Part 4

145 60 53
                                    

" Jo! " Tegur Dylan yang ke 4 kalinya.

" Aa-a hhhh " Kata Joan menepuk bahu Dylan dengan gontai.

" Keeeennnaaapppaaa? " Kata Joan dengan tubuh gontainya.

Dylan langsung menutup hidungnya. " Jo lo kebanyakan! " Kata Dylan menahan tubuh gontai Joan.

" Haa?... Hhhh " Kata Joan lagi.

" Kenapa dia? " Kata Clifer yang baru saja datang dengan menggandeng gadis-gadis seksi.

" Hai guys " Kata Divin yang baru saja datang dengan botol minuman yang belum di buka.

" Buat apa itu?! " Tanya Dylan sinis.

" Bu- " Kata Divin terpotong.

" Cukup! " Kata Dylan lebih ke membentak.

" Kita pulang sekarang!!! Joan telah hilang kendali! " Sambung Dylan sambil mengimbangi Joan yang terhuyun itu.

Mereka sepakat keluar dari discotik itu sambil mengimbangi Joan yang jalan dengan gontai.

" Aa-aa hhhh. Kiiiiiiittaaa mm-maauu keman-  hhh " Kata Joan di sela-sela langkahnya dengan gontai.

" DIAM LO!!! " Emosi Dylan yang masih menggandengnya.

" Sumpah bau alkohol di mulut lo nyengat banget jo! " Kata Clifer sambil menyeimbangi tubuh Joan yang gontai itu.

****

Tubuh Joan benar-benar letih seperti patah tulang, tubuh Joan selalu meminta agar terus-menerut tertidur untuk melepas keletihannya tapi jiwanya menolak bahkan jiwa Joan bersi keras agar membuka matanya, Dengan amat-sangat terpaksa Joan membuka matanya perlahan dan menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam matanya.

Berulang kali Joan mengerjapkan matanya dan mulai melihat ke seluruh langit-langit kamar yang dia tempati. " Arghh... " Ringis Joan pada bagian kepalanya serta memegangi seluruh bagian belakang tubuh joan yang mulai terasa seperti patah tulang dan mengubah posisinya menjadi duduk.

" Bau apa ini ?! " Gumam Joan yang mulai mencium aroma alkohol.

" Akhirnya lo bangun juga. "

Dengan cepat joan menoleh ke sumber suara dan mendapati Divin duduk di sofa dengan buku gambarnya, Clifer yang duduk di sofa singel dengan melipat kedua kakinya serta snack di tangannya, dan Dylan yang berdiri di pojok rak buku dan bersandar pada diding sambil membaca novel.

" Lo liat apa?! " Kata Clifer memecahkan pandanganku.

" Kk-kenap- " Kata Joan terpotong.

" Sudah lah Jo! Biar Divin yang jelasin lo mandi aja sana! " Sambar Dylan gak suka basa-basi. Joan beranjak pergi ke kamar mandi.

" Kenapa dia? " Protes Clifer.

" Yaa. Lo tau kan gimana kosa-katanya Dylan. " Kata Divin santai.

" Kenapa gak gue aja " Kata Clifer lagi.

" Kal- " Kata Divin terpotong.

" Kalo lo makin ribet! " Potong Dylan singkat. Clifer mendengus napas kesalnya.

Sekitar 18 menit akhirnya Joan kelar mandi. " Gue ingat apa yang terjadi semalam! " Kata Joan sambil menutup pintu kamar mandinya.

" Bagus lah lo ingat. " Sambung Divin.

" Baju lo di lemari jo " Kata Dylan.

Joan mengguk paham dan mengambil baju Joan yang ada di lemari Dylan.

Setelah kejadian semalam Dylan, Divin serta Clifer setuju membawa Joan ke rumah Dylan, mengingat tidak mungkin mereka membawa Joan pulang ke rumahnya dalam keadaan seperti itu, jadi mereka sepakat membawa Joan menginap di rumah Dylan dan bukan hanya Joan saja yang nginap tapi Divin serta Clifer juga ikut karena ayah ibu Dylan pergi ke luar kota.

RealityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang