13. Sahabat Terbaik

65 3 0
                                    

"Cukup kalian selalu ada, udah bikin aku bahagia."

***

Kayren menyukai datang ke sekolah saat keadaan sekolah masih sangat sepi. Mungkin kalian mengira Kayren anak yang paling rajin, tetapi nyatanya Kayren rajin hanya karena suatu alasan. Ini adalah kebiasaannya saat SMP dulu. Alasannya hanya karena ingin menjadi orang yang pertama melihat 'dia' datang ke kelas. Entah kenapa kebiasaanya ini masih terus berlanjut saat SMA meskipun ia sedang lupa ingatan.

Kayren masuk ke kelasnya dan langsung membuka semua jendela yang masih tertutup. Ia sangat menyukai hangatnya matahari saat pagi hari. Sangat menenangkan, begitulah jawabannya saat ada orang bertanya. Kayren selalu memastikan hangatnya matahari pagi selalu mengarah kepadanya walaupun harus berpindah tempat dan membujuk teman temannya yang tidak suka kaca jendela kelas terbuka lebar karena menyilaukan.

Seperti biasa, Kayren menelungkupkan kepalanya diantara kedua tangannya, ia menyukai suasana menenangkan seperti ini. Tanpa disadarinya ia sudah tertidur 15 menit yang lalu.

"KAYREN!! Lo udah belajar kimia apa belum?" Teriak Adev saat memasuki kelas. Kayren yang tertidur tidak mendengar teriakan Adev.

"Aelah, lo tidur mulu si kerjaannya. Woy bangun keboo!" Teriak Adev tepat di telinga Kayren. Kayren yang sedang tidur terlonjak kaget mendengar teriakan Adev yang sangat  melengking.

"Jangan tinggalin gue." Teriak Kayren saat itu juga.

"Heh? Ngomong apaan si? Lo mimpi ya?" Tanya Adev.

"Aa..a..apaan si? Gue juga gatau mimpi apaan." Ucap Kayren.

"Lo lama lama jadi aneh. Yaudah si, lo udah belajar apa belum? Tanya Adev.

"Belajar apaan? Kan hari ini kita gak ada...." Ucap Kayren sambil berpikir hari ini ada ulangan apa tidak.

"ASTAGA!!! Gue lupa kalo hari ini ada ulangan kima dan gue belum belajar sama seklai. Astaga, astaga, astaga. Aduh gimana dong?" Ucap Kayren dengan raut muka panik setengah mati.

"Kayren lo enak ih, lo kan udah pinter. Pasti nanti ulangan bisa jawabnya. Lah gue?" Ucap Adev dengan raut wajah sedih.

"Aduh adev, gue gak sepinter gitu, aduh gimana dong? Nesya mana? Belum dateng juga ya?" Tanya Kayren.

"Ngapain nyari gue?" Tanya Nesya yang baru datang.

"Lo udah belajar kimia kan?" Tanya Kayren dan Adev bersamaan. Hanya Nesya harapan mereka satu satunya.

"Udah dong, gue kan rajin." Ucap Nesya. Kayren dan Adev menghela napas lega.

"Tapi.. kalian gak boleh tanya apapun ke gue." Ucap Nesya sambil tertawa.

Raut wajah Kayren dan Adev berubah masam. "Nesya jahat ih." Ucap Kayren dan Adev kompak.

"Biarin, suruh siapa kalian gak belajar." Ucap Nesya.

"Tapi kan...." Ucap Adev, tetapi langsung dipotong oleh Nesya.

"Tidak menerima alasan apapun. Bye." Ucap Nesya. Saat Nesya duduk di bangkunya, Pak Han-Guru Kimia memasuki kelas. Kelas yang semula ribut menjadi tenang.

"Selamat pagi. Semuanya sudah siap ulangan?" Tanya Pak Han.

Kayren mengangkat tangannya, "Sebenernya belum sih pak. Gimana kalo besok saja pak. Kan temen temen bisa lebih mantepin materi ulangannya. Dan nanti nilai ulangan kimia di kelas ini jadi bagus bagus pak."

"Kayren, kamu kira ini pasar bisa nego seenak kamu. Saya tidak menerima alasan apapun. Ulangan tetap dilaksanakan hari ni juga." Ucap Pak Han dengan tegas. Semua yang ada di kelas hanya menghela napas pasrah. Mereka sudah menduga hal yang dibicarakan Kayren tidak akan mengubah keputusan Pak Han.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 06, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang