.
.Hari kedua MOS yang semakin aneh saja bagi Adya, Andaikan kegiatan itu tidak wajib, Adya tak akan suka rela mengikuti kegiatan yang sangat melelahkannya itu.
Adya baru saja tida di rumah, langsung berbaring di sofa tanpa melepas seragam, dan sepatunya terlebih dulu.
"Pinun ganti bajunya dulu ih bau tahu."
Mata Adya terbelalak. "Mama mah nggak usah panggil aku pinun juga!" rengeknya.
Mama Zara tertawa. "Mama nyesel pas kamu lahir kenapa nggak dinamain Pinun aja ya Kak."
Adya hanya berdecak tak ingin menjawab ucapan Mamanya itu, dia mengambil tasnya dan berjalan ke arah tangga menuju kamar.
"Ganti bajunya ya Nun! Abis itu turun makan siang!" teriak Mama Zara.
"Nggak denger!" jawab Adya dengan teriak dari atas. Ah menyebalkan.
Adya membuka seragamnya, dan mengambil kaos rumahannya, lalu berjalan keluar kamarnya dengan membawa ponselnya.
"Ah iya lupa." gumamnya dengan kembali ke kamar dan mengambil bantal kesayangannya.
Adya tak melihat Mama Zara di ruang TV, hanya televisi yang menyala namun tak ada orang yang menonton.
"Bi, Mama mana?" tanya Adya saat Bibi datang.
"Di kamar mas, Mas nggak mau makan dulu? Ibu nyuruh makan tadi."
Adya menggeleng. "Belom laper, nanti aja Bi aku panggil Bibi kalo aku laper, aku ke kamar Mama ya."
Bibi mengangguk dan melanjutkan pekerjaannya, Adya menaikki tangga lagi dan menuju kamar Mama Zara.
"Assalamualaikum." salam Adya langsung membuka pintu kamar Mamanya.
"Waalaikumsalam." jawab Mama Zara. Saat ini Mama Zara sedang duduk di bawah beralas karpet merapikan baju yang berada di lemarinya.
"Udah makan Ka?"
Adya menggeleng. "Belom, ntar aja males makan." jawabnya.
Adya merebahkan tubuhnya dan mengambil ponsel Mamanya. "Jangan rese dah lu promote-promote kaya kemarin!" ujar Mama Zara.
Adya terkekeh. "Enggak elah pelit amat."
"Kamu apa-apaansi Ka pake baju pisang gitu?"
"Emang kenapa sih Ma? Kan lucu."
"Di pake sama kamu jadi nggak lucu." gumam Mama Zara.
"Mama nih kadang suka malu-malu mau bilang aku lucu, pake segala bilang nggak lucu, padahal dalem hati bersyukurkan punya anak selucu aku?" ucap Adya dengan tertawa jahil.
"Ih dari mana? Engga sih. Mana ada cowo pake baju pisang-pisang gitu, sarung bantal angry bird lagi. Nggak ada gentlenya sama sekali."
Astaghfirullah. Gapapa Adya ganteng dan tampan harus sabar.
KAMU SEDANG MEMBACA
KARENALURI
RomanceAdya Naindra Benedict laki-laki ceria yang membuat semua orang disekelilingnya tertawa, Ia memiliki prinsip untuk hidupnya tidak ingin mengenal cinta, namun prinsip itu runtuh saat mengenal wanita yang berna Zefanya Ganesh Alaric wanita yang memili...