17 - Paradise

1.6K 72 5
                                    

Hepi riding :3

Berbeda dengan perjalannya bersama David kemarin, kali ini perjalanan mereka diisi dengan obrolan kecil, canda tawa dan...beberapa kalimat goadaan dari David.

Perjalanan dari hotel menuju tempat yang akan Irine datangi tidak terlalu jauh. 

Tanpa seuntai kain yang menutup mata...
Tanpa sebuah gaun mewah yang membalut tubuh...
Tanpa karpet merah yang menyambut langkah...

Irene melebarkan matanya seketika setelah keluar dari van hitam yang sebelumnya ia naiki. Sedangkan David hanyalah tersenyum dan berdiri di sampingnya.

"come on" ucap David halus seraya mengulurkan tangannya.

"tunggu, David boleh gak kalau di sini dulu sebentar. Aku gak mau kehilangan pemandangan ini dalam seumur hidup aku"

"kamu akan lihat yang lebih Irene.." ucap David sambil tersenyum, sedangkan Irene masih menatap langit pagi yang indah di depannya. Tanpa menatap David sedetikpun Irene menggeleng. Tanda ia benar benar tak mau pergi.

"oh my, Irene?" Irene masih terfokus pada pandangannya sendiri.

"Irene..."

.............

Whup...

"oh! oh my god, kamu ngapain David? David?! turunin aku!"

"kan aku udah bilang, ada yang lebih indah dari ini, kamu gak mau aku ajak. Yaudah aku paksa"

"hah? okey okey aku ikut kamu, turunin dulu. Aneh banget David!" pinta Irene.

"lebih aneh lagi kalau aku turunin kamu Irene, masa baru semenit kamu aku gendong trus aku turunin?"

"David!?"

Davidpun dengan entengnya mengangkat perempuan berbobot 50 kg itu. David hanya terus berjalan sampai ia menurunkan Irene tepat di pertengahangan jalan.

"kamu kenapa David? aku berat ya?"

"tadi katanya minta turun ya ini aku turunin" ucap David

"e-ya..maksudnya, i-ya ah gataulah!" jawab Irene gugup dengan muka yang seperti cocopandan campur susu.

"kamu tanya karna kamu hadap ke aku, coba hadap ke belakang kamu" pinta David

Irene pun membalikkan tubuh, dan mendapati sebuah jalan setapak yang jaraknya mungkin masih lumayan. Tapi terdapat sebuah seperti tiang yang melengkung keatas. Seperti sebuah pintu penyambutan di istana. Tapi itu hanya penggambarannya saja.

Irene menoleh lalu berkata...

"David?"

"let's go" sekali lagi David mengulurkan tangannya ke arah Irene, namun tidak seperti sebelumya. Kali ini irene hanya menadahkan tangannya ke atas tangan David tanpa banyak bicara.

Mereka berdua berjalan ke arah jalan setapak itu hingga akhirnya terdapat sebuah tempat seperti teluk, dengan sebuah meja dan 2 buah kursi. 

Dengan pemandangan laut biru yang indah. David segera menarik kursi, disusul Irene yang langsung duduk tanpa melepas pandangan dari apa yang dilihatnya di depan matanya.

Sebuah makanan telah tersedia di atas meja bundar beralas taplak white and gold. Benar benar terlihat mewah, tentu bila dilihat sangat tidak cocok dengan pakaian casual yang saat ini ia kenakan.

"Selamat makan" ucap David sembari mengangkat garpu dan pisau yang ada di tangannya. Irene menatap dalam garpu dan pisau yang dipegang oleh David, begitupun makanan yang terlihat seperti daging di depan matanya.

"David? sebelumnya ini apa?"

"ini foie gras" jawab David singkat.

"foye gas?" ulang Irene polos.

"foie gras, ini makanan khas prancis" ucap David lembut.

"ooh,," David hanya tersenyum mendengar jawaban Irene dan segera memakan makanan miliknya. Dipotongnya daging itu dengan lembut dan kecil kecil.

Tentu, berbeda dengan David Irene hanya membelah dagingnya menjadi 2 dan memakan salah satu bagiannya.

"gulp uhk, uhuk,,uhuk!" suara batuk terdengar dari arah David, dirinya segera meneguk air yang ada di samping piringnya.

"uhuk,,uhuk!ukh" rintihnya kesakitan, sembari menyentuh tenggorokannya. Irene berdiri, dan terus menepuk punggung milik David. Namun bukannya apa, David malah tertawa cukup kencang.

Irene memasang raut seakan berkata "hah? kenapa?" 

"what? Irene? kamu bahkan udah telan makanannya?" ucap David dengan nada sedikit terkejut.

"apa sih? ini? dagingnya? langsung aku makan sekali lahap juga bisa kalau mau" ucap Irene polos. Davidpun bangkit dari tempat duduknya dan detik perdetikpun berlalu, tinggi Irene yang tidak lebih dari pundak David menjadi sedikit mendongak ke atas.

David mengusap kepala Irene pelan, kemudian mendorong pelan tubuh Irene untuk duduk di kursinya. Merekapun melanjutkan acara breakfast mereka. Namun saat piring dari masing masing mereka telah bersih, suara aneh mucul dari arah Irene.

Krieekk..

Rupanya anak itu tidak cukup bila hanya diberi hati angsa yang kecil.

.

.

.

Berbagai hal dilakukan setelah mereka menyelesaikan breakfast mereka. Hingga matahari mulai berpindah ke arah barat. Hari semakin gelap.

David mengajak Irene keluar ke arah balkon dimana dirinya dan Irene sarapan sebelumnya. Irene hanya menyandarkan tangannya ke arah pegangan dan menatap matahari. Perpaduan antara warna jingga dan oranye membuat mata milik Irene tak berkedip sedetikpun.

Rasanya pemandangan yang ada di hotel saat malam, saat siang, tempat awal dirinya sampai di depan jalan setapak, tak ada apa apanya dengan pemandangan yang ada di depan matanya saat ini.

Mereka hanya berdiam hingga, matahari hanya terlihat setengah lingkaran di ujung laut.

Entah di ujung mana, tapi tentu, bila seseorang berusaha mengejar ujung itu, ia tak akan pernah menemukannya dan melihatnya. Namun matahari itu tak seperti pelangi yang sebatas hasil biasan cahaya. Matahari nyata. Hanya saja begitu sulit untuk menggapainya.

Sesaat David beralih dan memutar tubuhnya ke arah Irene. Irene yang menyadari hal tersebut langsung menoleh dan menatap David secara langsung.

"Irene..."

"ya?"

"will you marry me...?"

"??!!?"

TO BE CONTINUED

omegod, lama sekaleh semenjak chapter yang terakhir dipublish. Biasa~ authornya orang sibuk B-) (bohong) *tapigaklebihdariseminggukok
by the way, sori sekali kalau ceritanya menstrim karna author tekankan sekali lagi bahwa awalnya cerita ini tak berkonsep T_T tapi akan author usahakan untuk membuat cerita ini punya ending bagus.

oh iya kalau kalian pengen liat cerita berkonsep, baca cerita author yang satunya!!! "Sehelai Bulu Harimau Sumatera" (promosi :v). Okay that's all, keep support me gais, don't forget to voment :3 *author notenya kepanjangan

Thanks

ObsessiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang