Part 9

131 54 87
                                    

Joan yang sejak subuh memang berada di sebuah cafe elegan dan dia sama sekali tidak ada henti-hentinya meminum alkohol di sana sendirian tanpa di temanin ketiga temannya.

" Lo... Goblok Joan!hhhh!! " Maki Joan pada dirinya sendiri ngelantur sambil meminum alkohol lagi.

Keadaan di sana memang sangat ramai mengingat di sana juga menjual minuman memabukkan serta pelanggan di perizinkan meroko di cafe elagant itu di tambah lagi cafe itu selalu buka 24 jam.

Berulang kali Joan memasukkan minuman keras kedalam mulutnya sampai saat ini dia benar-benar lepas kendali.

Sejak tadi malam Joan selalu memikirkan tentang kenapa dia menolong Vidya Selalu itu yang ada di pikirannya dan semua masa lalunya yang sangat membuatnya tertekan.

" Hai cowok! " Goda cewek jalang yang baru saja menghampiri Joan.

Joan mendongakan kepalanya dengan gontai sambil menyipitkan matanya dan tersenyum terpakasa dan langsung kembali meminum alkholnya.

" Tampan jugani cowok! " Gumam cewek jalang itu yang masih berdiri di samping Joan yang sedang duduk.

Sekali lagi cewek itu memperhatikan wajah Joan yang sangat kecanduan alkhol itu. " Kayanyani cowok lagi sakau, bahkan dia ngehabisin 6 botol alkhol?! " Lirih cewek jalang itu takjub.

Mata cewek itu memicing saat melihat dompet milik Joan yang tergeletak di atas meja serta melihat jam mahal yang Joan kenakan. " Tampan. Muda. Kaya. Apa lagi?! " Kata cewek itu sambil tersenyum penuh kemenangan.

Joan yang masih sibuk dengan aktifitas minumnya sama sekali tidak memperdulikan cewek jalang yang ada di sampingnya.

Cewek jalang itu langsung duduk sambil merangkul bahu milik Joan dan ikut meminum bersama Joan. " Gue boleh gabung. " Pinta cewek jalang itu dengan nada suara yang sengaja di lembutkan.

Joan menyerngitkan keningnya bingung. " Lo sii- " Kata Joan yang sama sekali tidak bisa dia teruskan.

" Shht!!! " Kata cewek jalang sambil mengajukan satu jari tepat di depan bibirnya isarat bahwa menyuruh Joan menghentikan kalimatnya.

" Lo capekan? Gue tauuu di dunia ini memang gak ada yang adil! " Kata cewek jalang itu sengaja di lembutkan.

Dengan cepat Joan menganggukan kepalanya tanda bahwa dia setuju sama semua yang barusan dikatakan oleh cewek jalang tersebut.

Cewek jalang itu mulai mengeratkan rangkulannya ke pada Joan hingga tubuh mereka saling bersentukan tanpa jarak.

Joan menggeliat risih dan langsung mendorong paksa cewek yang berada di sampingnya itu dengan sekasar mungkin. " Lo bau! " Katus Joan risih dan langsung menghisap kembali roko yang tadi dia hidupkan.

Hampir saja cewek jalang itu terhampas ke lantai. " Sialanni bocah! " Gumam cewek jalang itu emosi. " Masasih gue bau?!! " Sambung cewek itu sambil mencoba mencium aroma badannya sendiri. " Gak ko! " Ketus cewek jalang itu sambil melirik tajam Joan yang sedang asik bermain dengan bekas gelas alkholnya.

Tanpa basa-basi lagi cewek jalang itu mulai menjulurkan tangannya dengan sangat perlahan namun pasti untuk meraih dompet Joan yang berada di samping tangan Kiri Joan.

Setelah berhasil mengambil dompet milik Joan cewek jalang itu langsung tersenyum penuh kemenangan sedangkan Joan masih sibuk dengan menuang alkhol yang baru saja dia tuang.

" Ya udah ya. Gue deluan dulu! " Kata cewek jalang itu sambil menepuk pelan pucuk kepala Joan serta tersenyum sinis dan beranjak pergi dari tempat yang di duduki Joan.

" TUNGGU!!! " Tegur Joan mulai berdiri dan langsung mendekati cewek jalang yang baru saja melangkahkan kakinya 4 langkah.

Cewek jalang itu berbalik sambil tersenyum bahagia mengarah Joan. " Kenapa say-  " Kata cewek jalang yang terpotong dengan nada sengaja di lembutkan sambil menyembunyikan tangan kirinya yang memegang dompet Joan di belakang tubuhnya.

" Dasar perempuan MURAHAN!!! " Tegas Joan langsung merampas dompet milik Joan yang di genggam oleh cewek itu dengan sangat kasar.

Cewek itu menegang seketikan dan keadaan cafe mulai hening karena suara tegasan milik Joan.

Pletak!!!....

Satu tamparan yang di daratkan oleh Joan tepat di wajah cewek jalang itu dengan sekuat mungkin hingga cewek itu terhuyun ke bawah.

Seluruh pelanggan dan staf yang berada di cafe Praditan itu langsung berdiri tegak.

" ADA APA INI! " Kata pemilik cafe yang baru saja keluar saat mengetahui ada keributan.

Dengan sirgap cewek jalang itu mendekati pemilik cafe sambil mengeluarkan air matanya. " Pa. Tolong saya pa! Saya mau di lecehkan sama anak ini pa!!! " Rengek cewek jalang itu dengan isak tangisnya yang menjadi-jadi. " Ss-saya sudah menolak tapi dia nampar saya pa. Ini pa dia nampar saya! " Kata cewek jalang berbohong sambil menunjukan lecet yang ada di pipi cewek itu akibat tamparam milik Joan.

Joan menyerngit bingung sambil menyeimbangi tubuhnya yang gontai itu.

Bughh!...

Satu tonjokan dari pemilik cafe dan di daratkan tepat di wajah Joan dengan sangat kuat. " Anak BAJINGAN!!! Beraninya sama wanita! " Kata Pemilik cafe itu sambil menekan kata ' Bajingan '.

Jaon terhampas kuat ke lantai tubuhnya benar-benar lemas dia sama sekali tidak bisa melawan akibat kebanyakan minum alkhol dengan berusa keras Joan berdiri, baru saja Joan menjongkok hendak berdiri pemilik cafe itu sudah menarik kuat kerah milik Joan dan hendak memukulnya lagi.

" TUNGGU! " Kata Seorang gadis dari belakang Joan yang berhasil mencekal tangan pemilik cafe itu yang hendak memukul Joan.

" Cewek itu berbohong! Cowok ini gak salah bahkan cewek itu yang sudah ngambil dompet milik cowok ini!!! " Jelas gadis itu membenarkan.

" Kalo ada tidak percaya dengan saya. Anda boleh tanya sama pelanggan yang lain selain saya! " Kata gadis itu berusa meyakinkan pemilik cafe.

" Betul itu! Laki-laki itu gak salah bahkan cewek itu yang salah! " Uncap salah satu pelanggan yang di benarkan oleh pelanggan yang lain.

Pemilik cafe melepaskan tangannya dari kerah baju milik Joan sedangkan Joan dengan gontai di tambah lagi kesadarannya yang mulai hilang membuat dia tampa sadar merangkul bahu gadis yang membelanya tadi.

" Mafkan saya! " Maaf pemilik cafe kepada Joan serta gadis yang membela Joan itu.

Gadis yang membela Joan tadi membimbing Joan duduk ke tempatnya semula sambil mengimbangi tubuh gontai Joan.

Berulang kali Joan mencoba membuka matanya dia ingin melihat wajah gadis yang telah membelanya itu pelan namun pasti dia berusaha mengembalikan kesadarannya dan berusaha membuka kelopak matanya.

" Meilin? " Tebak Joan saat melihat wajah gadis yang menolongnya  dalam hati dan Joan langsung kehilangan kesadarannya saat itu juga tepat di bahu Meilin sontak membuat meilin terdiam karena Joan kehilangan kesadarannya tepat di bahu Meilin.

Meilin yang baru saja menyadari luka lebam di pelipis Joan. " Mba bisa ambilkan kompres gak?! " Tanya Meilin pada staf cafe berniat mengempeskan luka lebam yang ada di wajah Joan.

" Akan segera di antar! " Kata staf cafe dan langsung pergi mengambil kompres yang diminta oleh Meilin.

Gadis yang telah membelanya yang tak lain adalah Meilin memang sejak tadi melihat keberadaan Joan di Cafe itu sebabnya dia mengetahui semuannya.

• • • • •


Next.

RealityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang