Part 2

216 70 181
                                    

Berulang kali Joan menekan bell rumah ayahnya yang sama sekali tidak ada tanda pergerakan seseorang dari dalam rumah membuatnya sedikit kesal. mengingat handphone serta kunci motornya masih ketinggalan di kamarnya.

" Kemana Kevin?! " Tanyanya emosi pada dirinya sendiri. Kevin adalah adik angkat joan yang di angkat ayahnya dan tidak mungkin kevin jalan keluar karena dia cukup pemalu di tambah lagi dia home schooling.

" Kalo tau gini kemarin gue gak bakal mau nginap di sini! " Ketusnya kesal dan kembali ke dalam mobil.

****

Joan menelusuri lorong sekolah dengan raut wajah yang terlihat jelas bahwa dia sedang sangat marah, siswa-siswi SMA Pratama yang melihatnya mulai menundukan kepala mereka karena ketakutan.

Saat Joan hendak menelusuri koridor sekolah dari arah kiri Joan seorang gadis yang sedang berlari-larian kini menabraknya dengan keras tapi Joan hanya terhampas kecil sedangkan gadis itu sudah jatuh mulus di lantai.

" MAU LO APA!!! " Amarah joan yang mulai menarik kerah gadis itu hingga tubuh gadis itu menggantung.

" Aa-aw. Mm-maaf ka... " Ringis gadis itu mulai tercekik oleh kerah bajunya yang di angkat Joan.

Joan benar-benar muak dengan wajah gadis itu sangat sangat dan sangat muak. Kini joan menghampas tubuh gadis itu dengan sangat keras ke lantai, sedangkan gadis itu meringis kesakitan dan menahan tangisannya.

"Nangis aja lo! Karena itu memang kerjaan lo!!! " Bentak Joan pada gadis itu yang tak lain adalah Vira adik tirinya sendiri.

" Sama adik sendiri padahal " Kata salah satu murid laki-laki dari arah belakang Joan dan joan mendengar jelas perkataannya.

Mendengar perkataan murid itu sontak membuatnya membalikkan tubuh dengan kepalan tangannya yang sangat kuat itu kini ia daratkan tepat di wajah murid itu sekeras mungkin.

Wajah murid laki-laki itu kini berlumuran darah akibat tonjokan milik Joan. " Lo anak baru kan?! " Kata Joan mengelus pelan wajah laki-laki itu, laki-laki itupun menganggukan kepalanya pelan sambil menahan rasa sakit serta takutnya. " Kalo begitu... " Kata joan menggantungkannya dan mulai mendaratkan satu tonjokan lagi.

" Kaa Joan!!! " Pekik Vira yang tidak mau kakaknya kenapa-kenapa.

Joan sama sekali tidak mengherankan pekikan Vira dan mulai menarik kerah laki-laki. " Gue ingatin. Lo gak ush! Ikut campur sama urusan gue. Atau lo dapan akibatnya CAMKAN ITU!!! " Ancaman Joan kepada laki-laki itu dan kembali melangkahkan kakinya tanpa merasa bersalah sama sekali.

Vira yang menyadari tubuh laki-laki yang di hajar kakaknya itu mulai tumbang sontak membuatnya bergegas menolongnya dan membawanya ke UKS sekolah.

Sesampai di UKS sekolah Vira membersikan darah yang berlumuran di wajah laki-laki itu serta mengobati luka di wajahnya.

" Lo ada masalah sama kaka lo? " Tanya laki-laki itu pada Vira yang sedang mengobatinya.

Raut wajah Vira mendadak berubah pias. " Tidak ada. " Jawabnya lebih ke pada lirihan.

" Gue dengar dari siswa lain katanya Joan itu kaka... " Uncap laki-laki itu menggantungkannya.

" Tiri. Maksud mu? " Tebak Vira.

" Hmm. Maksud gue gak begitu tap- " Kata laki-laki itu terpotong.

RealityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang