Bab Empat

2.9K 422 28
                                    

Rabu, 23 November 2016
Universitas Nasional Seoul

"Minggu depan ada seminar sastra yang membawa penulis novel terkenal untuk jadi pembicaranya," Yoo-Jung menyeruput jus jeruknya yang tinggal setengah.

"Sastra? Apa akan membahas psikologi juga?" Hye-Soo berusaha agar dapat menanggapi Yoo-Jung dengan baik, menenggelamkan rasa kecewa dan kepedihannya dalam hati. Bayangan sebuah pernikahan antara ibunya dan pria asing ditepisnya jauh-jauh.

"Aku tidak yakin.." Yoo-Jung bertopang dagu. "Tapi novel-novelnya sangat laris!"

"Apa? Siapa?" Hye-Soo mengernyitkan alis, tidak mengerti maksud ucapan pacar sahabatnya itu. Yeah, menurutnya Yoo-Jung bukan benar-benar temannya. Ia bukan tipe teman yang cocok untuknya. Gadis berambut panjang bergelombang dan sedikit nyentrik itu terlalu banyak bicara. Hye-Soo tidak suka berbasa-basi tanpa esensi. Ia merasa Yoo-Jung sedang sibuk mendekatinya karena gadis itu tahu, Hye-Soo adalah pencetus pesta kejutan ulang tahunnya. Padahal ia hanya ingin membantu Min-Hyuk saja.

"Penulis terkenal itu, Hye-Soo-ya. Aiden Paskal. Masa kau tidak tahu? Dia penulis novel best-seller 'The Boy and The Rabbit'! Jangan bilang kau tidak mengenalnya. Oh, kau tidak tahu Hye-Soo-ya, aku sampai heran mengapa dia bisa mau datang ke sini." Yoo-Jung berbicara tanpa jeda, ia menghembuskan napas.

"Dongeng anak-anak?" Hye-Soo tidak tertarik mendengar judulnya.

"Aigoo! Kiasan unik sangat diperlukan untuk dijadikan judul, Hye-Soo. Itu sangat direkomendasikan. Bukan menceritakan soal kelinci terbang atau laki-laki, tapi tentang kehidupan kakak-adik! Aiden tidak menggunakan alur mainstream. Pokoknya sangat menghanyutkan, terkadang lucu dan sedih di satu waktu." Hye-Soo menyodorkan jus jeruk, Yoo-Jung mengangguk dan menyesapnya. Lalu ia melanjutkan, "Kau harus cek di internet. Memang tidak sebesar berita terbukanya identitas asli penulis Robert Galbraith yang nyatanya J.K Rowling, tapi wartawan-wartawan seluruh dunia pasti sudah bersiap datang ke kampus ini. Kau rugi kalau melewatkannya."

"Semua orang menunggu wajah aslinya? Dia sepenting itu?" tanya Hye-Soo datar. Ia tidak begitu suka membaca novel. Hye-Soo lebih memilih membaca berita-berita seputar kejiwaan dan disabilitas, atau cerita pendek yang tidak banyak menghabiskan banyak waktu.

"Well, paling tidak penggemar 'The Boy and The Rabbit'. Bagiku, Aiden Paskal penulis misterius terbaik."

"Bisa kulihat brosur acaranya?" Tidak memutus kemungkinan Hye-Soo akan datang ke acara itu. Akhir-akhir ini ibunya akan lebih sering menekannya untuk hal-hal yang tidak ia sukai seperti dulu-apalagi pernikahan itu, cih. Seminar cukup berguna untuknya mengurung diri tanpa menghentikan arus ilmu pengetahuan yang bisa memasuki otaknya.

"Belum ada."

"Hah?"

"Masih gosip. Tapi gosip yang terdengar pasti, kau tahu?"

"Oh dear.." Hye-Soo tidak bisa menahan diri untuk mendengus jengkel.

"Berita itu sudah beredar di internet. Jung Hye-Soo, aku harap kau bukan makhluk gagap teknologi. Untuk apa selebaran brosur di zaman ini?" Yoo-Jung tertawa.

***

Ruang perpustakaan tidak mampu mendamaikan hatinya kali ini. Jung Hye-Soo menidurkan kepalanya di atas tangannya yang menyilang di atas meja. Suasana hatinya sedang menyerupai cuaca Seoul saat ini-mendung. Pikirannya berkelebat oleh banyak hal. Tapi tidak ada satu pun tugas mata kuliah yang melintas di benaknya. Masalah pribadi terus menerjangnya. Membuatnya ragu apakah keberadaannya dibutuhkan atau tidak. Membuatnya bimbang akan melanjutkan hidupnya atau tidak. Sekaligus memikirkan diagnosa psikis yang tepat untuknya.

Seoul Complex | √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang