Tujuh

89 45 18
                                    

Farhan mencoba untuk menyelesaikan pekerjaanya hari ini lebih cepat, karena ada yang harus ia lakukan hari ini. Ia harus sempat bertemu dengan Fita sebelum gadis itu pulang ke Palembang.

Dan di sinilah, Farhan sudah berada di Bandara Soekarno Hatta, mencari sosok yang ia cintai itu. Berharap-harap cemas ia tidak dapat bertemu dengannya lagi. Ia ingin memeluk gadis itu sebelum pergi meninggalkan Jakarta.

Setelah beberapa menit ia mencari sosok itu, akhirnya ia berhasil menemukan Fita.

"Fita-ya!!!" Farhan berseru memanggil cukup keras. Ia sengaja menambahkan 'Ya' sebagai bentuk panggilan dalam bahasa Korea. Farhan tahu, Fita sangat menyukai semua hal yang berbau Negeri Ginseng itu. Berhasil, Fita menoleh dengan panggilannya.

Tapi entah kenapa Fita merasa tidak asing dengan suara dan panggilan itu? Ia seperti pernah mendengar semua ini sebelumnya. Hingga kemudian rasa sakit itu kembali datang. Fita memejamkan matanya menahan rasa sakit, dan munculah potongan-potongan gambar dari masa lalu.

"Han, kalau boleh tau kenapa kamu memanggilku Fita-ya?" 

"Memangnya kenapa kalau aku memanggilmu Fita-ya? Bukankah itu sebuah bentuk sapaan untuk orang yang sudah akrab di Korea sana?" Farhan berbalik tanya

Ya, semenjak Farhan mengenal Fita, ia selalu saja mencoba untuk menyukai juga apa yang disukai gadis itu, salah satunya Korea Selatan. Jadi selain mulai menyukai drama-dramanya, juga lagu Koreanya, ia juga mulai mempelajari bahasa Korea.

"Memangnya kita sudah akrab, Han?" canda Fita bertanya

Farhan pun kebingungan harus menjawab apa, sementara Fita harus tersenyum melihat wajah Farhan yang cukup menggemaskan saat kebingungan seperti itu

"Aku cuma bercanda kok, Han. Yang kamu bilang tadi benar kok, itu memang sebuah sapaan yang digunakan oleh orang Korea jika mereka sudah akrab. Oh ya, ngomong-ngomong kok kamu tahu"

"Ya, iyalah aku tau. Fit, karena sejak kenal kamu, aku selalu berusaha mengenal dan belajar bahasa Korea, juga kapan penggunaannya. Sekarang kamu bisa lihat, aku sudah cukup banyak tau bahasa negara yang kamu sukai itu," sahut Farhan membanggakan diri 

"Fit, kamu kenapa?" tanya Farhan khawatir sekali dengan Fita ketika dirinya telah berada di dekat Fita.

Fita pun mencoba membuka mata, dan setelah membuka mata ia sedikit terkejut dengan potongan yang tiba-tiba muncul. Lebih terkejut lagi saat menyadari ia merasa melihat Farhan dalam gambar tersebut, meski sedikit samar. Tapi Fita yakin sekali jika itu adalah Farhan.

Han, kenapa kamu ada di dalam potongan gambar itu? Apa kita pernah saling mengenal sebelumnya? Fita sama sekali tidak mengerti, dan masih memegangi kepalanya yang masih terasa sakit

"Fit, kamu kenapa?" tanya Farhan lagi,

Tepat kemudian Kevin datang yang baru kembali dari toilet

"Fit, kamu kenapa?" tanya Kevin langsung cemas, melihat Fita memegangi kepalanya setelah itu. Ia langsung beralih pada Farhan dan langsung saja menarik kerah Farhan dan melancarkan bogemnya ke arah Farhan karena mengira Farhan penyebabnya.

Tapi sebelum sebuah pukulan mendarat di wajah Farhan, sebuah suara menghentikan laju tangannya menuju wajah Farhan.

"Kevin!" seru Fita marah

Kevin terkaget dan menoleh ke arah Fita di ikuti oleh Farhan.

"Apa yang kamu lakukan, Vin?"

"Aku mau memukul wajah orang yang telah membuat kamu jadi begini, Fit," jawab Kevin

"Apa kamu bilang?" Fita mendekati Kevin

Fita untuk FarhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang