1. Duduk bersama.

534 107 94
                                    

"Bahagia itu sederhana. Sesederhana memiliki sahabat dan keluarga yang tulus menyayangi kita."

***

Kay bangun Kay, udah jam berapa ini. Kamu ini anak cewek kok kebo banget sih," teriak Vani, bunda Kayren, dari arah dapur.

"Duh berisik banget sumpah, siapa sih yang teriak-teriak pagi pagi gini. Ganggu orang tidur aja nih," teriak Kayren yang masih setengah sadar.

"Heh bilang apa tadi kamu Kay. Mulai gak sopan ya sama yang tua. Bunda guyur pake air kalo gak bangun bangun," oceh Vani yang sudah masuk kamar anaknya itu. Kayren yang mulai sadar, terlonjak kaget mendengar ia akan diguyur air oleh bundanya ini. Matanya langsung terbuka lebar.

"Duh ampun kanjeng ndoro, Kay gak akan ngulangin lagi. Tadi Kay kira kakak yang bagunin Kay," jawab Kayren sambil tertawa kecil. Melihat bundanya yang mulai menggeram marah, Kayren langsung mengambil persiapan untuk lari ke kamar mandi. Vani memang tidak suka di panggil kanjeng ndoro, menurutnya itu sangat menjijikkan. Sebentar lagi pasti Vani akan berteriak memarahi Kayren dan Kayren pasti akan melarikan diri.

1

2

3

LARIIIIIIII

"KAYYYY, KAMU TUH YA DIBILANGIN JANGAN PANGGIL BUNDA KANJENG NDORO. DIBILANGIN KOK BANDEL SIH. PAKEK LARI LAGI. AWAS KAMU YA KAY," teriak Vani menggelegar sampai membuat Febri dan Rio, kakak dan ayan Kayren yang semula masih tidur jadi terbangun. Kan sudah Kayren bilang kalau bundanya marah bisa langsung membangunkan semua orang yang ada di rumah. Menyeramkan bukan?

"OKE BUN DITUNGGU YA PEMBALASANNYA," jawab Kayren dari arah kamar mandi. Kayren memang selalu bagitu. Usil, lucu, dan bikin naik darah. Siapapun kalau dekat dengan Kayren pasti ingin marah terus, kecuali bagi orang yang mempunyai kesabaran extra. Satu satunya orang yang gak pernah marah di usilin Kayren adalah Rio, ayahnya sendiri.

***

"Selamat pagi ayah, bunda, dan kakakku sayang," sapa Kayren sehabis mandi dan sudah siap dengan seragam sekolahnya.

"Pagi Kay," sahut Rio dan Febri.

"Loh kok Bunda gak jawab sapaan pagiku sih," ucap Kayren dengan jengkel.

"Tau ah," jawab Vani dengan cuek.

"Oh iya bunda marah sama aku gara gara tadi pagi. Jadi gini cara pembalasan bunda, " ucap Kayren dengan senyum licik.

"..." Vani diam mendengarkan anaknya yang mengoceh. Oh jangan lupa tadi Vani melirik Kayren yang tersenyum licik. Pasti Kayren sudah merencanakan sesuatu.

"Menyebalkan," gumam Vani pelan yang hanya bisa didengar oleh dirinya sendiri.

Selesai sarapan pagi, Kayren segera menyeret Rio untuk segera berangkat sekolah. Katanya takut telat, kan baru masuk kelas 11. Rio dengan malas malasan mengantarkan anaknya ke sekolah, Kay memang dilarang oleh Rio dan Vani belajar motor ataupun mobil. Katanya masih belum genap 17 tahun. Tidak lupa Kayren berpamitan kepada Vani dan Febri disertai tatapan usilnya itu.

"Kanjeng ndoro dan nenek lampir, Kay berangkat sekolah dulu yaa. Jangan marah bunda kakak. Kay sayang kalian. Assalamualaikum," pamit Kayren yang berteriak di depan pintu rumah, katanya kalau pamitan di depan Vani dan Febri bisa kena jewer. Vani yang malas beradu mulut dengan Kayren hanya bisa diam. Dan sekarang Febri yang teriak-teriak kepada Kayren dan hanya dibalas Kayren dengan menjulurkan lidahnya.

"Dasar adik durhaka, awas lo pulang sekolah. Gue jadiin lo kambing," teriak Febri. Rio yang melihat pertengkaran kecil yang terjadi dalam keluarganya hanya bisa geleng geleng kepala. Menurutnya ini menggemaskan, bagaimana kalau Kayren tidak ada? Pasti keluarganya akan sepi tidak serame hari ini. Semua ini disebabkan keceriaan Kayren yang ia tebarankan di keluarganya. Rio dan Vani bersyukur mempunyai Kayren.

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang