9 - Iqbal

1.9K 92 1
                                    

HEPI RIDING :3

//halo? Irene? ini gimana kok banyak banget orang di depan rumah?//

//beneran bi? sejak kapan? untung aku dah pulang//

//untung untung! kamu yang untung bibi yang bingung! mereka diusir aja apa ya?//

//iya udah usir aja bi, nanti aku tanya sama temenku//

tut

'mereka kok gigih banget sih? gimana mereka tau kalo aku kenal David? untung kemarin rute jalan ke rumah ku ubah, coba kalau nggak?' batin Irene

"arghhhh gimana ini? masa iya aku kena kasus gituan sama artis, mencemari nama baik dooong" Irene menggerutu di dalam kamarnya, tanpa diketahui bahwa ada orang yang berdiri di depan pintu kamarnya dan membukanya

"kamu kenapa sih Irene? emang kamu ada apa sama David?" tanya mama Irene seraya duduk di samping anaknya

"hah mama? kok disini ma?" Irene meletakkan hpnya

"iya mama udah dari tadi disini, lagian untung juga kemarin kamu nginep di rumah bibi"

"iyaa, kalo aku ketemu paparazi gimana dong ma?" tanya Irene gelisah

"yauda gapapa, jadi artis" jawab mamanya tersenyum tanpa dosa

"maaam aku gak mikir jadi artisnya, aku mikir fansnya David!"

"udah telepon David belum?"

"belum" ucap Irene pasrah

"dah telpon David dulu kamu tanya sama dia yang lebih paham gitu" mama Irenepun meninggalkan Irene.

beberapa saat pun Irene menghubungi David, tak seperti sebelumnya David menjawab dengan tenang dan mengatakan agar Irene tidak berkata apa apa mengenai hubungan mereka, dan David memberi tahu Irene agar tidak terkejut dengan pernyataan - pernyataan media

Irene hanya pasrah bila nantinya ia bertemu dengan paparazi, bahkan ia sudah menyiapkan jawaban untuk pertanyaan pertanyaan yang memungkinkan untuk ditanyakan

Di tempat lain....

seorang laki laki terlihat menggigit jari, sambil menatap hpnya di ruangannya yang kosong. saat ia melempar hp nya ke kasur, terlihat gambar Irene dengan David di cafe yang sewaktu itu didatangi oleh Irene dan David.

.

.

.

"mah aku ke rumah bibi yak"

"lo katanya disana banyak paparazi gimana sih?" tanya mamanya

"ini bibi suruh aku ke sana buat ngajarin Adit, si Adit kan bentar lagi UN" mamanya terlihat memiringkan sambil melipat alisnya

"kamu sama Adit kan udah kayak papa sama kecoak, musuhan, kok mau ngajarin"

"bosen banget mahh di rumah, dah baii"

Irene mencium tangan mamanya, dan segera pergi meninggalkan ibunya. Digenggamnya tali dari tas putih kecil miliknya, sambil berfikir tentang jawaban yang akan ia berikan untuk pertanyaan paparazi.

dan, kali ini Irene memikirkan tentang David yang sedikit sibuk dengan jadwalnya di indonesia. Entah kenapa ada yang mengganjal di hatinya.

saat ini Irene sudah dekat dengan rumah bibinya, ia pun berhenti sebentar untuk mengintip ke arah sekitar rumah bibinya itu, memeriksa apakah paparazi gila masih ada di rumah bibinya. Setelah menarik matanya ke kiri dan kanan Irene pun tidak menemukan tanda tanda paparazi, ia pun segera berjalan menuju rumah bibinya secara cepat.

seperti biasa tanpa mengetuk pintu ataupun salam, Irene langsung membuka pintu dan mendapati Adit, sepupunya berdiri sambil membawa koper.

"lohhh dit! mau kemana kamu? kok bawa koper, dit senerves nerves nya kamu sama UN jangan pergi dit! hidupmu masih panjang"

"apa seh, wong aku mau naruh ini ke gudang kok" jawab Adit jutek

"oh yaudah" ucap Irene sambil mengeluarkan sebuah buku dan satu tepak lengkap dengan pensil bolpennya. Irenepun duduk di bawah, dan merapikan barang barangnya itu ke meja, dan menunggu Adit dari gudang

setibanya Adit bukannya duduk bersama Irene Adit malah membuka pintu depan dan terlihat akan pergi

"loh dit? katanya gak mau pergi?" tanya Irene

"aku mau ke rumah temenku, udalah mbak pean tidur aja sana" *pean=kamu

"ikut" jawab Irene sambil merapikan barang yang sudah ia siapkan tadi.

"gak"

"ikut"

"apa seh? aku ini mau main ps lohh sama temenkuu gausa ikut"

"tadinya sih aku mau gaikut, terus ternyata main ps, ya aku ikut lah"

"hahhh sakarep" *terserah

Irene pun pergi dengan Adit dan meninggalkan tasnya di sofa ruang depan, sepanjang jalan Irene mengajak Adit untuk mengobrol tapi, Adit terlihat sedang kesal, sampai akhirnya Irene pun di hiraukan.

entah mengapa Irene tidak merasa malu bermain dengan sepupunya, ia malah senang, bahkan ikut mengetuk pintu rumah temannya

kleek...

dan terkejutlah Irene ketika ia tau, bahwa rumah tersebut merupakan rumah milik Iqbal. Iqbal pun terlihat bingung dan ling lung, sampai akhirnya mempersilahkan Irene dan Adit untuk masuk

TO BE CONTINUED

haiii, gais buat kalian yang udah baca eps 1 sampe eps ini coba cek udah vote dari awal belum, kalo belum yuk di vote :) kritik kalian juga akan selalu diterima disini :) bukannya apa sih, tapi vote kalian merupakan bentuk semangat author untuk menulis :))

*panjangsekalehh


ObsessiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang