Memperjuangkanmu

14.9K 396 18
                                    

Pandangan Arga begitu sendu menatap wajah Laras yang pucat, kecemasannya kian menjadi melihat istrinya hanya diam tanpa merespon ucapannya, entah apa yang terjadi dengan Laras. Ribuan tanya pun menyeruak di benak Arga melihat kondisi istrinya yang sangat memprihatinkan, yang membuat hatinya seperti teriris sembilu saat wanita yang ia cintai itu harus mengalami kejadian yang tak pernah ia duga sebelumnya yaitu kehilangan penglihatannya, tentu ini menjadi pukulan yang sangat berat bagi Arga pasca menghilangnya Laras selama 7 bulan di kehidupannya.

"Sayang, aku mohon buka mata kamu. Ini aku sayang, buka mata kamu. Aku mohon Ras" pinta Arga seraya memeluk erat istrinya itu. Air matanya perlahan mengalir melihat kondisi Laras yang sangat menyedihkan. Tatapan Arga pun teralih pada makam yang di kunjungi istrinya, apa benar selama kepergiannya beberapa bulan ini Laras mengandung, pertanyaan yang memenuhi batin Arga.

"Apa mungkin itu anakku Tuhan? Kenapa buah hati kami harus pergi secepat ini," lirih Arga. Ia merasa tak berguna karena tak mampu melindungi anak dan juga istrinya.

"Maafin aku sayang, aku terlalu sering menyakiti kamu, maafin aku" tangis Arga merasa bersalah.

"Kak Arga sebaiknya Kak Laras dibawa ke rumah aja. Kasian Kak Laras, dia belum sepenuhnya pulih. Kata ibu seharusnya Kak Laras masih di rawat di rumah sakit"

"Rumah sakit"

"Iya, keadaan kak Laras masih sangat lemah. Satu minggu lalu Kak Laras kehilangan anaknya. dokter bilang Kak Laras mengalami pendarahan hebat"

"Laras, apa yang terjadi dengan kamu nak? Tia, Kak Laras kenapa?" Ibu panti menghampiri mereka, wanita parubaya itu pun terlihat syok melihat kondisi Laras yang jatuh pingsan dan terlihat raut kecemasan di wajah wanita itu

"Kak Laras jatuh pingsan Bu, tadi Kak Laras menangis sewaktu bertemu dengan Kakak ini. Tia gak tahu kenapa Kak Arga membuat Kak Laras menangis, katanya dia suami Kak Laras"

"Arga"

"Iya Bu, saya suami Laras. Saya sudah lama mencari istri saya" Arga memeluk erat Laras dengan kesedihan, ia terus mengutuki sikapnya selama ini karena begitu tega mengusir Laras dari kehidupannya. Permintaan maaf pun mungkin tak akan bisa menghapus semua perbuatannya kepada istrinya itu.

"Saya bersalah Bu, saya sudah menyakiti istri saya. Saya memang tidak pantas untuk dimaafkan" Arga terisak hingga membuat wanita parubaya itu terenyuh melihatnya, begitu banyak kesedihan yang di lewati Laras selama 7 bulan belakangan apalagi saat ia harus berjuang sendirian tanpa orang-orang yang ia cintaiyang membuat wanita parubaya itu sendiri tak sanggup menceritakan kepada Arga tentang kesedihan Laras saat berada jauh darinya.

"Laras sangat mencintai kamu nak Arga, itu yang Ibu tahu bahkan cinta yang dimilikinya itu membuat dia sendiri rela mengorbankan hidupnya demi kamu. Ibu mohon jangan pernah melukai Laras lagi, jangan menyakiti dia karena setiap perkataan pedas dan juga penghinaan yang keluar dari bibir kamu bisa saja membunuhnya secara perlahan"

"Iya Bu, saya janji. Saya gak akan pernah meninggalkan istri saya lagi, saya sangat mencintainya kalau pun Laras menginginkan nyawa saya akan saya berikan untuknya. Selama ini begitu banyak kesalahan yang sudah saya lakukan pada Laras"

"Sebaiknya kita bawa Laras ke dalam, Laras pasti masih syok karena bertemu dengan kamu" ucap wanita itu.

Arga pun menggendong istrinya itu menuju ke dalam panti asuhan, menatap Laras yang masih belum sadar pun membuat batin Arga cemas, kenapa ia selalu saja memberikan kesakitan pada istrinya sedangkan begitu banyak pengorbanan yang sudah diberikan Laras selama ini untuknya.

"Berikan aku kesempatan untuk membahagiakan istriku Tuhan. Aku janji, aku akan memperbaiki semua kesalahan aku. Aku akan menggantikan kesedihannya selama ini dengan hidup aku, aku sangat mencintainya" benak Arga, perlahan ia membaringkan Laras di tempat tidurnya.

Coz, I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang