Delapan

80 46 11
                                    

Tiga minggu berlalu sejak perpisahan Farhan dan Fita di Bandara Soekarno Hatta, sejak itulah mereka belum bertemu lagi, karena keduanya disibukan dengan pekerjaan masing-masing. Tapi bukan berarti komunikasi mereka terputus begitu saja. Baik Farhan maupun Fita, masih tetap menjaga komunikasi dengan baik, walaupun sangat sulit dilakukan, karena hasrat ingin bertemu secara langsung lebih kuat dibandingkan hanya dengan berkomunikasi melalui telepon atau internet. Tidak mudah menjaga hubungan jarak jauh, tapi hingga detik ini mereka membuktikan jika keduanya masih tetap bisa menjaga hubungan ini dengan baik.

Hingga kabar baik pun datang yang akan membuat mereka bertemu kembali.

"Yang bener, Han, kamu akan pindah tugas ke Palembang?" tanya Fita saat Farhan memberitahukannya melalui hubungan telepon.

"Iya, Fit, aku akan pindah tugas ke kantor cabang Palembang, untuk sekitar kurang lebih satu tahun," jawab Farhan

Perusahaan Prima Jaya memang memiliki cabang di Palembang. Perusahaan besar Indonesia di bidang seluler dan periklanan ini telah memiliki cukup banyak cabang, di hampir seluruh wilayah Indonesia.

"Hmm ... kalau begitu, berarti kita akan lebih sering bertemu, Han?" Fita tak dapat menyembunyikan rasa senangnya, mendengar kabar bagus ini.

"Yup, kita akan lebih sering bertemu, dan jujur saja, aku sangat merindukanmu, Fit."

"Aku juga, Han, sangat merindukanmu. Oh ya, Han, kalau aku boleh tahu, apa kamu pindah tugasnya sendirian?"

"Aku tidak sendirian, Fit, tapi aku pindah tugasnya bersama Aldi dan juga Shiren."

"Aldi juga ikut pindah tugas ke Palembang?" tanya Fita cukup antusias

"Iya, Fit, Aldi juga akan ikut dipindahkan ke sana."

"Baguslah, kalau begitu, Han, aku senang mendengarnya, karena aku juga sudah cukup lama tidak bertemu dengan Aldi."

"Hmm..., Fit ada yang ingin aku tanyakan."

"Ya, Han, tanya saja."

"Selama kurang lebih tiga minggu kita tidak bertemu, kamu tidak selingkuh, kan?" Farhan mencoba untuk mencandai kekasihnya itu. Namun sebenarnya bukan tanpa alasan Farhan menanyakannya, tapi ia mengkhawatirkan keberadaan Kevin di sana. Lelaki itu mencintai Fita, Farhan takut Fita akan goyah dan berpaling pada Kevin, yang pastinya akan selalu berusaha untuk mendapatkan hati Fita.

Fita tersenyum mendengarnya. "Kamu tidak perlu khawatir, Han, hati aku tidak akan goyah, itu semua karena di hati aku telah terukir sosok pria bernama Farhan."

Farhan tersenyum mendengar jawaban kekasihnya itu. "Tentu saja kamu tidak akan goyah, Fit, karena kamu tidak akan mampu berpaling dari pesonaku."

Fita pun mencibir ucapan Farhan di seberang sana, lalu entah kenapa ada juga keinginan untuk membalas mencandai kekasihnya itu.

"Tapi belum tentu loh, Han, karena di sini banyak sekali pria yeng mencoba merebut perhatianku, jadi aku tidak bisa menjamin, sampai kapan rasa ini akan bertahan, kalau kamu tidak berada di dekatku," canda Fita meyakinkan

Farhan yang mendengar itu langsung kembali teringat ada Kevin. Apakah Kevin pria yang kamu maksud itu, Fit? 

"Fit aku ingin kamu berjanji padaku," ucap Farhan dengan suara yang cukup serius, membuat Fita sedikit kaget dengan perubahan nada suaranya.

"Janji apa, Han?"

"Berjanjilah padaku jangan pernah goyah, dan seperti yang kamu bilang, jagalah hatimu hanya untuk satu buah nama yaitu namaku, seorang pria yang sangat kamu cintai," ucap Farhan dengan nada suara yang masih tetap serius, tapi terdengar lembut di telinganya Fita sehingga memberi kenyamanan di hati Fita

Fita untuk FarhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang