Adya Naindra Benedict laki-laki ceria yang membuat semua orang disekelilingnya tertawa, Ia memiliki prinsip untuk hidupnya tidak ingin mengenal cinta, namun prinsip itu runtuh saat mengenal wanita yang berna Zefanya Ganesh Alaric wanita yang memili...
Bersama Tara di kantin sekolah, bukan karena sekarang jam istirahat, tapi kamilah yang berlari ke kantin sebelum bel istirahat berbunyi. Tapi tenang aku pergi ke kantin karena tidak ada guru kok di kelasku. Mereka semua sedang rapat.
"Gue nggak ngerti sama nih sekolah, kita baru masuk seperti biasa tiga hari udah ada rapat aja mereka." ujar Tara.
Aku mengangguk. "Gapapa sih, enak malah nggak ada matematika."
Tara menoyor kepalaku. "Lu bilang dari awal nggak bisa itung-itungan tapi giliran di suruh maju bisa jawab anjir."
Aku terkekeh. "Itu terpaksa gue ngeluarin jurus avatar sama naruto biar di nilai baik sama itu guru."
Tara hanya mutar kedua bola matanya dan melanjutkan makannya kembali.
Aku memang tak bisa matematika, namun saja jika aku di suruh maju ke depan, ataupun hal penting yang mengharuskanku menghitung. Otakku terkadang langsung berjalan, jadi seketika Adya yang pintar matematika. Tapi setelah itu berubah lagi menjadi Adya si bodoh.
"Kampret gue nggak diajak" bahuku ditepuk seseorang dari belakang.
"Lo nggak ada di kelas Cup yaudah kita duluan." jawab Tara.
Astaga aku lupa mengenalkan Ucup. Nama dia sebenarnya bukan Ucup tetapi Yusuf namun kita semua memanggilnya Ucup, dan dia berkata kalau sewaktu SMP dia juga di panggil Ucup, jadi bagi dia tidak masalah.
Dan aku, Tara, dan Ucup sudah menjadi teman baik.
"Eh katanya ada anak baru."
"Anak baru?" Beoku.
Ucup mengangguk. "Bukan baru sih, dia anak kaya kita juga, cuman nggak ikut MOS."
Aku dan Tara mengangguk. "Cewe Cowo?" Tanyaku.
"Cowo." jawabnya.
"Eh tapi kata anak kelas cewe, nggak tahu deh ah." lanjutnya lagi.