Hari ini Farhan memulai aktivitasnya dengan wajah ceria. Bagaimana tidak, keinginanya untuk bertemu dengan Fita Lestari, sosok perempuan yang sangat ia rindukan selama ini, telah terwujud. Bahkan wanita itu sendiri yang memberi kabar jika ingin sekali bertemu dengan dirinya.
"Woyy, kenapa lo, senyam-senyum sendiri? Ntar, kesambet, lagi!" Aldi menyapa sahabat karibnya di kantor.
"Lo, pasti belum tahu, kan" Farhan menggoda dengan senyum kulum
"Belum tahu apa, nih, Sob?" Aldi mengerutkan keningnya.
"Ntar aja ya, Sob, sekarang kita kerja dulu, ok." Farhan menyeringai senang.
"Yak elah, Sob, ngomong sekarang aja, kenapa sih? Masih ada waktu lima menit, lagi kok," desak Aldi sambil melirik jam tanganya
"Ntar aja, deh," sahut Farhan sambil masuk ke ruang kerjanya yang diikuti Aldi dari belakang.
"Wahhh, gini ya, sama sahabat sendiri udah pakai rahasia-rahasiaan, bagus banget dah!" sungut Aldi merajuk.
Farhan pun menatap Aldi sesaat kemudian langsung saja mengalihkannya ke komputer di meja kerjanya.
"Sob, maksud perkataan lo tadi, apa sih? Jangan bikin gue penasaran deh, ntar gue nggak bisa konsentrasi kerja, nih?" Aldi terus mendesak.
Farhan pun kembali menatap wajah sahabatnya itu, sekarang ia malah menyesal kenapa ia tadi langsung mengatakan sesuatu yang membuat sahabatnya jadi sangat penasaran.
Kalau tahu gini, lebih baik ntar aja, gue bilangnya
"Hmm..., baiklah akan gue kasih tahu biar lo bisa konsentrasi kerja," sahut Farhan menyerah dengan sedikit kesal, tidak kuat melihat wajah memelas dari sahabatnya ini.
"Nah gitu, dong. Dari tadi kek, ini mah, kelamaan" Aldi masih bersungut.
"Ye ... lo bawel amat, sih, udah untung gue mau ngasih tau, nih, atau gue tarik lagi deh ucapan gue barusan."
"Eitss jangan dong, Sob! iya deh, gue janji nggak akan bawel lagi. So, apa nih, maksud perkataan lo tadi?"
"Hmm ... Fita sekarang sedang berada di Jakarta," ungkap Farhan
Mendengar ucapan Farhan, Aldi langsung menyentuh kening sahabatnya itu.
Sesaat Farhan tertegun dengan reaksi Aldi, tapi segera tersadar.
"Lo ngapain, sih?" Farhan menepis tangan Aldi
"Kenapa lo, Sob? Lagi ngigau?" Aldi kembali menyentuh kening Farhan
"Enak saja, ngigau," sungut Farhan kembali menepis tangan Aldi dari keningnya
"Yaa, sampai segitunya lo pengen ketemu sama Fita. Ya udah gini deh, ntar weekend kita terbang ke Palembang, gimana?" usul Aldi
"Ngapain mau terbang ke Palembang kalau udah bertemu dengannya di sini?"
Aldi tertegun sesaat, mencoba mencerna kebenaran ucapan Farhan. "Lo serius, nih, sekarang Fita lagi ada di Jakarta?"
"Ya iyalah, memangnya gue lagi sedang bercanda, apa? Malah gue kemarin ngajakin dia jalan. Udah sana, kembali ke meja kerja lo," seru Farhan
"Kenapa lo nggak bilang-bilang sih, kalau Fita ada di Jakarta?" sekarang giliran Aldi yang bersungut kesal.
"Gue pengen ngasih tahu lo, tapi kan lo kemaren nggak lagi di kantor. Lo kan, lagi pergi sama Shiren ketemu klien."
"Bener juga, lo. Tapi kan, seenggaknya lo telpon atau sms, kek, kalau Fita sedang di Jakarta."
KAMU SEDANG MEMBACA
Fita untuk Farhan
General FictionSebuah kisah tentang dua insan manusia yang saling mencintai tapi mengalami ujian yang berat ketika keduanya sama-sama terkena Amnesia Anterograde, setelah sebuah tragedi hebat menimpa keduanya...