11: Twisted

3.1K 766 121
                                    

Gue bengong, Jonghyun yang lama gak kelihatan karena sibuk meeting kalo gak ke Jakarta ya ke Paris tiba-tiba aja udah di depan kamar gue. Pake jas pula. Sementara gue menggembel dengan daster yang bagian bagian kiri bawahnya robek sampe dekat paha.

"Kenapa gak ngomong kalo udah pulang?!" amuk gue dan mau nutup pintu tapi ditahan sama Jonghyun.

"Kangen kamu."

"Yaudah sana ke ruang tamu. Aku ganti baju dulu."

"Gaboleh ikut ke dalam?"

Gue jitak Jonghyun karena ngomong sembarangan. Udah gue siap-siap seadanya dan saat keluar kamar, Selena histeris lihat bentukan gue yang katanya macam gembel.

"Lo itu ya kak coba sekali-kali perhatiin penampilan biar bang Jonghyun senang gitu. Masih syukur bang Jonghyun tahan sama lo yang beginian."

"Ih apaan itu?" gue mau menghindar saat Selena pegang benda kayak pulpen mau dipakekan ke muka gue. "Udah gue mau pergi."

"GAK JUGA PERGI PAS SETENGAH JADI ITU KAK!"

Ujungnya gue tetap pergi meski Selena teriak-teriak, tapi mampir dulu ke rumah Minki buat minta hapusin make up gak jelas ini. Ya gue tentu saja diomelin sama yang mulia raja make up terus dirias juga, tapi gak seaneh Selena tadi. Gue berasa mau melenong pas dipakekan make up sama adek gue sendiri.

"Hush sana pergi. Gue mau lanjut tidur," usir Minki yang membuat gue mendesis sebal tapi Jonghyun cuma senyum doang. "Awas ya gue dapat berita aneh-aneh dari lo dua. Gue larutin lo dua ke waduk ntar!"

Gue gatau dibawa kemana dan tiap nanya cuma dijawab sama senyuman. Ya gue bingung, tapi Jonghyun sekarang pinter ngalihin pembicaraan dengan ngobrolin apa aja yang dia alami belakangan ini.

"Ini kita di mana?" gue garuk-garuk kepala gak gatal karena sekarang tiba di salah satu tempat yang tadi sih lihat papan namanya semacam restoran gitu.

Jalannya dihiasin lilin-lilin kecil dan gue berasa salah kostum sendiri karena yang lain gue lihat pada pake baju formal macam Jonghyun sementara gue cuma pake kaos putih gambar wayang--yang dulu gue beli pas field trip ke Jawa--dan ripped jeans.

"Loh mau kemana?" Jonghyun ikut nyusul langkah gue yang balik ke mobil.

"Pulang."

"Kan kita baru sampai."

"Tapi aku tuh salah kostum," protes gue yang cuma buat Jonghyun ketawa. Kepengen ditabok tapi sayang, tapi kepengen mukul.

Kok galau sih gue mau ngapain Jonghyun sekarang?

"Gapapa, kamu kan punya aku," Jonghyun mencoba menyakinkan gue dan mengulurkan tangan tapi gue menggeleng pelan.

"Gamau. Ntar aku jadi alien di sana."

"Biarin aja. Biar kelihatan kamu punyanya aku aja."

Gue melirik Jonghyun sebal karena sempat aja mencoba berkeju ria di saat begini dan yang dilirik cuma nyengir. Pada akhirnya gue ditarik juga ikutin langkahnya buat masuk restoran dan udah gue duga, semua orang kayak mandangin gue karena bajunya beda sendiri.

"Gak usah peduliin mereka," suara Jonghyun buat gue menatap dia. "Cukup peduliin aku aja."

"Iya terserah," jawab gue berusaha kalem padahal gak bisa. Dilihatin begitu manalah gue bisa tetap santai.

Gak lama ambyar gue diginiin.

"Jangan pesan nasi goreng," Jonghyun mengubah pesanan gue dan pas waiters udah pergi gue protes. "Kenapa sih pesanan gue diubah?"

"Kamu selalu makan nasi goreng tiap kita jalan. Sekali-kali yang lain ya."

"Kan aku setia."

"Setianya sama aku aja, jangan sama makanan."

Hggg, gimana ya? Gue sama makanan kan gak mungkin kepisah, masa gue gak boleh setia sama makanan?

Tapi gue tetap gagal paham kenapa diajakin kemari. Mana gue baru nyadar, tempatnya kok romantis banget ya?

"Mau ke mana?" tanya Jonghyun yang lihat gue berdiri dari kursi.

"Ke toilet," lalu gue langsung ngacir ke toilet. Tapi aslinya di dalam malah ngeluarin HP dan nelpon Feli.

"Hmm, apa Sera?" suara serak cewek itu membuat gue langsung menjauhkan HP buat mengecek jam dan masih jam 9 malam.

"Ngapain lo tidur jam segini?"

"Ngantuk."

Terus gue dengar suara grasak-grusuk yang bikin gue mengeryitkan kening. "Fel, lo gak aneh-aneh sama Dongho sebelum waktunya kan?"

"Sembarangan! Dia aja lagi di ruang tamu buat berdamai sama Salim."

"Salim?"

"Kucing item gue."

"Ooo si Bolu."

"Namanya Salim ya. S-A-L-I-M!"

"Yaelah kucing aja lo ributin amat dah."

"Iyalah anak gue lo salah sebutin namanya. Gue sebagai emaknya harus mengamok tentu saja," omel Feli yang buat gue ketawa pelan. "Tapi lo ngapain nelpon? Gak mungkin cuma mau debat soal kucing gue."

Gue baru keingetan tujuan gue nelpon dan setelah cerita, cuma helaan napas yang gue denger. "Udah ikutin aja alurnya. Sana balik temenin laki lo. Dicaplok orang gue gak tanggung jawab."

"Weh sembarangan!"

Tapi pas gue keluar dari toilet, ada Jonghyun yang nungguin yang buat gue kaget. "Ngapain di sini?"

"Aku takut kamu kenapa-kenapa, makanya ke sini."

Gue cuma ketawa canggung dengernya. Dasar suka mikir kejauhan, gue gak kenapa-napa juga. Balik ke meja kita dan baru juga duduk, pesanan kita datang. Sambil makan yang diiringi dentingan piano, kita bertukar cerita seperti biasanya sampai entah gimana ceritanya malah menyinggung hal yang gak gue duga.

"Kenapa wattpad kamu gak pernah update lagi?

Gue kesedak mendengarnya dan Jonghyun yang panik nyodorin minuman. Setelah beberapa saat, gue natap dia tajam. "Kenapa tahu wattpad?"

"Kenapa aku nanya jadi gantian ditanyain?"

Pukul tidak ya?

"Jadi kenapa?" tanya Jonghyun yang masih masang muka penasaran yang kepengen banget gue cubitin karena gemas.

Tapi kasihan ntar pipinya sakit.

"Ya gak apa-apa," jawab gue seadanya. "Kamu kenapa bisa tahu?"

"Ya gitu."

Wah mencoba balas dendam ini ceritanya karena gue jawabnya seadanya? Gue lanjut makan sampai dengar pertakaan Jonghyun yang membuat gue batal mau menyuap potongan daging ke mulut dan natap dia bingung.

"Apa?"

"Kamu tahu aku sayang sama kamu kan Phina. Jadi ... ayo kita putus."

Gue blank saat itu juga.

Gue blank saat itu juga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Fallin' | Kim Jonghyun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang