24 - Decision

2.3K 64 9
                                    

Hepi riding :3

Irene terperangah...

Anan bergegas mendatangi seorang laki laki yang jatuh dengan gelasnya yang berisi es krim. Sedangkan Irene tetap terduduk kaku di tempat awal. Anan menjulurkan tangan, berniat untuk membantu laki-laki itu, namun hanya hembusan angin yang didapat. Laki laki itu diam dan menengadahkan kepalanya tepat ke arah Irene. Segera Anan terkejut mengetahui bahwa laki-laki yang mau ditolongnya adalah seorang artis bernama Taylor David...

"Irene..."

Anan menyadari bahwa sedari tadi David terus menatap ke arah Irene, sehingga muncul pemikiran bahwa temannya Irene kenal dengan seorang artis luar negeri. "Irene? kamu...kenal dengan Taylor David? itu hebat banget" David kemudian bangkit dari posisinya.

Dirinya mengabaikan Anan dan berjalan lurus menuju Irene. Melihat David  yang semakin mendekat membuat kepala Irene mendongak untuk melihat pria dengan tinggi lebih dari 185 cm itu. "D-david...Hai..."

Anan terlihat sedikit kesal karna dirinya diabaikan begitu saja, namun tetap pemandangan aneh ini sangat jarang untuk dilihat. Irene dan David bertatapan dengan tatapan tanpa arti. Benar benar seperti seorang ayah dan anak yang sudah dipisahkan selama ratusan tahun mungkin. Kemudian pelayan datang untuk membersihkan sisa pecahan gelas.  Namun rupanya pelayan tersebut menyadari sesuatu.

"wah, David kenapa kamu bisa pecahkan gelasnya?" semua masih mebisu "oh! dan untuk pegunjung yang beruntung biar kuberitahu bahwa sebenarnya Taylor David di sini bukanlah benar benar seorang pelayan, dia selalu bermain musik di area kafe kami untuk promosi, namun terkadang ia juga memberi kejutan untuk para pelanggan beruntung yang datang" lanjut sipelayan.

Namun masih belum juga ada respon, semua tetap membisu.

Hup..

Pelukan besar diperoleh Irene, David benar - benar melepas semua rindunya dalam dekapan itu. Irene menangis terisak. 

"i... miss you..."

"miss you...too..." balas David.

Namun dibalik pertemuan yang mengharukan tersebut sebenarnya ada satu hati yang patah hanya dengan melihatnya. 

"I...Irene... kamu kenal pria ini?" tanya Anan.

Irene yang masih jatuh di pelukan David pun segera berbalik dan menyadari bahwa sebenarnya masih ada 2 orang yang melihatnya dan David. Seorang pelayan dan... Anan.

***

Kini mereka duduk dalam satu meja di rumah Anan. 

"dia... bukan hanya kenalan Anan... meskipun kita belum mengukir begitu banyak kenangan tapi...aku..." kata Irene.

Tangan David datang meraih tangan Irene. Anan masih terperangah. Matanya melebar, terus menerus. Semua perasaan berkecamuk dalam dadanya.

"gak bisa Irene... kamu sudah..."

Irene tanpa melepas genggamannya dengan David berkata "aku...dia... adalah tempat pertama berlabuhnya hatiku Anan... aku..."

"beberapa bulan yang lalu kamu menolakku, kamu bilang 'jalani saja dulu' tapi ternyata, itu karena kamu masih berharap akan orang yang sebenarnya menghilang dari hidupmu. Dan sekarang dia di sini"

Irene terdiam mengingat bahwa Anan sudah menemaninya selama di Jakarta, mengisi hari-harinya dan membuatnya bangkit dari kesedihannya sewaktu masih dengan David. Tapi ia lebih mengingat masa sma nya. Ia berpikir. Saat dengan David...

'saat itu... apakah itu cinta atau obsesi?'

"Irene look, aku... benar benar minta maaf atas kejadian beberapa tahun yang lalu, itu..itu adalah sebagian dari masalah profesiku. Aku mohon Irene. I love you more than myself"

Irene menoleh. Kemudian Anan menyusul...

"Irene... kalau memang kamu cinta sama dia... aku bisa apa? karena sudah terlanjur aku ingin memberitahu kamu sesuatu..." Anan merogoh sakunya "aku... membeli ini untuk kamu..." ucapnya sembari menunjukkan sebuah cincin emas.

Irene terkejut...

"Anan... kamu... melamarku?"

Kini Irene dihadapkan oleh 2 pria yang mencintainya dengan kesungguhan hati. Tatapan kedua pria itu begitu nanar ke arah Irene. Kalau Irene memilih David ia harus berpikir apakah dia benar benar mencintai David? sangat susah untuk membedakan mana yang cinta dan mana obsesi? kalau memilih Anan. Kalau boleh jujur Irene sama sekali tak mencintai pria itu, tapi ia sayang, ia menganggapnya sebagai teman baik.

Mana yang harus dipilih?

Namun setelah beberapa waktu berlalu dengan kesunyian, akhirnya Irene tergerak, ia memeluk dalam dalam Anan. David menundukkan pandangannya ia juga berpikir "benarkah? ia memilihnya?"

Anan tersenyum miris, rasa bahagia datang di hatinya, namun sedikit luka menggores pikirannya. Sedangkan David sudah benar-benar putus asa, melihat keputusan Irene.

"Anan... sorry... i have to choose one between you or him" kata Irene. Anan terkejut dan melepas pelukannya dengan Irene. Apakah ini berarti Irene tidak memilihnya? David menengadahkan kepalanya.

"Irene..." kata David.

Irene berjalan pelan menjauhi Anan. Berjalan menuju David dengan langkah yang mantap. David membuka tangannya untuk memeluk gadis pujaannya.

"i'm sure. It's a love. Not only obsession"



















TAMAT

yak mohon bersabar menghadapi saia yang pamitnya hiatus 2 minggu tapi apdetnya 2 bulan, 3 bulan malahan Xo. Bahkan mungkin kalian udah lupa sama alur ceritanya.
Maaf udah bikin kecewa sama ending yang klise dan absurd.
sekali lagi ini bukan cerita terkonsep jadi ya ginilah adanya.
terimakasih untuk 28k++ viewnya.
#bolehkomenkekecewaannya
#longauthornote <-- as always




ObsessiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang