Part 8

114 53 73
                                    

" Traaa!!!!... " Pekik Clifer yang baru saja datang sambil membawa 8 kotak pizza.

Sontak membuat Joan, dan Dylan terperangah takjub. " B-buat apa itu Fer? " Tanya Joan masih terperangah.

" Makan lah! Apa lagi memangnya?! " Ketus Clifer santai dan langsung duduk bergabung bersama Joan dan Dylan.

" Habisss uang gua?! " Kata Divin lesu yang baru saja datang.

Joan dan Dylan tertawa terbahak-bahak. " Lo sih. Sudah tau Clifer kaya mana, masih ajah di ajak beli pizza yah itu sudah akibatnya. " Ejek Joan yang masih tertawa.

Joan, Dylan, Divin serta Clifer berkumpul di atas atap sekolah Pratama, Joan dan teman-temannya memang sering berkumpul di sana pada malam hari karena pemandangan di sana sangat-sangat indah di tambah dengan tempat yang jaraknya tidak begitu jauh membuat mereka keseringan kesana. Jangan tanya kenapa mereka bisa masuk kesana padahal sekolah di kunci dan ada scuritynya tapi bukan Joan namanya kalo gak bisa masuk sekolah yang sudah terjaga ketat.

" Anjir! Banyaknya lo beli! " Kata Dylan datar.

" Yelah! Sukur-sukur lo gue beliin ehk ralat Divin yang beli. Tapi ya sudah lah!. Ni ya maksud gue beli banyak ini juga buat lo lo semua jadi satu orang dapat 2 kotak pizza nh kalo kalian gak mau? Kalian bisa kasih ke gue ko!. " Kata Clifer menjelaskan sambil tersenyum puas saat mengatakan kalimat terakhir.

" Yaa keenakan di lo lah! " Kata Dylan sambil menonyor pelan kepala Clifer.

" Jadi uang lo sisa berapa Vin? " Tanya Joan.

" 2000 perak! " Ketus Divin cuek.

Sontak Clifer menunjukkan senyumam yang sangat lebar sambil mengajukan dua jarinya ke Divin.

" Apa lo senyum-senyum! " Kata Divin sewot.

" Lo boleh ngambil bagian gue ko Vin! " Tawar Clifer masih tersenyum lebar sambil memeluk Divin.

" Ngejauh lo ah! Pengap! " Risih Divin sambil memberontak minta di lepaskan sedangkan Clifer malah makin menjadi-jadi meluknya.

" Iyh-yaa gue gak masalah soal uang deh! Lepas gak! " Brontak Divin risih.

Muah!...

" ARGHHH!!! " Pekik Joan dan Dylan jijik.

" Njir! lo apaan si Fer! " Amarah Divin sambil mengelap kuat pipinya akibat kecupan jijik Clifer.

" Itu tanda sayang gue ke lo. " Kata Clifer santai sambil memakan satu potong pizza.

" Najis kampret! " Ketus Divin masih mengelap-elap bagian pipinya sedangkan Clifer masih sibuk makan.

" Tadi gue liat Vira ke rumah sakit. " Kata Dylan mengalihkan pembicaraan.

" Apa?! Sakit apa Vira? " Sontak Joan kaget dan menghentikan aktifitasnya.

" Gue gak tau. " Kata Dylan singkat.

" Tunggu. Tadi lo bilang? " Tanya Joan memastikan.

" Gak tadi. sekitar jam 2 an lah sama Kevin dia ke rumah sakit. " Jelas Dylan sambil mengambil potongan pizza.

" Vidya pingsan jam 3 lewat. Lah terus ngapain Vira ke rumah sakit sama Kevin? Kenapa mereka gak bilang? " Pikiran Joan.

Joan semakin bingung dia selalu mencoba mengingat apa yang dikatakan Kevin saat Joan bertanya tentang keberadaan mereka bedua tadi sore tapi dia sama sekali tidak dapat mengingatnya. " Tau lah! Gak penting juga. " Ketus Joan.

" Ohyh! Vidya pingsan tadi mau gue tinggalin begitu ajah tapi sayangnya diri gue bersih keras nolongin dia! Gue nyesel nolongin dia tadi! " Lirih Joan.

RealityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang