History

506 74 14
                                    

___o0o___

"I told you, there's no the end of our story" kata Nash sambil memegang pundakku.

"Remember, we're going to make another memory every day" ucap Cameron.

"You know what, let's sharing, I mean we're going to remember our story" ucap Nash yang langsung kami setujui.

"I still remember when Hazela asked me for help, she asked me to help her and I just like 'what happen with this new student?'" kata Nash sambil terkekeh pelan.

Aku menoyor kepala Nash pelan, "Thank you okay, I don't know what I have to do and then I saw you, so I'm just asking for a help" ucapku.

     Dulu saat rokku nyangkut, aku melihat Nash yang masih duduk di bangkunya, ia tengah merapihkan alat tulisnya. Saat ia berjalan keluar kelas, aku memanggilnya dan meminta bantuannya. Untung aja Nash bukan cowo yang pedofil heheh, walaupun sedikit sange sih.

     Setelah itu, Nash menanyakan namaku dan asal negaraku, kemudian Nash mengajakku ke kantin untuk bertemu dengan Cameron, Shawn dan Hayes. Saat aku melihat Cameron dan Shawn aku sudah mengenal mereka karena mereka sekelas denganku, namun aku tidak mengenal Hayes. Nash bilang kalo Hayes itu adiknya, dan Hayes itu adik kelas.

     Dan saat itulah pertama kalinya aku merasa suka terhadap Shawn. Saat aku melihatnya, aku berpikir Shawn adalah lelaki yang romantis dan good boy. Mungkin memang benar kalo Shawn adalah good boy, tapi kalo kalian mengira Shawn adalah lelaki yang romantis, kalian salah. Shawn sangat payah dalam hal romantis.

"I still remember when Hayes trying to make me smile when I was crying because my cat dead" ucapku sambil terkekeh pelan.

"He's so stupid" ucap Shawn yang langsung mendapat tatapan tajam dari Hayes.

     Dulu kucing kesayanganku mati, itu kucing pemberian dari Renald btw. Aku sangat sedih karena kucing itu mati, aku bahkan sampai tidak makan beberapa hari. Saat di kantin, Hayes mencoba untuk membuatku tersenyum dengan cara memainkan mie. Ia menaruh mie di kepalanya untuk menghiburku, padahal aku tidak terhibur sama sekali.

     Namun Hayes pantang menyerah, setelah itu ia berusaha menghiburku dengan cara berjoget di atas meja sambil menyanyikan lagu Best Song Ever by One Direction. Bukannya membuatku terhibur, aku hanya menatap Hayes datar dan juga merasa malu karena seluruh kantin menatap Hayes dengan bingung. Walaupun membuatku malu, aku tetap sayang dengan Hayes karena dia benar-benar seorang sahabat.

"But seriously, I'll never forget our first trip" kataku sambil terkekeh pelan.

"Haha so funny" kata Cameron sambil memutar bola matanya.

     Pertama kalinya kami berpetualang yaitu, setelah pulang sekolah kami berlima menjelajah di sekitar komplek rumahku, kami mengerjai beberapa anak kecil, bahkan ada seorang anak kecil sampai menangis karena Hayes merebut bola yang tengah dimainkannya.

     Aku juga masih ingat hari itu aku dan Nash terjatuh dari atas pohon. Walaupun aku perempuan, kelakuanku memang seperti bolang, buktinya manjat pohon aja jagonya. Setelah jatuh aku dan Nash terduduk sambil dipijitin oleh ketiga kutil dugong itu.

     Dan yang paling aku ingat yaitu, saat Cameron hendak meminta obat merah a.k.a betadin ke sebuah rumah untuk mengobati lukaku. Baru saja Cameron menekan tombol bel, seekor anjing jenis bulldog mengejarnya. Karena takut, aku, Nash dan Hayes naik ke atas pohon, sedangkan Shawn mengumpat di belakang pohon. Kami berempat menertawai Cameron yang masih dikejar-kejar oleh anjing itu. Hingga pemiliknya datang membawa anjingnya dan meminta maaf pada Cameron.

"Don't forget when Hayes drink a glass of milk, and then Nash tell a joke, and the milk comes out from his nose" ucap Shawn sambil terkekeh pelan.

"That was hurt me dude" ucap Hayes.

Hey Hey Hey • Magcon ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang