Sebentar

945 40 0
                                    

Berbulan-bulan lalu saya hampir tidak bisa bernafas karena kamu mengirim pesan singkat yang berhasil membuat tenggorokan saya tercekat.

Dengan mudahnya kamu menyatakan CINTAmu yang selama ini tersimpan rapih.

Saya menghargainya sebagai tanda bahwa saya masih punya hati nurani.

Saya biarkan kamu menghuni hati saya untuk menghilangkan sisa-sisa orang sebelum kamu.

Saya mulai suka dengan apapun yang kamu katakan meski baru saja status itu menjaga hati saya.

Saya heran, bagaimana mungkin seorang yang selalu dingin dengan cepat menjadi Hangat dan membawa senyuman dibibir saya?

Saya akui hubungan ini sejujurnya membuat saya tidak nyaman.

Kamu meminta untuk merahasiakan rasamu dari semua orang.

Dan secara tidak langsung, saya benci itu.

Saya tidak bisa, meski hanya 1 menit menyembunyikan rasa saya dari seorang sahabat.

Saya menyerah, mereka yang mengerti saya selama ini.

Saya putuskan untuk bercerita bagaimana rasanya mencintaimu dengan kilat.

Tapi saya salah, kamu lebih tau jika saya mengatakan sesuatu pada sahabat saya.

Kamu memilih berpisah secara sepihak tanpa mengerti apa yang saya rasakan.

Hati ini hancur sehancur-hancurnya.. 

Saya mencintai dengan kilat, Lalu hancur karena mu secepat kilat juga.

Kamu yang jahat atau saya yang salah?

Saya mencoba memposisikan diri saya sebagai wanita.

Dan seharusnya kamu bisa mengerti posisi saya.

Ini kisah yang terlalu singkat untuk disebut sebagai sebuah cerita.

Meski begitu rasa sakitnya tidak lebih lemah dibanding saat mencintai seseorang selama bertahun-tahun.

Terima Kasih untuk kisah 'SEBENTAR' yang kamu berikan, Saya menghargainya.

LUKA.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang