Part 12

129 51 34
                                    

Baru saja Adrian memasuki kawasan Rumah Sakit Kasih berniat menjenguk Vidya istrinya yang di rawat di rumah sakit ini.

Sesampai di ruang di mana Vidya di rawat Adrian melihat Vidya terbaring tak berdaya di brankar dan melihat Vira yang tertidur pulas di bahu Kevin tepat di sofa single yang ada di sana.

" Ehk Papa. " Kata Kevin terbangun saat menyadari keberadaan Adrian.

Adrian tersenyum simpul. " Maaf Papa mengganggu tidurmu. " Maaf Adrian pada Kevin.

Kevin menggelengkan kepalanya. " Ka Joan mana pa? " Tanya Kevin pada Adrian.

Jantung Adrian mengebu-ngebu pertanda ia sangat kesal saat mendengar nama anak tertuanya sejak kejadian perkelahian. " Ketabrak mobil!!! " Kata Adrian asal keluar dari mulutnya.

Kevin tersontak tidak menyangka mendengar perkataan ayahnya. " Paa... " Kata Kevin mengerti suasana hati Adrian.

Kevin tau bahwa ada masalah antara Ayah dan Kakak tertuanya tapi dia memilih diam dan tidak ikut mencampurinya karena ia hafal betul sikap ayah dan anak yang sama sekali tidak ingin di ganggu, egois serta mau menang sendiri.

" Gimana kabar Mama? " Tanya Adrian pada Kevin saat mendekat ke brankar di mana Vidya terbaring tak berdaya.

" Pa. dokter memperingatkan kami agar terus memperhatikan perkembangannya. " Kata Kevin lagi berhasil menghentikan langkah Adrian.

Adrian menatap bingung Kevin, tau apa yang di pikirkan Adrian Kevin langsung angkat suara. " Kanker otak. " Kata Kevin memberitahu nama penyakit yang menyerang Vidya.

Adrian menyerngitkan keningnya bingung. " Kanker otak? " Uncap Adrian mengulang kembali perkataan Kevin tak percaya.

" Penyakit yang membuat mama sering sakit kepala akhir-akhir ini. " Kevin menjelaskan kepada ayahnya.

Adrian memalingkan wajahnya mengarah Vidya dan melihat Vidya dengan tatapan nanar. " Kanker otak sejak kapan? " Lirih Adrian sambil mengusap puncuk kepala Vidya.

" Permisi. " Kata suster yang baru saja datang membuat Adrian dan Kevin memalingkan pandangan ke sumber suara.

" Apa ini keluarga Minokan? " Tanya suster sambil melihat data yang ada di tangannya.

" Iyah sus " jawab Kevin.

Sekilas suster melihat wajah Kevin lalu berlalu ke wajah Adrian. " Apa anda tuan Adrian Gastiadi Minokan? " Tanya suster itu lagi.

" Iyh saya sendiri. " Jawab Adrian mulai melangkah maju ke hadapan suster.

" Anda di panggil oleh dokter, mari biar saya antar. " Kata suster pada Adrian.

* * * * *

Adrian menemui dokter yang dituntun oleh suster hanya sampai di depan ruangan. " Maafkan saya, saya hanya dapat mengantar sampai di sini. " Kata suster meminta maaf.

" Tidak apapa." Kata Adrian sambil tersenyum simpul pada suster.

" Apa anda bapak Hadrian Gastiadi Minokan? " Tanya dokter pada Adrian yang baru saja menutup pintu ruangan dokter tersebut.

Adrian membalikkan badannya dan mengangguk pertanda iya. " Iya dok saya sendiri. " Jawab Adrian.

" Silakhan duduk pa ada banyak yang ingin saya katakan. " Kata Dokter mempersilakhan Adrian duduk.

" Pertama kenalkan nama saya Teguh Hendrayansyah. " Kata Dokter memperkenalkan di jawab anggukan oleh Adrian sambil berjabat tangan.

" Apa benar sodari Vidya Halindra Salinding adalah istri anda? " Tanya dokter.

" Iyh dok. " Jawab Adrian.

" Apakah sebelumnya ibu Vidya pernah menderita kanker? " Tanya Dokter yang memang jauh lebih muda di banding Adrian dan Vidya.

Adrian mengangguk. " Iyh dok, dulu terkena kanker otak tapi sudah sembuh. " Jawab Adrian.

Dokter mengangguk paham. " Kalo boleh tau sejak kapan? " Tanya Dokter lagi.

" Kalo itu maaf dok saya tidak tau. Tapi dari yang saya tau selama ini dulu dia mengidap penyakit ini namun sudah sembuh. " Jelas Adrian.

Dokter memijit pelan plipisnya sesaat dan langsung kembali fokus. " Jadi gini pa. Istri anda terkena kanker otak stadiun tiga. " Kata Dokter.

Deg!!!

Adrian tersontak kaget dan menegang gimana tidak istrinya yang sudah sembuh dari kanker otak kini malah mendrita kanker itu stadiun 3.

Adrian mengeryitkan keningnya. " Gimana bisa dok? " Tanya Adrian cemas.

" Kemungkinan oprasi yang di lakukan pada saat itu kurang sempurna atau bahkan itu adalah penyebab kelalaian pihak rumah sakit tersebut, karena dari pihak saya sendri saya mendapatkan sisa sel-sel otak yang mati akibat kanker ini bisa jadi sel tersebut tertinggal saat melakukan pembedahan. Itulah salah satu penyebab Ibu Vidya kembali menderita kanker otak hingga stadiun 3 karena sel tersebut tidak ikut tetangkat dan masih aktif bahkan telah merambat hingga bagian otak belakang. " Kata Dokter menjelaskan.

Adrian menegang saat mendengarkan tiap kalimat yang dokter uncapkan dan meneguk ludahnya tegang. " Lalu apa yang saya lakukan? " Tanya Adrian benar-benar bingung dan khawatir.

" Saya bisa mengerti kecemasan bapa tapi tolong jaga lah terus ibu Vidya serta terus meneruh berdoa pada maha kuasa dan saya akan terus berusaha sebisa mungkin pa. " Kata dokter menenangkan Adrian.

Adrian menarik nafas lega. " Apa perlu saya bawa ke luar negri dok? " Tanya Adrian berniat membawa Vidya ke luar negri.

" Tidak perlu pa, saya lulusan kedokteran USA di tambah rumah sakit ini memiliki fasilitas sangat lengkap. Tapi kalo bapa bersih keras saya akan memberikan surat rujukkannya agar anda jauh lebih aman. " Kata Dokter.

Adrian tersenyum simpul." Anda sangat baik dan ya saya akan membawa Vidya ke luar negri tapi itu hanya berdasarkan kemauan Vidya sendiri. " Kata Adrian memutuskan.

" Itu semua terserah bapa saya hanya bisa berdoa dan melakukan hal yang terbaik. " Kata Dokter tersenyum.

Adrian baru saja ingin berdiri dari tempat duduknya. " Satu hal lagi pa. " Kata Dokter menghentikan Adrian.

Adrian kembali duduk sedangkan Dokter mencari sesuatu di dalam laci. " Apa benar bapa adalah ayah dari Joander Aatreya Minokan? " Tanya Dokter saat mendapatkan sesuatu dari lacinya.

Wajah Adrian berubah pias serta lesu seolah-olah dia tidak suke saat mendengar nama anak tertuanya itu. " Iyah saya sendiri. " Jawab Adrian.

Dokter tersenyum klimaks. " Ini ATM milik anak anda. " Kata Dokter sambil menyondorkan tangannya.

" Maksud anda? " Tanya Adrian bingung sambil membolak-balikkan ATM. " Ini memang punya Joan tapi ko- " Lirih Adrian saat menyadari ATM itu membang milik anak tertuanya.

" Dia memberikan kartu itu kepada bawahan saya saat memeriksa Vidya istri anda, sepertinaya dia juga yang mengantar ibu Vidya ke sini. "

Deg!!!...

Tubuh Adrian menegang dan langsung mengingat salah satu kata-kata yang ia lontarkan kepada anak tertuannya itu saat kejadian perkelahian siang tadi

" Mama kamu Vidya menderita di rumah sakit apa kamu tau itu Joan? Huh?! Kamu tau Vidya masuk RUMAH SAKIT!!! "

" Mama kamu berjuang mati-matian di sana dan kamu malah happy-happy di sini sama mereka bahkan MINUM!!! Aku heran kenapa otak kamu itu gak pernah sejalan sama aku setidaknya ngerti penderitaan Vidya yang selama ini ngerawat anak HINA kaya KAMU JOAN!!! "

" Itu perkataan yang sangat kasar. " Lirih Adrian yang baru saja sadar dengan semua perkataan yang ia lontarkan kepada Joan.

• • • • •

Next.

RealityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang