Nyittt~~
Suara derit pintu rumah pun mulai terbuka. Wanita itu mulai memasuki rumahnya, dengan membawa keranjang di tangannya, keranjang yang berisi berbagai buah seperti Apel dan berbagai jeruk dengan harapan makanan yang dia bawa cukup untuk mengisi perut mereka.
Wanita itu membalikkan badannya, Kakinya pun segera melangkah menuju ruang tengah dengan perlahan. Gemertak suara kayu yang di injak pun mengiringi setiap langkahnya. Wanita itu hanya berharap agar kayu tua ini masih kuat menahan bobot berat badannya.
" Bagaimana keadaanmu sekarang? " Ucap Usagi dengan datar.
3 hari lamanya mereka sudah menempati rumah kosong nan kumuh ini, hanya demi menghindari kejaran dari salah satu anggota Genesis yang tidak lain adalah teman masa kecil dari Shugenza.
Di letakan keranjang itu di lantai yang sudah di beri alas dengan beberapa jerami dibawahnya. Kini tangannya mulai menyusup untuk mengambil 2 buah apel lalu memberikan satu kepadanya.
" Ini "
" Ahh, terima kasih "
Ucapannya pun dibalas sangat manis olehnya, tangannya pun ia raih buah apel yang berada di tangan wanita itu. tanpa di komandoi, mulutnya yang sudah ia buka segera mengigit dan mulai mengunyah pelan dengan giginya.
" Apa kau tidak keberatan untuk menceritakannya sekarang? "
Ucap Usagi sembari memakan buah hasil memetik di perkarangan rumah yang kini ia tempati. Suasana pun menjadi hening untuk sesaat ketika Usagi mengajukan pertanyaan yang sama setiap harinya, mungkinkah harus menceritakannya? Shugenza pun menjadi bimbang mendapati situasi seperti ini ia hanya menunduk lesu sembari memegang erat apel yang tengah ia makan. Usagi hanya menghela nafas, ia sudah mendapatkan jawabannya bahwa Shugenza tidak akan menceritakannya lagi. Namun, sebelum Usagi beranjak pergi meninggalkannya tangan lelaki itu sudah meraih kakinya agar Usagi tidak beranjak pergi darinya.
" Apa? "
Pupilnya mata Usagi membesar saat ia mendapati tatapan tajam dari Shugenza, terlihat sedikit megejutkan untuknya seperti ada suatu hal yang ingin ia sampaikan kepadanya. Usagi pun kembali duduk disebelahnya dan perlahan Shugenza pun mulai menceritakan hingga akhir, mengapa ia terlibat dalam kejadian hari itu. Usagi hanya menggelengkan kepalanya ketika cerita itu berakhir.
" Reuni yang buruk, tidak heran jika mereka mengejarmu "
" Itu murni bukan kesalahanku! Ini semua karenanya "
Tegas Shugenza dengan terus menatap tajam pada Usagi. Namun seketika Shugenza pun terdiam membisu saat Usagi membentaknya dengan kasar.
" Kau yang menyebabkan itu semua terjadi, dan kau sendiri telah termakan oleh dendam mu hingga amarah di masa lalu berhasil membawamu pada kegelapan itu! Dan sekarang kau bilang itu bukan murni kesalahan mu? Kau ini bodoh atau idiot?! "
Lontaran keras yang keluar dari mulut Usagi membuat Shugenza tidak bisa berkata apapun. Terlihat rasa bersalah di wajahnya memang benar adanya jika ia tidak termakan oleh kebencian tidak mungkin akan menjadi seperti ini kini ia harus menyesali dan menanggung semua apa yang telah ia perbuatnya. Seketika suasana dirumah itu menjadi sangat hening dan sedikit rasa bersalah menghampiri Usagi karena perkataannya membuat Shugenza terdiam ia berfikir untuk mencoba mencairkan suasana mungkin dengan memulai bicara bisa membantu ujar Usagi dalam benaknya.
" Maaf untuk perkataan yang tadi "
Shugenza hanya menganggukan kepalanya ketika mendengar perkataannya. Usagi pun kembali memancingnya agar Shugenza tidak menjadi diam.
" Pernahkah kau berlatih? Maksudku, dengan berburu para monster dengan mengandalkan kemampuanmu sendiri dengan tidak dengan sisi gelapmu?
Pertanyaan demi pertanyaan ia lontarkan kepada Shugenza, awalnya ia menanggapinya namun pada akhirnya ia sedikit risih ketika ia mendengar perkataannya.
" Apa kau tengah mengintrogasi ku? Pertanyaanmu banyak sekali sampai aku binggung untuk menjawabnya "
" Maaf "
Usagi pun menyerah. Memang tidak mudah mengembalikan suasana hati saat seseorang menjadi seperti semula. Usagi pun mulai meninggalkan Shugenza sendirian pikirnya mungkin dengan membiarkannya sendiri adalah cara yang tepat untuknya. Namun, saat kepergian Usagi dan di lanjut oleh Shugenza keluar dari rumah juga, mereka tidak menyadari bahwa ada beberapa orang yang tengah mengawasi dari kejauhan
" Benar yang dikatakan olehnya, Elf itu melindungi Dark Avanger yang menjadi buronan di setiap kota "
Ucap lelaki yang masih memperhatikan kepergian mereka.
" Keterlaluan! Apa arti aliansi ini jika dia menolong seseorang yang berbahaya seperti itu "
Sambung lelaki tua dengan kesalnya. Kedua lelaki asli penduduk Lotus Marsh pun meninggalkan itu, mereka sepakat untuk memberitau warga sekitar dengan tujuan untuk mengusir kedua orang itu dari tempat mereka tinggali sekarang. Dalam langkahnya, mereka seakan tidak mempercayainya setelah apa yang mereka lihat.
" Anak pintar " ucap Kageyama dengan mengusap-usap kepala seekor anjing liar yang sudah melacak keberadaan mereka.
Bibirnya sedikit terangkat, ia tersenyum saat melihat kedua penduduk itu mengetahui apa yang terjadi di rumah itu. Mendapati expresi adiknya, Yagurama semakin tidak mengerti dengan semua rencana yang dibuat oleh adiknya ? apakah ini adalah salah satu permainannya yang ia buat? Terlepas dari itu, Kageyama hanya tersenyum, senyumnya memiliki arti yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vengeance Of Nightmare [Dragon Nest]
Adventure[Revisi Dalam Proses] [CERITA INI TERINSPIRASI DARI DRAGON NEST, SALAH SATU NAMA GAME BERBASIS ONLINE YANG DAPAT DIMAINKAN OLEH BERBAGAI USIA] Lemah dan Brutal, Baik dan Jahat, 2 jiwa berada didalam 1 tubuh? Inilah yang tengah dialami oleh Shugenza...