Love One Night

25 4 0
                                    

Dugg....
"Awh....", Rathalia berdesis kesakitan. Seorang menabraknya dari arah yang berlawanan. Ia memegangi lututnya yang berdarah dan mencoba menahan rasa sakitnya itu.

"Eh, sorry. Saya lagi buru-buru, kamu nggak pa-pa, kan?", tanya Arlo yang kali ini tampak khawatir dengan wanita yang baru saja ditabraknya.
Ia membantu membereskan buku-buku milik Rathalia yang berserakan di lantai karena kejadian itu.

"Nggak, nggak pa-pa kok" Entah ini kali keberapa gadis itu mencoba berbohong pada Arlo. Mungkin dipertemuan selanjutnya akan terus seperti itu hingga pada akhirnya ia akan merasa lelah sendiri dengan kebohongannya itu.

"Serius nih? Itu lutut kamu luka, gimana kalo saya anterin ke UKS?"

"Lo buru-buru, kan? Tadi gue denger ada rapat osis dadakan, mending lo pergi duluan aja deh" Bukan hal ini yang sebenarnya ia inginkan, tapi ia tahu berada disamping Arlo terlalu lama tidak baik untuk kesehatan jantungnya.

"Udah tenang aja, lagi pula kayanya rapat dimulai jam sepuluhan nanti. Saya bantuin kamu, ya?"

Fly.....
Kertas hasil ulangan fisikanya berterbangan kemana-mana. Iya kalau nilainya bagus, lah ini absurd sekali. Ia hanya berusaha menahan pipinya blushing, malu.

"Omg! Sial", Rathalia menutupi wajahnya karena malu.
"Eh, sorry. Kayanya lo duluan aja deh, gue juga nggak bisa ke UKS, gue mau latian band"

"Yaudah, kalo ada apa-apa hubungin saya aja. Saya duluan" Arlo akhirnya pergi dengan kepekaannya yang memang sangat minus untuk ukuran pria gentle. Wajar saja, itu karena ia adalah es yang membeku.

***

"Diz... Dizza!" Teriak Rathalia parau saat memanggil Dizza yang berada cukup jauh dengannya.

"Nanti jadi latian,kan?"

"Oh iya gue lupa, hari ini abang gue balik. Ra,  sorry banget. Kita re-schedule lagi ya jadwal nge bandnya?" Dizza mengedip-ngedipkan matanya penuh pengharapan. Ini adalah hari berharga baginya.

"Please deh Diz, lo kan nggak punya abang" Rathalia memberontak, ia tahu ini hanyalah alasan abal-abal temannya itu. Biasanya kalau ia tidak ingin diajak latihan band, pasti ia sedang mengalami masalah dengan Adithama, pacar Dizza sekaligus drumer di bandnya.

"Bang tan Boys mo ke ina cuy. Nanti sore mereka udah sampe di bandara. Gue mau stand bye duluan, soalnya kalo nanti-nanti rame banget. Lo tau kan army ina sebanyak apa?"

"Najis aja sih lo, gue kira apaan. Yaudalah bodo amat, kasian juga tuh yang katanya bininya jungkook tapi  ketemu jungkook sekali aja belum pernah. Hahaha...." ucap Rathalia meledek. Padahal ia tak ada bedanya dengan Dizza kalau membahas tentang korea, hanya saja ia tidak begitu tergila-gila dengan BTS karena ia merupakan fangirl EXO.

"Eh, kurang ajar. Itu mulut bisa dikondisikan nggak kalo ngomong? Udah ah, emang susah ngomong sama jones tipe angkut kaya lo"

"Besok malem konsernya, kan? Lo dateng sama adit?" tanya Rathalia menyelidik.

"Ya nggak lah, adit mana mau beliin gue tiket konser empat jutaan, yang ada gue bakal di debak dari list pacarnya"

"Harusnya tuh kalo yang katanya cinta mah, uang empat juta doang nggak masalah kali. Emang adit punya berapa pacar sih?"

"Satu" jelas Dizza serius seakan adithama hanya setia kepada satu wanita, yaitu dirinya.
"Satu disana, satu disini, satu dimana-mana. Dan intinya satu tapi banyak"

AFFECTION ;Rathalia LiuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang