja fans yang menyetujui hubungan kalian menjadi membencimu. Pasti mereka akan mengira jika kau telah menyakiti Leeteuk."

Naeun bersumpah serapah dalam hatinya karena Lee Soo Man yang terlalu berbelit-belit dalam bicara. "Yasudah katakan pada publik jika kami putus karena keinginan kami. Atau kita bisa mengatakan jika kami terlalu sibuk dengan urusan masing-masing, seperti Kai Exo dan Krystal f(x)".

Tidak ada pilihan lain. Lee Soo Man pun menganggukan kepalanya.

***

Usai menemui Lee Soo Man, Leeteuk mengendarai mobilnya menuju apartemen pribadinya. Tidak ada yang tahu bagaimana keadaan Leeteuk yang sebenarnya. Saat ini, lelaki itu sangat rapuh karena cobaan yang menimpa hidupnya. Mungkin di depan kamera ia terlihat bahagia dengan senyumnya, tapi itu semua hanyalah kebohongan. Karena kenyataannya, Leeteuk sedang sedih dan lemah. Itu semua karena seorang peneror yang suka sekali mengirimkan ancaman-ancaman padanya. Seperti saat ini, di depan apartemennya, ia menemukan sebuah kardus coklat. Leeteuk membukanya dan menemukan satu ekor burung yang sudah mati di sana. Ia tidak terlalu kaget karena sudah beberapa kali ia menerima hal seperti ini. Namun, yang membuatnya kaget adalah, isi dari surat yang disimpan dalam kardus itu.

Naeun kini bersamaku. Mungkin aku akan bermain-main sebentar dengannya. Bukankah itu menyenangkan? Apa kau juga ingin ikut main bersama kami juga? Kau ingin pisau atau gergaji?

Love,

Neo yeochin.

Perasaan Leeteuk menjadi tidak enak. Jantungnya berdegup kencang. Inilah alasan mengapa Leeteuk memutuskan untuk menjauhi Naeun. Peneror itu selalu memberikan ancaman jika dia akan menyakiti Naeun kalau Leeteuk tidak mau menjauhinya.

Dengan panik bercampur khawatir, Leeteuk langsung menghubungi Naeun sambil berjalan ke parkiran. Ia berharap tidak akan terjadi hal buruk pada gadis itu.

***

Saeun dan Naeun berjalan keluar gedung SM sambil berbincang-bincang kecil. Sehabis Naeun dari ruangan Lee Soo Man, ia langsung menemui Naeun di ruangan dance milik Super Junior. Meski diberi tatapan tajam oleh beberapa membernya, Naeun tidak peduli dan tetap menghampiri Saeun. Keduanya kembali membahas kesalahpahaman di masa lalunya yang membuat hubungan mereka menjadi renggang. Setelah mengklarifikasikan semuanya, Naeun sempat menangis lalu ia dan Saeun pun saling bermaafan, berpelukan bahkan melakukan high five ala mereka di depan member Super Junior. Hal tersebut membuat Boyband legend dari Korea Selatan itu kebingungan, kecuali Sungmin. Hingga beberapa menit kemudian, Naeun pamit pergi karena ingin mengecek keadaan Bona. Saeun pun dengan keras kepalanya ingin mengantarkan Naeun. Tapi perempuan itu lebih keras kepala dari Saeun, ia hanya mengizinkan Saeun untuk mengantarkannya sampai parkiran karena dia membawa motor sendiri.

"Sudah, sana masuk!" titah Naeun kepada Saeun yang saat ini mendengus sebal.

"Ya sudah. Kau hati-hati di jalan!" Naeun menganggukan kepalanya. "Aku masuk dulu. Hati-hati!" Saeun membalikan badannya dan masuk ke dalam gedung.

Sementara itu, Naeun menjalankan motornya menuju apartemen Bona dengan kecepatan normal. Begitu sampai, ia langsung memarkirkan motornya dan menuju kamar Bona. Karena ia sudah tahu password kamar Bona, Naeun jadi dapat langsung masuk ke dalam. Sepi. Kakinya melangkah berjalan ke dapur, tapi Bona tidak ada disana. Kali ini ia masuk ke dalam kamar Bona dengan mata yang mengedar. Kosong, bisiknya.

"Apa perintahku sudah kau laksanakan?"

Sayup-sayup suara Bona terdengar. Kaki Naeun yang hendak melangkah keluar mendadak berhenti. Ia mendekati pintu kamar mandi dan memasang daun telinganya tepat disana.

"Bagus. Pastikan Leeteuk dan Naeun putus hubungan dalam waktu dekat. Terus teror mereka! Aku akan segera mentransfer bayaran untuk kalian."

Tepat saat itu pula, tubuh Naeun membeku. Rahangnya terkatup rapat serta matanya yang mulai menajam tapi tersirat sebuah kesedihan disana. Ia langsung keluar dari kamar Bona dan duduk di sofa ruang tamu. Apartemen Bona cukup mewah karena dia memang orang berada. Tapi Bona bekerja di toko bunganya dengan alasan butuh pekerjaan karena dia kabur dari rumahnya.

Pintu kamar terbuka dan menampilkan sosok perempuan yang sedang menggosok-gosokan rambutnya dengan handuk. Itu, Bona. Perempuan itu cukup kaget dengan kehadiran Naeun di apartemennya, tapi secepat mungkin ia merubah kembali ekspresinya. Bona duduk di sofa single, masih mengeringkan rambutnya dengan handuk. Sementara, Naeun memasang wajah seperti biasanya, agar Bona tidak curiga.

"Sudah lama?" Bona bertanya sambil menyilangkan kedua kakinya di sofa yang ia duduki.

"Tidak. Aku baru saja sampai," ucap Naeun.

Kepala Bona mengangguk, "ada apa kau datang kemari? Biasanya kau malas jika aku ajak kemari." Bona memberenggut sebal. Tapi ketika melihat wajah Naeun yang mulai serius membuatnya mematung. "Apa? Kenapa kau serius sekali?"

Naeun menatap tajam Bona. Kesabarannya telah habis dengan rasa penasaran yang mendominasi. Ia butuh kepastian untuk masalahnya.

"Bona-ya.." Naeun memejamkan matanya sejenak sambil menghirup udara sebanyak-banyaknya sebelum membukanya lagi dan menatap Bona.

"Apa benar jika dirimu adalah orang yang selama ini menerorku dan juga Leeteuk?"

***

Sorry, late update.
Udah lambat, sedikit lagi isinya😂
Maapkeun aku.
Aku baru masuk smk😆 Pulangnya sore menjelang malem terus. SMK itu tak seindah SMA, real SMA tak seindah dengan SMA yang ada di novel-novel. SMK itu kayak kuliah. Pelajarannya lebih berat dari SMA. Pokoknya mah susah untuk nyari waktu luang.

Maklumin ya.

Aku pamit dulu. Sampe jumpa nanti🙆

My Choice (Leeteuk Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang