BAB 15

4K 462 40
                                    

-
-

Zefanya Pov.

Aku turun dari mobil yang sudah berhenti di depan gerbang sekolahku, karena sedang malas untuk menyetir mobil jadi aku meminta Pak Didi untuk mengantarku ke sekolah.

"Makasih ya Pak." ujarku.

"Iya Non, kalau sudah pulang bel Bapak aja ya." Aku mengangguk dan berjalan ke arah gerbang sekolahku dan menuju ke kelas.

Melihat teman-temanku yang sudah datang dan duduk di tempatnya masing-masing menunggu bel masuk.

Aku belum melihat Tara, Ucup, dan Adya. Mungkin sebentar lagi mereka akan sampai ke kelas.

Setelah situasi kemarin yang sangat mengangguku, aku merasa seperti menjaga jarak dengan Adya, mungkin hanya aku yang menjaga jarak dengannya.

Melihat Tara dan Ucup yang masuk kelas dengan tampang lesunya lalu duduk di bangkunya, Ucup menduduki bangku Adya. Kenapa mereka?

Aku menghampiri mereka dan duduk di bangku depannya. "Lo pada kenapa?"

Mereka menggeleng. "Ngantuk." jawab Tara.

"Laper." jawab Ucup.

"Adya mana?" Tanyaku.

Mereka menggeleng lagi. "Nggak tahu" jawab mereka bersamaan.

Aku melihat mata Ucup. "Bohong!" Ujarku.

Ucup seketika langsung menutup mata keningnya ."Jangan baca-baca ih rese!"

Aku terkekeh. "Mana Adya?"

"Nggak masuk." jawab Tara.

"Kenapa?"

"Kepo banget lo Marpuah." ujar Ucup.

Aku hanya berdecak dan mengambil ponselku. Membuka aplikasi Line.

Anya
Lo nggak masuk?

Tak ada jawaban sampai tiga menit.

Adya
Engga. Izinin ya.

Anya
Kenapa?

Adya
Lagi males mandi, jadi males sekolah juga.😥

Anya
Jgn bercanda ih

Adya
Bener Nya. Males sekolah.

Aku hanya membaca pesannya enggan untuk membalasnya lagi, melihat Ucup dia tidak mau melihatku malah menutupi wajahnya dengan buku tulis agar aku tidak bisa melihatnya.

Ada yang mereka sembunyikan.

Bel masuk berbunyi dan tak lama gurupun masuk, menerangkan materi dan memberikan tugas. Sudah seperti itulah pekerjaan guru dan murid-muridnya hanya mendengarkan lalu mengerjakan.

.
.

Aku dan teman-temanku sedang berada di kantin karena bel istirahat berbunyi jadi kami berkumpul di sini.

"Nanti lo bakalan calonin jadi apa Nya?" Tanya temanku.

"Anggota aja deh. Nggak mau ketua atau wakilnya juga." jawabku.

Kami sedang membicarakan formulir yang kami pegang, aku dan teman-temanku mengikuti kegiatan Osis.

Kami sedang membicarakan formulir yang kami pegang, aku dan teman-temanku mengikuti kegiatan Osis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
KARENALURITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang