Sebelas

90 38 14
                                    

Beberapa menit sebelumnya

"Vin, memangnya kita mau ke taman yang ada di mana, sih?" tanya Fita pada Kevin saat menyadari mobil Kevin justru menuju ke arah flat Farhan

"Kita mau ke sebuah taman yang berada tidak begitu jauh dari jarak flat-nya Farhan." jawab Kevin

Fita pun sedikit kaget mendengarnya, karena ia merasa tidak ada taman di dekat flat itu. Apakah dirinya yang tidak begitu memperhatikannya? Entahlah.

"Memangnya ada taman ya, di dekat flat nya Farhan?" tanya Fita

"Ya ada, lah. Memangnya kamu tidak tahu, Fit?" tanya Kevin

"Aku beneran nggak tahu, Vin."

"Kalau begitu kamu harus melihatnya, karena aku yakin kamu pasti suka, tamannya indah sekali," sahut Kevin sambil menoleh selintas ke arah Fita lalu tersenyum dan Fita membalas tersenyum.

Setelah kurang lebih setengah jam perjalanan, mereka berdua sampai di taman yang dimaksud Kevin.

Kevin langsung saja mengajak Fita turun dan masuk ke dalam taman. Fita harus terkatup takjub melihat taman ini. Betul kata Kevin, taman ini indah sekali. Ia menyesal kenapa tak bisa menemukan taman ini saat ia pergi ke flat Farhan, beberapa hari yang lalu.

"Iya, Vin, taman ini indah sekali," ucap Fita penuh kekaguman. Kevin pun tersenyum mendengarnya.

Lalu suasana hening tercipta di antara mereka karena Fita sedang menikmati indahnya taman, meski dengan udara malam yang cukup dingin.

Di tengah Fita menikmati taman ini, mata Kevin berkeliling mencari seseorang. Seharusnya mereka ada di sini.

Ia langsung  bernapas lega, begitu meihat dua orang yang ia cari, ada di sana. Sesuai dengan rencana.

"Fit, bukankah itu Farhan, ya?" Kevin mengalihkan perhatian Fita.

Fita langsung menoleh ke arah yang dimaksud Kevin.

"Apa iya, itu Farhan, Vin?" Fita memperjelas penglihatannya. Suasana malam, agak minim pencahayaan, sulit untuk mengenali orang dari jarak jauh begini.

"Iya, Fit, sepertinya itu memang Farhan. Atau untuk lebih memastikannya, kita medekat ke sana?" usul Kevin

"Baiklah," jawab Fita, lalu bersama Kevin mendekati sosok yang dimaksud.

Betapa terkejutnya Fita, karena itu memang Farhan. Tapi bukan itu yang membuatnya kaget, melainkan seseorang yang sedang bersamanya itu, lalu kemudian mereka berpelukan dengan erat sekali. Farhan memeluk Shiren?

Setelah beberapa saat memeluk Shiren, perlahan Farhan melepaskan pelukannya dan menatap Shiren.

"Ren, aku harap suatu saat nanti kamu bisa mendapatkan lelaki yang benar-benar mencintaimu dengan tulus, dan kamu tidak perlu khawatir karena aku yakin pasti akan ada seorang pria yang seperti itu untuk seorang wanita yang cantik dan sebaik kamu," ucap Farhan dengan tersenyum.

Shiren pun membalas tersenyum, dan beberapa detik kemudian, ia mencuri ciuman di pipi Farhan.

Farhan tercekat kaget dengan apa yang dilakukan Shiren.

Fita berdiri terpaku menyaksikan itu semua. Tidak hanya Farhan berpelukan dengan Shiren, tapi juga Shiren mencium Farhan! Benar-benar tiga kejutan yang membuatnya syok! Pertama menemukan Farhan dan Shiren berdua di taman ini setelah Farhan menolak ajakannya keluar dengan alasan banyak pekerjaan, lalu kedua Farhan berpelukan dengan Shiren, dan yang ketiga Shiren mencium pipi Farhan. Sebuah luka langsung menganga lebar di hati Fita. Air matanya menggenang, lalu mengalir bebas di pipinya.

Fita untuk FarhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang