4. Rooftop

338 79 38
                                    



KRING...KRING...KRING

Kayren mengakui sangat benci suara alarm itu. Suara itu sangat mengganggu ketenangan tidurnya. Kayren seumur hidup membenci suara alarm, gadis itu langsung mengambilnya dan melemparkannya ke sembarang arah. Kayren tidak peduli jika ia nantinya akan dimarahi Vani setelah merusakkan alarmnya.

"Oh ayolah, kenapa bunda memasang alarm sialan ini ke kamarku," batin Kayren.

Vani yang mendengar suara barang jatuh dari kamar Kayren langsung berlari, Vani takut terjadi sesuatu dengan anak bungsunya tersebut.

"Kayren, ada apa ini? tanya Vani.

"Bundaaa kenapa pasang alarm di kamarku? Kan bunda tahu kalau aku gak suka suara alarm," ucap Kayren.

"Loh bunda gak pasang alarm di kamarmu sayang," sahut Vani.

"Oh aku tau nih kerjaan sapa," ucap Kayren disertai dengusan sebal serta tarikan napas panjang untuk meneriaki nama seseorang.

"KAK FEBRIIIII," teriak Kay. Yang dipanggil malah cekikikan di belakang pintu Kayren. Vani yang jengah dengan sikap kekanakan anak-anaknya itu hanya menghela napas kasar. Vani sudah hafal dengan keributan anak anaknya setiap pagi, kalau tidak Kayren yang berulah ya Febri.

"Yahhh, Kak Febri tadi masang alarm di kamar Kay yah," adu Kayren pada Rio.

"Dasar adek pengadu," gumam Febri yang dapat didengar Kayren. Tapi Kayren tidak memedulikan Febri, Kayren menunggu jawaban yang keluar dari mulut ayahnya saja.

"Ya terus?" jawab Rio

"Ya marahin kek atau apa gitu yah," ucap Kayren.

"Ayah gak pernah marahin Kay tuh kalo Kay lagi ngusilin Febri, terus kenapa ayah harus marahin Febri kalo lagi ngusilin kamu?" Kayren terdiam mendengarkan ucapan ayahnya. Sekarang cara apalagi yang akan dilakukan Kayren agar skornya dengan Febri menjadi 1-1.

"Loh kan Kak Feb gak minta ayah untuk marahi Kay yah," ucap Kayren tidak mau kalah. Rio yang mengerti sifat Kayren yang keras kepala, langsung menuruti kemauan anak bungsunya tersebut.

"Feb, jangan usilin adekmu terus kasihan kan kalo tiap hari harus ngadu ke ayah," ucap Rio menasehati Febri. Yang dinasehati hanya mengerucutkan bibirnya, sedangkan Kayren bersorak merasakan kemenangan.

"Yeay, makasih ayahku sayang," ucap Kayren sambil memeluk tubuh Rio.

"Udah udah, Kay kamu gak berangkat sekolah emang. Udah jam berapa ini, nanti kamu telat," ucap Rio.

"Oh iya sampe lupa deh. Ayah, bunda, Kak Feb Kay berangkat sekolah dulu," ucap Kayren.

"Iya hati-hati ya sayang," ucap Vani, Rio dan Febri hanya menganggukan kepala.

Febriana Fradelia, biasa dipanggil Febri. Satu-satunya saudara yang dimiliki Kayren, tinggi, cantik, cuek, CEO di salah satu perusahaan milik Rio, anak pertama dari Rio dan Vani, suka ngusilin Kayren, belum punya pacar, hobinya bikin kue dan main ps.


***

Seperti saat kelas 10 sebelumnya, Kayren selalu suka datang pagi-pagi sekali. Karena dia tidak suka datang pada saat sekolah sudah ramai. Keadaan sekolah sangat sepi, hanya 5 atau 6 orang yang sudah datang di sekolah. Kalau sebelumya saat kelas 10 Kayren yang pertama memasuki kelas, hari ini Kayren tidak tahu siapa yang sudah dulu berada di kelas.

Saat memasuki kelas, Kayren melihat Keynan yang sudah datang lebih dulu. Oh jangan ingatkan Kayren tentang Keynan yang melihatnya menangis, ia akan membunuh siapa saja yang mengingatkannya. Kayren bersumpah akan membenci Keynan seumur hidup kalau dia membocorkan tangisnya di rooftop kepada teman-temannya dan sahabatnya. Kayren akan berusaha menutup mulut Keynan agar tidak bilang pada siapapun kalau dia habis menangis.

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang