"Ada benarnya masa lalu gak harus diinget lagi karena buat apa mikirin yang udah berlalu. Hidup terus berjalan ke depan, masa lalu hanya dijadikan pelajaran."
***
Kayren tidak tahu mengapa ia merasakan desiran aneh ketika bersama dengan Keynan. Ia merasakan benci bercampur gejolak aneh yang berada di tubuhnya. Tetapi Kayren tidak mempedulikan semuanya. Sekarang ia hanya butuh ketenangan. Saat pulang sekolah Kayren dijemput oleh sopirnya, Kayren meminta untuk diantarkan ke salah satu cafe dekat SMP nya dulu. Kayren melamun memikirkan kenapa ia bisa menangis saat disekolah, biasanya Kayren akan memendam tangisnya dan menangis saat sudah sampai kamar tersayangnya. Apalagi tadi Keynen melihat Kayren menangis, ia benci mengakui bahawa Keynan yang pertama kali melihat ia menangis. Tidak ada yang tahu Kayren selalu menangis untuk menenangkan emosinya yang kadang tidak stabil, keluarganya pun tidak tahu. Kayren hanya dikenal sebagai gadis yang sangat ceria dan penuh tawa. Tidak seperti Kayren yang terlihat lemah saat menangis. Tetapi sekarang semuanya berubah, Keynan mengetahui bahwa dirinya menangis. Kayren tidak suka disebut lemah.
"Iren kan?" sapa Vano, teman SMP Kayren. Saat SMP Kayren sering dipanggil Iren oleh teman temannya.
"E-eh siapa ya?" Jawab Kayren kebingungan dan menahan pusing yang tiba tiba datang.
"Keterlaluan lo Ren, masa gak inget gue siapa? Coba diinget lagi, siapa tahu lo inget," ucap Vano. Kayren mencoba mengingat ingat tapi nyatanya Kayren tidak mengingat apapun. Kayren menjawab hanya dengan gelengan kepala yang dibalas Vano dengan decakan gemas karena Kayren melupakannya.
"Pikun atau amnesia sih?" ucap Vano dengan sedikit meninggikan suara.
"Kok lo nyolot sih, kalo gue udah bilang gue gak tau lo siapa, emang kenapa sih? Penting banget gitu buat tau lo siapa? Lo kan bukan siapa siapa gue, ngapain juga harus gue inget, dan satu lagi nama gue Kay, jangan panggil gue Iren!" Balas Kayren penuh penekanan. Vano yang mendengarnya hanya tercengang, bagaimana bisa Iren yang dulu dikenal sifatnya sangat lemah lembut dan tidak pernah naik darah bisa berubah manjadi Iren yang super nyebelin dan emosian.
"Sorry ya Re-Kay, lo emang bener Kayren Fradelia yang gue kenal kelas 1 SMP dulu kan? Kok lo berubah jadi nyebelin sih!" Tanya Vano.
"Siapa sih? Ganggu gue menyendiri aja. Mana ngaku ngaku temen SMP gue, eh tapi kan emang gue gak pernah inget masa masa SMP dulu. Yang gue inget, Adev sama Nesya. Udah itu aja, lagian gue juga gak inget semuanya. Dulu gue udah pernah tanya sama ayah, bunda sama Kak Febri tapi mereka malah diem aja, yaudah toh gue juga gak ada masalah," ucap Kayren dalam hati.
Vano mengernyit heran,"Re-Kay, lo gak papa kan?"
Iren langsung tersadar dari lamunannya,"Iya gak papa, btw nama lo sapa? Gue beneran gak inget lo, tapi lo emang temen SMP gue kan? Lo lagi gak bohongin gue kan?" Tanya Kayren.
"Satu satu ya neng kalo tanya, bingung nih abang," ucap Vano sambil menahan tawa.
"Lo jangan bikin gue jadi sebel ya sama lo, tinggal jawab aja susahnya minta ampun," cerocos Kayren sebal.
"Ampun neng, oke oke gue jawab satu satu ya neng. Pertama nama gue Vano Setyawan, kedua iya gue emang temen SMP lo, ketiga iya gue gak lagi bohongan," jawab Vano.
"Eh emang beneran kan lo gak inget sama gue, padahal dulu kita deket banget sampai ada suatu masalah .... Sama temen temen SMP lainnya lo juga gak inget?" sambung Vano gugup.
"Kita? Gak ya lo aja gue gak. Yang gue inget Cuma Adev sama Nesya, kenal kan lo?" ucap Kayren.
"Yee lo mah. Iya gue kenal. Lo gak lagi amnesia kan?" Tanya Vano. Yang ditanya malah mengendikkan bahu tanda tidak tahu apa apa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny
Roman pour Adolescents[HIATUS] ▪▪ Bercerita tentang seorang gadis yang menyukai hujan. Seorang gadis yang menganggap cinta hanyalah fantasi. Dan seorang gadis yang menyukai kesunyian. Ini kisah sederhana yang menceritakan seorang gadis yang dituntun oleh takdir yang dib...