10. Meet Again with Vano.

176 28 12
                                        


"Kalo dateng cuma mau nyakitin, mending pergi aja deh."


Kayren menjalani aktivitasnya sama seperti hari sebelum-sebelumnya. Bangun, sarapan, sekolah, pulang, belajar, dan tidur. Kalian boleh mengatakan kalau itu membosankan, memang faktanya sudah begitu. Kayren sampai jenuh dengan kegiatannya sehari-hari. Gadis ini butuh holiday. Hari ini sepulang sekolah ia berniat mampir ke cafe dekat sekolah SMP-nya lagi, siapa tau ia bertemu dengan Vano. Ah iya, Vano! Ia sampai melupakan cowok itu, Kayren berharap bertemu lagi dengan Vano. Ada beribu pertanyaan yang jawabannya tidak ia dapatkan dari sahabatnya. Ia ingin menanyakan kepada Vano langsung.

"Pulang sekolah ke mall yuk," ajak Adev.

"Gue ngikut aja sih," jawab Nesya, keduanya menunggu jawaban yang keluar dari mulut Kayren.

"Eumm, gue nanti ada urusan. Gimana kalo besok aja?" ucap Kayren.

"Paling juga urusannya sama Keynan si muka kulkas," ejek Adev.

"Bukan Dev," ucap Kayren.

"Terus kemana?" tanya Nesya.

"Mau ke cafe," jawab Kayren.

"Sendiri? Lo gak ngajak kita?" tanya Adev. Kayren mengangguk mantap.

"Pokoknya kita ikut lo," tegas Nesya diikuti anggukan dari Adev.

Kayren menghembus napas kasar, "Terserah."


***

Sepulang sekolah, mereka langsung menuju ke cafe diantar oleh Pak Karta - sopir pribadi Kayren. Kayren sempat melakukan segala cara agar ia dibolehkan belajar mobil, tetapi ayah dan bundanya selalu bilang, "Tunggu 17 tahun atau kamu gak bunda kasih uang jajan selama dua bulan." Ancaman Vani terdengar begitu menyeramkan bagi Kayren. Mau tidak mau, Kayren harus pasrah menerimanya.

"Duduk sebelah mana?" tanya Nesya.

"Sebelah situ, yang deket jendela," tujuk Kayren di salah satu tempat duduk favoritnya.

"Eh Nenes, lo emang lagi suka sama Fathan ya?" tanya Adev.

"Nenes?" tanya Kayren yang tidak tau panggilan barunya Adev kepada Nesya.

"Nesya maksud gue, biasa panggilan baru," jawab Adev. Kayren hanya mengangguk paham. Adev memang unik, setiap bulan pasti ia mengganti-ganti nama seseorang, panggilan sayang katanya.

"Iya Dev, emang salah ya kalo gue suka sama Fathan?"

"Gak ada yang salah sih, lo berdua cocok kok. Sama-sama pendiemnya," tawa Adev langsung menyembur. Nesya hanya merengut sebal pada Adev.

"Mbak, vanilla latte nya satu. Eh lo berdua mau pesen apa, jangan ribut mulu deh," ucap Kayren

"Gue chocolate milkshake."

"Gue matcha milk tea."

"Kay, gimana lo sama Keynan? Uda pacaran apa belum?" tanya Adev.

"Apaan sih, gue sama Key itu temenan doang," jawab Kayren.

"Temen rasa pacar, duh mirisnya," ledek Adev. Kayren hanya mendengus.

"Daripada lo, masa gak punya gebetan," ledek Nesya.

"Gue itu gak punya gebetan gak masalah, banyak kok yang deketin gue," jawab Adev dengan tersenyum bangga.

"Banyakan juga gue," cibir Kayren. Mereka semua tertawa bersama-sama.

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang