Bab Dua Puluh

1.3K 184 26
                                    

Kamis, 8 September 2016

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kamis, 8 September 2016

"Jalan Seosomunro. Sampai bertemu nanti malam." Penelepon mengakhiri obrolan singkatnya bersama Jung Jae-Hyun.

Beberapa menit setelah sambungan terputus, Jae-Hyun masih bersedekap di kamar mandi dengan kran air mengucur deras. Ia memang sengaja menyalakan kran air agar Harry Jim tidak bisa mendengar perbincangan mereka.

"Declan!" Terdengar seruan Harry dari luar. "Aku ingin buang air besar! Bagaimana ini? Kau masih mandi?"

"Ya, aku sudah selesai!"

Nanti malam. Jae-Hyun menghela napas berat sambil melangkahkan kaki ke balkon. Kata malam memenuhi benaknya. Tidak ada yang salah dengan malam. Orang itu yang membuat segalanya terdengar salah—dan mengerikan.

Mengapa ia harus khawatir? Bukankah semua telah berjalan sesuai rencana dan waktunya? Jika ia tidak menghadapinya sekarang, berarti dirinya sama saja dengan Han Jin-Pyo, Thomas, dan ibunya. Bersembunyi, tidak melakukan apa pun. Bukankah semua keputusannya tepat? Lalu mengapa ia merasa waktu bergulir terlalu cepat? Mengapa suara tik arlojinya terdengar begitu ribut di telinganya?

Suara ponsel Jae-Hyun berbunyi. "Adikku," Jae-Hyun menggumamkan nama yang muncul di layar ponselnya, lalu mengarahkan benda itu ke telinganya. "Hallo? Hye-Soo?"

"Oppa!"

Senyum Jae-Hyun mengembang. "Penjelasannya?" Hye-Soo tidak mengangkat teleponnya sama sekali sejak ia menemukan Chris dalam kondisi mabuk. Sepertinya jumlah panggilan tak terjawab dan pesan tak terbalasnya pada Hye-Soo sudah mencapai ribuan.

"Tadinya aku menonaktifkan ponselku karena aku dan teman-teman sedang mempersiapkan kejutan ulang tahun Chris dua hari lalu. Ramai sekali! Banyak yang datang ke apartemen Min-Hyuk, aku jadi lupa waktu sampai ketiduran di sana! Besoknya aku membuka ponselku di kamar mandi, tapi sialnya malah jatuh ke bak. Aku sempat menangis, Oppa! Tapi aku harus merayakan ulang tahun Chris, jadi aku berusaha melupakan ponselku sementara waktu. Aku baru pergi ke Samsung Center tadi malam, dan tadi aku baru mengambil ponselku," jelas Hye-Soo panjang lebar. "Mianhaeyo.."

Mendengar suara manis Hye-Soo membuat suasana hatinya membaik. Keceriaan Hye-Soo membuatnya lega.

Chris tidak mengatakan apa pun, pikirnya. Jae-Hyun menyentuh pagar balkon yang dingin, memandang jalanan yang seluruhnya sudah memilih garis tepi bersalju. Salju membuatnya teringat akan anak itu.
Christoper Hwang yang menyusahkannya seharian. Anak itu telah mengetahui banyak hal.

Chris sangat ambisius. Ia tidak yakin sampai kapan ia membiarkan Chris mengorek masa lalunya, ia juga tidak yakin bagaimana cara menghentikannya.

"Oppa?" Suara Hye-Soo membuyarkan lamunannya. "Kau mendengarkanku, kan? Apa kau marah?"

"Tidak!" seru Jae-Hyun cepat.

Seoul Complex | √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang