HEPI RIDING GAESS :3
Kenapa bisa dengan mudah ia datang ke rumah Irene lalu pergi begitu saja saat bahkan Irene belum selesai bercerita, padahal dia sendiri yang memulai pertemuan dengan Irene.
Irene berjalan lusuh ke arah kamarnya, dan terduduk di kasurnya menghadap ke arah jendela. Entah kenapa Irene memasang muka sedih sekaligus bingung.
"aku kenapa ya? sakit banget pas ditinggal David pergi gitu aja" gumamnya seraya mengelus dadanya dengan tangan kanannya.
/halo?/
//halo kakak kami pizzawut siap melayani pesan antar//
/saya pesan american favorit 1, cheese pizza 1 sama meat lover 1, semuanya size big ya mbak/
//1 american favorit, 1 chesse pizza dan 1 meat lover ya kak, ada yang mau ditambah lagi?//
/nggak, alamat saya di bla bla bla.../
segera ia lempar ponselnya ke arah belakang kasurnya, Irene begitu terlihat gelisah. Dan lagi liburan 1 minggu cukup untuk membuatnya bosan tinggal di rumah seharian penuh.
sepanjang waktu Irene hanya melamun menatap ke arah yang sama dan posisi yang sama seperti 10 menit yang lalu.
"David kok sifatnya rada berubah ya? apa dia mulai sibuk kerja di media? atau dia udah ketemu artis lain yang lebih perfect? atau dia ternyata ke sini cuma buat main - main sama aku ya?"
Plak...
Irene menampar pipinya, ia mengingat bahwa bayangan yang ia buat sudah melewati batas untuk dijadikan kemungkinan. Merasa begitu gelisah, Irene mengacak acak rambutnya dan berbalik ke arah belakang kasurnya. Ia mengambil ponsel dan...
//kami dari Mc.Dolah mau pesan apa?//
/french fries 2 sama big mac satu alamat saya di bla bla bla/
//2 friench fries dan 1 big mac ya kak, pesanan akan diantar dalam waktu 5 menit, terimakasih telah memesan//
kini Irene membanting punggungnya ke arah kasur dan merentangkan tangannya. Aku harus apa kalu di rumah begini....aku...aku harus...
mengambil saus sambal di dapur
"oke sudah cukup malas malasnya, sekarang mari kita ambil saus dan memakannya dengan french fries dan pizza yang sudah kupesan" ucapnya sambil mengepalkan tangan semangat.
langkah Irene mulai energik menuju dapur, seakan ia adalah anak kecil yang merengek meminta barang namun tidak dibelikan hingga akhirnya dibelikan.
Ia memborong 2 saus ke arah ruang keluarga yang letaknya dekat dengan dapur. Di lihatnya acara - acara tv, namun ia merasa 'sepi' tanpa menyeruput hal kesukaannya, yaitu... kopi.
Irene kembali pergi ke dapur dan memasukkan 3 sendok kopi hitam ke dalam cangkir kecilnya, ditambah dengan 1 setengah sendok makan gula. saat ia mengaduk kopi itu, tiba tiba raut mukanya berubah menjadi gelisah lagi.
Ibarat anak yang telah dibelikan mainan lalu mainannya rusak bahkan sebelum ia memainkannya.
David, Irene mengingat orang itu, saat ia ingat bahwa David tidak meminum kopi. Irene menjauhkan kopi itu dari dirinya, namun ketika akan berbalik ia berpikir 'kenapa aku juga tidak suka kopi kalau dia juga tidak suka?' toh tadi ia hanya meninggalkan Irene secara cuma cuma.
Di ambil kembali kopi itu dan dibawanya ke ruang keluarga. Irene menyeruput kopi dengan sangat cepat, tak peduli dengan panasnya air yang dimasukkan ke mulut.
Ting..Tong...
"Layanan pesan antar Mcdolah..." senyum mengembang ketika Irene mendengar suara dari laki - laki yang mengantar pesanan makanannya itu. Irene pun membayar dan mengambil pesanannya.
"hmm pesen pizzawut dulu, yang dateng mcdolah dulu" gumamnya seraya mencium aroma harum 2 kantong sedang kentang goreng yang ia pegang.
belum sampai 10 menit 1 bungkus kentang goreng sudah dilahapnya. Memakan kentang goreng dengan 1 gelas besar berisi soda itu merupakan surga bagi Irene. Ketika Irene akan menuangkan 1 bungkus kentang yang lain bel berbunyi.
Seperti sebelumnya Irene hanya membayar dan mengambil pesanannya.
sampai akhirnya tersisa 1 bungkus pizza dan sedikit kentang goreng, pada akhirnya Irene hanya membaringkan kepalanya ke sofa dan menghadap langit - langit rumahnya. Pikirannya sangat kacau. Terlebih lagi ibunya sedang pergi.
"Taylor David, artis dengan level internasional, dikabarkan datang ke Indonesia hanya untuk seorang gadis yang diketahui bernama Irene, berikut cuplikan bersama Irene... (muncul saat dimana Irene diwawancara)" mulut Irene menganga melihat dirinya benar benar masuk tv, ia khawatir akan sekolahnya yang akan dimulai 2 hari lagi.
tak selesai di cuplikan Irene, terdapat pula cuplikan David yang sedang dikerumuni oleh para wartawan namun David hanya mengabaikan kamera. Irene menatap nanar ke arah layar tv.
matanya terbelalak saat melihat seorang perempuan menggandeng David dan berkata "Perempuan itu bukan siapa siapanya, David ke Indonesia untuk menyelesaikan urusan dengan saya" dan seorang wartawan bertanya siapakah perempuan yang menggandeng Taylor David tersebut.
"saya...kekasihnya" jawabnya seraya meninggalkan kerumunan wartawan dan berlari ke arah mobil hitam, mobil yang pertama kali Irene berjumpa dengan David.
Flash yang berasal dari kamera mulai keluar beruntutan tanpa henti.
Irene terdiam tanpa melakukan satupun aktvitas, jantungnya seakan berhenti, padahal ia tau tidak seharusnya ia merasa seperti ini. "aku ini kenapa? memangnya aku siapa? ph,hahahaha" ucap Irene keras dengan tawa di akhir kalimatnya.
Irene tetap di posisi semula meski terlihat sangat senang sebenarnya muncul kata kenapa di hatinya
kenapa?kenapa?kenapa?kenapa?kenapa?kenapa?
.
.
Irenepun tertidur di sofa tempat terakhir ia makan dan melihat tv. Ia menoleh ke arah atas dan melihat jam sudah menunjukkan pukul 08.00
"aku...ketiduran?" gumamnya. Irene terlihat bingung saat pertama bangun hingga ia mengingat berita 1 hari yang lalu, rautnya berubah menjadi malas, pucat dan gelisah.
sekali lagi...Irene benar benar kacau, ia terus mengacak acak rambutnya yang dari awal memang sudah acak acakan. Namun ia berhenti dan berfikir, kenapa dirinya tidak pergi ke rumah Adit dan main saja?
TO BE CONTINUED
wazzzap!dan...akhirnya eps 10 dapat 5 vote, padahal yang baca banyak :')
but gpp, yang penting kalian yang sudah vote keep voting oke ;D
goals : 5
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsessive
RomanceAntara obsesi dan cinta. Apakah keduanya berbeda? Tentu, bagi Irene Swan seorang murid sma kelas XI Sedangkan bagi Taylor David keduanya sama sekali tak memiliki perbedaan. Lagipula dirinya tak pernah merasa bahwa dirinya hanya terobsesi oleh Irene...