Tapi

36 7 0
                                    

Line!!!

SilvianTaressky : Gue barusan ditembak sama si Erga 😍😘
Makin cool aja doi nembak abis kelar maljuman 😂

Rath12_LU : Demi apa lo Sil? Terus Eris mau lo kemanain?

SilvianTaressky : Ya disitu aja kali Ra, ya masa mau gue ajak ngamar kan agak serem :v

Rath12_LU : Seriusan gue nih. Ah elo parah aja, pasti belajar nc dari Hana  
-,- bolelah besok pj nya

SilvianTaressky : gampang, bisa diatur 👍
Read
06.13 am.

"Seneng tapi kok rasanya aneh ya" batin Rathalia. Mungkin kata 'labil' cocok untuknya. Bahkan tiap minggu ia menemukan cogan seabreg-abreg di sekolahnya, maka tiap minggu itu juga dia ganti doi. Lain cerita kalau tentang Arlo atau Alva. Karena ia mengenal kedua pria itu sebelum ia memasuki SMA, maka kesetiaan untuk kedua doi itu lebih kuat dibandingkan recehan doi yang lainnya.

Rath12_LU : Akhirnya Erga nembak lo juga. Baguslah gue jadi nggak digangui lagi sama tuh Astuti barbel versi senyum diabet 😅
Oh ya, terus lo jawab apa?

SilvianTaressky : Ya gue terima lah. Maka nikmat tuhan mana lagi yang kau nistakan 😇
Dia nembak gue aja sambil bawa bucket bunga + cincin 💍

Rath12_LU : Kesambet setan apaan lagi tuh anak ya ampun 😰
Terus? Dia pasangin cincinnya ke jari elo apa gimana? Soundtrack lagu pas nembaknya apaan? 😄

SilvianTaressky : Terus ya gue bangun

Rath12_LU : *keselek golok 😈
Read
06.32 am.

***

"Ra!!!" Alva memasuki kamar saudaranya itu. Berantakan. Sebelas dua belas seperti negara yang habis perang dunia dua. Absurd, tidak bisa dijelaskan lebih lanjut.

Dengan pakaian seragam lusu sejak kemarin siang tidak berganti, gadis itu masih dengan pedenya mendekati Alva yang sudah terlihat rapih dengan seragam sekolahnya.

"Itu iler lo ilangin dulu kali. Ya ampun lo jorok amat sih! Sumpah ini kamar baunya kaya kandang ayam, lebih parah malah. Lo nggak mandi berapa abad? Udahlah gue tunggu depan hotel aja ya. Lima belas menit nggak nongol lo gue tinggal "

"Lebay lo jadi cowok. Eh nggak usah nungguin gue, nanti gue nggak berangkat sekolah" jawab Rathalia sambil menggaruk-garuk badannya yang gatal sejak kemaren pagi tidak mandi dan tidak juga mengganti bajunya.

"Kenapa emangnya? Mau bolos lagi bareng curut yang semalem itu?"

"Kok lo tau, Va?" Rathalia menarik lengan Alva seperti anak kecil, meminta kejelasan lebih detail.

"Apasih yang gue nggak tau? Lo ketemuan sama mantan lo aja gue tau, Ra" jelas Alva sok tahu, padahal apa yang ia tahu tentang hubungan Rathalia dengan pria yang disukainya dulu itu? Bahkan sedikitpun ia tidak mengerti.

"Mending jadi mantan, kenal aja enggak" lirih Rathalia pelan. "Alva, nanti gue mau balik ke rumah. Gak mungkin gue sekolah hari ini. Baju batik sekolah, buku, kertas bayaran spp gue masih dirumah semua"

"Kalo gitu gue tinggal duluan ke sekolah ya. Besok gue jemput di depan rumah lo. Telat boneka lo nggak gue kasihin nih"

"Lo jadi beliin gue boneka winnie the pooh? Kapan belinya? Jangan bilang semalem!"

"Nggak lah, kepo banget lo. Yaudah gue duluan ya!" Arlo melambaikan tangannya pada Rathalia yang tengah sibuk merapihkan rambutnya.

"Aduh mati! Gue kan belom minta duit bayar spp, yang ada besok gue masuk di diskriminasi lagi sama tuh guru macan ngamuk. Arghhh..."

AFFECTION ;Rathalia LiuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang