Jebakan

26 3 0
                                    

"Apa Han, lo mah kuliah sastra bahasa indonesia? Sebelum lo nyesel mending nggak usah deh", ucap Sandera pada Hana yang berencana memasuki universitas sastra agar ia bisa menggapai mimpinya sebagai seorang penulis dan menjadikan artis korea 'Chanyeol' sebagai pemain dalam drama yang akan ia tulis nantinya.

"Parah aja sih lo, temen mau belajar serius nih, lo malah gitu. Gue tuh mau jadi mahasiswi terajin sepanjang sejarah di Universitas Sastra Korea. Whoa... Keren, kan? Iyalah gue gitu loh. Tenang aja, nanti kalo oppa-oppa gue mau jadi cast novelnya, gue ajak lo main juga deh. Tapi jadi figuran yang cuma lewat-lewat doang ya. Soalnya kasian oppa gue, nanti bisa muntah gegara liatin muka lo yang absurd itu.  Hahaha...", jawab Hana yang malah bercanda.

"Heh, sadar dong kakaks! Lo disuruh deskripsiin pasar aja, lo malah nulisin harga cabe. Suruh buat cerpen, malah curcol pake bahasa alay. Nih ya, boro-boro oppa lo mau main drama yang lo bikin, gue aja ogah. Iya nggak, Ra?"

"Hah? Eh, gue nggak ikutan loh ya. Sibuk gue, duluan ya. Jam makan siang gue tunggu di kantin. Bye!", Rathali memutuskan untuk pergi setelah mendapatkan pesan singkat dari Arlo untuk bertemu dengannya di taman belakang sekolah.

"Blushing amat, udah kaya tomat aja tuh pipi. Gue dukung deh, good luck. Jangan lupa PJ-nya!"teriak Sandera parau dari kejauhan, namun Rathalia masih dapat mendengarnya.

Ia berlari dengan wajah sumringah plus ala ala blushing nggak nahan. Ya, ia ingin menemui Arlo di taman belakang sekolah.

Deg...
Pemandangan yang jarang atau hampir tak pernah dilihatnya sepanjang sejarah. Istimewa, namun terasa menusuknya begitu dalam. Rasa sakit atas luka itu tak lagi dapat diungkapkannya.

Arlo memberikan jaketnya pada Zahara yang tengah menangis dan memeluknya erat-erat.

"Kak..., sorry. Timingnya nggak tepat gini. Gue kira, lo mau ngomong sesuatu yang penting sama gue. Sorry..."

"Ra...", Arlo melepas pelukannya, berusaha menahan langkah Rathalia dan ia berhasil.

Air mata telah menetes di wajahnya, ia tak mungkin lagi membalikan tubuhnya dan menatap Arlo dalam kondisi yang seperti ini. Segera ia mengambil handphone disakunya, berpura-pura mengangkat telfon dari ibunya, padahal tidak.

"Iya, ma. Aku pulang, lima belas menit lagi nyampe. Mama tenang aja ya", hanya kata-kata itu yang terlintas begitu saja dikepalanya dan terucapkan olehnya dengan penuh kebohongan.

"Harus ya, mau pelukan aja nungguin ada gue yang liatin. Biar apa coba? Biar keliatan keren, karena udah bisa bikin cewe nangis dipelukannya. Dasar basi! Cowok emang sama aja. Bangsat semua",umpatnya kesal tanpa memperdulikan lagi air mata yang mengalir deras di wajahnya.

"Ra...", seseorang menepuk pundaknya dari belakang. Ya dia adalah Alva, saudara lelaki yang pernah dan masih disukainya. Tetapi ia sudah memiliki kekasih.

"Lo kenapa?", tanya Alva sembari menghapus air mata Rathalia, dan Arlo yang mengejarnya melihat pemandangan itu, lalu hanya bersembunyi dibalik loker.

"Tadi Sandera nyariin lo tuh. Mending lo temuin dia, bahaya kalo dia liat kita berduaan disini"

"Tapi kan kita cuma saudara, dia pasti ngerti lah"

"Cuma kita yang saudaraan, cuma kita yang tau, dan cuma kita yang ngerti diri kita sendiri. Jadi mending sekarang lo pergi...",

Alva meletakan sapu tangannya dalam gengaman tangan Rathalia, lalu berlari pergi mencari Sandera yang memang menunggunya sejak setengah jam yang lalu di rooftop.

"Ahhaagggrrrrr....aghrrrhghhhh...... Bego, dasar bego.... Kenapa gue bego banget? Kenapa gue percaya sama elo, sedangkan gue aja nggak percaya sama diri gue sendiri? Dan sekarang, lo ancurin kepercayaan itu. Dasar brengsek!", gerutunya sambil menangis kencang, karena ia merasa tak ada lagi seseorang di sekelilingnya. Arlo yang mengintipnya dari balik loker, hanya terdiam. Sesekali ia ingin menghapus air mata itu dan memeluknya, tapi tak bisa. Kemudian ia memutuskan untuk pergi.

"Gue cinta sama elo.... Bintang...."
Arlo menghentikan langkahnya mendengar teriakan Rathalia yang terdengar parau sembari menahan nafasnya yang sesak karena tangisnya sendiri.

Line!!!

Dear_San43 : Heol! Jjinja! Daebak! Ra! Hot news parah,  lo harus tau,  cek berita sekarang!!!  😱😰

Rath12_LU : Sandera,  lo apaan sih?!  Gue lagi badmood,  ntar aja 😖😭😭

Dear_San43 : Semalem Zahara abis diperkosa di kamar hotel.  Dan lo tau apa yang lebih parah?  Arlo yang jadi tersangka utamanya karena seragam sekolah dia ketinggalan tuh di kamar hotel.

Rath12_LU : Bercanda lo gak lucu,  San!

Dear_San43 : Kampret gue beneran nih -_-

Rathalia tahu itu bukanlah perbuatan Arlo,  keyakinannya takkan mungkin salah.  Namun nafsu bisa saja merasuki pria itu.  Gadis itu pun memutuskan untuk menemui Arlo meminta penjelasan lebih lanjut.

"Bukan lo kan,  Kak? ", nafasnya semakin sesak ditambah lagi dengan amarahnya yang memuncak karena tak ada jawaban dari Arlo,  "Gue percaya lo gak akan lakuin hal sebodoh itu.  Gue yang akan buktiin bahwa bukan lo yang udah memperkosa Zahara.  Tapi gue butuh pengakuan dari mulut lo sendiri"

"Saya...", Arlo ragu, jika ia menjawab yang sebenarnya, bagaimana dengan Zahara Ravanella? Tentu wanita itu akan di cap sebagai wanita pelacur karena hamil dari lelaki yang bahkan tidak dikenalnya saat ia sendiri bahkan sudah memiliki tunangan. Arlo terlalu sayang dengan gadis itu hingga ia tak bisa menyakitinya. Ia terpaksa harus melindunginya.

"Jawab kak! Oke kakak nggak perlu ngomong apapun ke aku. Aku percaya kok kalo itu bukan kak Bintang"

"Saya yang lakuin itu, Ra", Arlo menyangkalnya, untuk kesekian kalinya ia berbohong pada dirinya sendiri, pada perasaannya yang sebenarnya tidak juga ingin menyakiti Rathalia.

"Pembohong!" Lirihnya lelah, gadis itu kemudian pergi meninggalkan Arlo dalam kesendiriannya.

"Ih nggak banget deh, masa ketua osis bukannya jadi teladan malah bikin onar kaya gini. Malu-maluin nama sekolah aja", gosip tetangga kelas sebelah yang membuat kuping Rathalia memanas.

"Iya tuh, laganya sih alim suka ke mushola. Tapi ya namanya juga cowok, kalo udah nemu cewek cantik apalagi kaya Zahara, ya pastinya gak bakal nolak kalo suruh gitu-gitu"

"Bangst banget sih tu cowok! Pokoknya gue gak terima dia udah gituin artis idola gueh", timpal seorang fans Zahara.

Rathalia segera bergerak, mengambil handphone di tangan mereka dan membantingnya. "Cukup nih hp buat searching aja pas ulangan, gak usah buat ngegosipin orang mulu, kaya lo orang suci aja!"

"Apaan sih lo?", gadis itu mendorong keras dada Rathalia membuatnya terhempas mundur. "Siapa sih nih orang?"

"Dia itu mantan gebetannya si Erga", jelas teman di sebelahnya.

"Oh jadi karena lo udah gak bisa dapetin Erga yang pindah ke luar negri, sekarang lo mau dapetin si Arlo. Rendahan bangey sih tipikal cowok lo!"

AFFECTION ;Rathalia LiuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang