.
.Adya Pov.
Kembali kerutinitas seperti biasa lagi, bangun pagi lagi, harus melawan rasa kantuk lagi. Harus merelakan jauh dari bantal dan selimutku.
Sekolah.
Inilah kegiatanku sehari-hari, bertemu guru-guru menyebalkan lagi, bertemu teman-teman bodohku lagi.
Pintu kamarku terketuk.
"Mas udah bangun belum?" Loh bibi? Biasanya Mama.
"Udah bi!" jawabku dengan mengencangkan suara.
Aku berjalan ke arah kamar mandi, dan melalukan ritual pagiku di kamar mandi. Tak perlu berlama di kamar mandi, aku sudah memakai pakaian seragamku.
Dengan mengambil peralatan sekolahku, aku keluar kamar dan menuruni anak tangga.
"Bi, Mama mana?" Tanyaku saat yang kulihat aja Bibi sedang membuat sarapanku.
"Ibu bangun sebentar doang Mas, nyuruh Bibi siapin sarapan Mas."
Aku mengangguk. "Yaudah gapapa." aku duduk di bangku makan dan memakan makananku yang telah di siapkan olehnya.
"Oiya tadi kata Ibu juga Masnya jangan bawa mobil, bawa motor aja."
Aku mengerutkan alisku. "Emangnya kenapa?"
Dia menggeleng. "Bibi gatau Mas, bibi ke atas dulu ya mau rapiin kamar Mas."
Aku menjawabnya hanya menganggukan kepalaku dan melanjutkan sarapanku kembali.
Aku melihat jam tanganku sudah menunjukan pukul tujuh lewat lima belas menyudahi sarapanku dan menghabiskan segelas susu.
"BIBI AKU BERANGKAT YAA!" Teriakku dari bawah.
Bibi menampakkan wajahnya dari atas dan memberikan acungan jempolnya. "Hati-hati Mas!"
"Oke." ujarku lalu berjalan keluar mengambil motor kesayanganku di garasi.
.
.Sudah berada di perkarangan sekolahku, meletakkan si hitam di sejajaran dengan teman-temannya lalu berjalan ke dalam gedung ini.
Seperti biasa, banyak mata-mata yang melihat ke arahku setiap aku melewati koridor ini. Dan sialnya jalan ini adalah jalan satu-satunya untuk cepat sampai di kelasku.
"ASSALAMUALAIKUM TEMAN-TEMAN!" Teriakku saat membuka pintu.
Mereka semya bergumam membalas salamku dan melanjutkan aktifitas mereka kembali. Aku belum melihat Tara ataupun Ucup di kelas. Dimana mereka?
Aku berjalan menghampiri Anya yang sedang berbicara dengan Renata.
"Nya. Tara sama Ucup mana?" Tanyaku.
Dia menghendikkan bahunya. "Mereka belum dateng ke kelas." jawabnya.
Aku mengangguk, mengambil kameraku yang ada di tas lalu menggantungkannya di leherku dan berjalan keluar.
"Adya!" Aku menoleh. Anya. Aku menaikkan alisku.
"Gaya apaansi bawa kamera gitu?"
Aku terkeke.h "Mau foto-fotoin gadis pantura disini." jawabku.
"Terus itu tas ngapain di bawa?"
"Gue udah nyaman sama nih tas." jawabku asal.
Anya hanya memutar bola matanya, dan aku berjalan kembali keluar, entah aku juga tidak tahu apa yang akan aku lakukan di luar kelas dengan membawa kamera dan tas yang masih aku pakai.
KAMU SEDANG MEMBACA
KARENALURI
RomanceAdya Naindra Benedict laki-laki ceria yang membuat semua orang disekelilingnya tertawa, Ia memiliki prinsip untuk hidupnya tidak ingin mengenal cinta, namun prinsip itu runtuh saat mengenal wanita yang berna Zefanya Ganesh Alaric wanita yang memili...