Empat

221 68 28
                                    

Farhan dan Aldi kembali ke Jakarta. Beberapa hari bertugas di Palembang memberi kesan tersendiri bagi keduanya. Farhan merasa bahagia karena banyak menghabiskan waktu bersama Fita, sementara Aldi merasa ada sedikit kelegaan sahabatnya, Farhan, dapat bertemu kembali dengan Fita, meski mereka sama-sama belum menyadari kenangan yang keduanya miliki beberapa tahun yang lalu.

"Udah lama banget, rasannya gue ninggalin nih, kamar," gumam Farhan, begitu menginjakkan kamarnya di apartemen

Farhan langsung merebahkan tubuhnya di tempat tidur, seraya mengingat kembali saat-saat bersama Fita di Palembang. Entah mengapa, ia senang sekali mengingat kebersamaannya dengan gadis itu.

Tiba-tiba ia merasakan nyeri menyerang kepalanya, hingga ia harus memegang kepalanya dengan mengerang menahan rasa nyeri itu. Kemudian dilanjutkan dengan munculnya potongan-potongan gambar bersama seorang gadis. Gambar tersebut masih berputar di kepalanya seperti sebuah film. Bukan sekali ini saja ia merasakan sakit seperti ini, namun untuk kali ini sedikit berbeda. Potongan gambar tersebut menunjukan sebuah lokasi yang sangat ia kenal. Lokasi Jembatan Ampera, tempat ia dan Fita menghabiskan waktu di Palembang beberapa hari lalu.

Farhan masih memegangi kepalanya dengan berusaha mengendalikan sakit itu bersamaan dengan usahanya untuk mengingat siapa sosok gadis yang ada di potongan gambar tersebut. Terlintas wajah yang menggetarkan hatinya, namun kemudian perlahan menghilang seiring ia berusaha untuk lebih mengingatnya, seakan tidak ingin dikenal. Hingga akhirnya Farhan menyerah dan mencoba untuk memejamkan mata. Tak lama kemudian ia pun terlelap tidur, kelelahan.

Liburan semester telah tiba. Kurang lebih selama satu bulan, mahasiswa diliburkan dari berbagai macam aktivitas di kampus dan Fita akan mengajak Farhan pada liburan kali ini berkunjung ke Palembang dan Farhan menerima ajakan Fita tersebut. Farhan sudah mengajak serta tiga kawan mereka; Aldi, Zen dan Dinda, tapi ketiganya lebih memilih untuk menghabiskan liburan kali ini di rumah bersama keluarga mereka.

Di Palembang Farhan dan Fita melewatkan hari  dengan penuh canda, tawa dan ceria. Keduanya mengunjungi berbagai tempat wisata yang wajib dikunjungi jika bertandang ke Kota Palembang, seperti Jembatan Ampera, Benteng Kuto Besak, dan Sungai Musi, Juga tak ketinggalan mencoba berbagai macam makanan khas Palembang, diantaranya: pempek, model, dan juga tekwan.

Liburan selama beberapa hari di Palembang terlewatkan begitu cepat, hingga tidak terasa keduanya harus kembali ke Jakarta.

"Han, makasih ya sudah mau berlibur denganku ke Palembang," ucap Fita ketika mereka berada di depan pintu apartemenya

"Aku kali yang harus bilang terima kasih, Fit, karena telah diizinkan pergi bersama kamu ke sebuah kota yang menurutku sangat indah," Farhan menyahut hangat. Kenangan indah bersama Fita di Palembang, tidak akan pernah ia lupakan.

Cahaya matahari menembus sela-sela jendela kamar Farhan hingga menyilaukan matanya. Ia memaksakan diri untuk bangun. Kepalanya terasa berat dan sedikit menyisakan nyeri di sana, mungkin akibat kejadian semalam. Siapa gadis itu. Farhan mencoba mengingatnya kembali, tapi gagal, kepalanya masih terasa berat dan nyeri. Ditariknya napas dalam-dalam untuk mengendalikan rasa nyerinya. Tiba-tiba ponselnya di atas meja, berbunyi. Dengan segera ia mengambilnya dan mengangkatnya.

"Halo, Sob, lagi ngapain, lo?" tanya Aldi di seberang sana

"Nggak lagi ngapa-ngapain, Sob, memangnya kenapa?"

"Gue tahu, lo pasti lagi mikirin Fita, kan?" tebak Aldi

Farhan terdiam sejenak, Bener, sih. Tapi untuk apa Aldi harus tahu?

"Nggak usah sok tahu, lo, Sob," kilah Farhan langsung

"Udah deh, Sob, nggak usah bohong. Berapa lama, sih, kita sahabatan? So, gue tuh, tahu banget kalau lo gimana gitu kalau lagi mikirin seseorang," sahut Aldi yakin.

Fita untuk FarhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang