BAB 18

4.6K 467 37
                                    

Hinata memberanikan diri untuk bertanya,"A-ano, ada apa Sasuke-kun?" tanya Hinata kepada Sasuke.

Sasuke menatap Hinata sekilas kemudian kembali mengalihkan pandangannya, "Tidak, hanya saja. Ada yang sedikit menganggu perasaanku akhir-akhir ini." balas Sasuke sambil menatap lurus.

Alis Hinata kini menuat, "Apa yang mengganggumu, Sasuke-kun?" tanya Hinata lagi, mencoba akrab dengan pemuda itu.

Sasuke nampak berfikir, kemudian melihat kearah gadis yang akhir-akhir ini mempengaruhi pikirannya itu.

Namun tiba-tiba Hinata merasakan langit-langit gua itu berputar. Kepalanya terasa berat dan gadis itu merasa pusing sampai ia kehilangan kesadarannya.

Refleks sebelum tubuh rapuh gadis itu menyentuh tanah, Sasuke langsung mendekapnya masuk dalam pelukan hangatnya. Sungguh, seperti bukan Uchiha Sasuke seperti biasanya. Kenapa Sasuke begitu peduli? Kenapa lagi-lagi Sasuke selalu berusaha melindungi gadis ini? Kenapa? Sasuke masih mau untuk mengerti. Yang jelas untuk saat ini Sasuke ingin melindungi Hinata. Melihat Hinata terluka entah mengapa itu membuat perasaanya merasa tidak senang.

Berbeda ketika melihat Hinata tersenyum, entah mengapa Sasuke juga merasa ikut bahagia. Jadi apakah Sasuke menyukai Hinata? Ah, Sasuke rasa Uchiha dan Hyuuga juga tak masalah. Toh mereka juga sama-sama bangsawan kan? Hey!? Kenapa Sasuke memikirkan ini sampai segitunya. Sasuke menggeleng pelan, tangannya beralih merebahkan tubuh gadis itu ditanah dengan kepala dipakaikan bantal dari tas Hinata.

Melihat Hinata tertidur tenang, sebuah senyuman tipis sedikit terulas di wajah tampan pemuda itu, perlahan Sasuke mulai memfokuskan chakra-nya ketangan guna menyalurkan sedikit chakra birunya kepada gadis itu. Dengan Harapan itu sedikit membantu untuk memulihkan stamina Hinata. Hal ini terjadi mungkin karena Hinata kelelahan karena terlalu lama mengaktifkan byakuugan-nya. Atau kemungkinan kedua ini akibat ulah Toneri, pria berambut putih yang menyerang Sasuke dan Hinata di tengah hutan beberapa hari lalu.

Sementara itu tiga shinobi lainnya yang sudah jauh lebih dulu menyelam, Shikamaru, Sai, dan Tenten sudah sampai di dasar. Mereka keluar dari kolam tadi dan sampai di sebuah kolam lagi, yang makin penuh dengan bulatan-bulatan itu.

"Ini terlihat seperti pabrik gelembung saja." ucap Sai mengamati keadaan sekeliling.

"Aku mengerti." ucap Shikamaru saat mengamati gelembung-gelembung itu.

Alis Sai menaut, "Eh?" Sai keheranan.

Shikamaru masih fokus kepada bulatatan-bulatan besar yang menyerupai gelembung yang memenuhi penjuru gua.

"Di sinilah tempat sang penjaga gerbang yang membuat gelembung-gelembungnya ini hidup." jelas Shikamaru.

Alis Sai semakin menaut,"Penjaga gerbang?" tanya Sai tak mengerti.

Tenten menyatukan tangannya didepan dada, "Sasuke dan Hinata... mereka belum muncul juga." ucap Tenten khawatir sambil melihat ke arah kolam.

"Apa sebaiknya kita menyusul mereka saja? Huh, mereka berdua selalu terlambat." lanjut Tenten. Ia semakin khawatir dengan kedua orang temannya itu yang tidak segera muncul-muncul.

Namun belum sempat pertanyaannya dijawab, sesosok monster raksasa tiba-tiba saja muncul dan mengamuk, seolah tak senang karena rumahnya kedatangan tamu.

"A-apa itu!?" pekik Sai heran.

Dahi Tenten mengernyit, "Heh?! Seekor kepiting!?" ucap Tenten mengamati makhluk raksasa di hadapannya itu.

Shikamaru melirik kedua temannya sekilas, "Itulah penjaga gerbang yang ku maksud!" balas Shikamaru.

Dari telapak makhluk besar berwujud kepiting itu, keluar gelembung-gelembung air yang menembak dengan sangat keras bagai semprotan suiton.

"Berpencar!!" perintah Shikamaru cepat dan mereka bertigapun melesat menyebar ke arah yang berlainan.

Shikamaru menghindari semprotan-semprotan yang terus ditembakan makhluk itu.

"Jangan menghancurkan gelembungnya, bisa-bisa kita terjebak genjutsu-nya!!" teriak Shikamaru. Sementara Sai dan Tenten mengangguk mengerti.

"Lakukan seperti saat kita menangani shinobi berbalut perban itu." lanjutya.

Tenten dan Sai mengangguk mantap,"Ha'ii!!!" balas Tenten dan Sai bersamaan.

Trank!!

Tank!!

Seperti saat menghadapi ninja-ninja berbalut perban kemarin. Tenten mulai menembaki cangkang kepiting raksasa itu dengan beberapa kunai dan suriken, namun tak mempan sama sekali.

"Chouzu Giga!!" Sai menciptakan tiga lukisan singa yang langsung menyerang monster itu. Namun mudah saja, kepiting raksasa itu menghancurkan jutsu Sai dengan capitnya.

"Ah sial! kepiting ini sama merepotkannya dengan ninja-ninja perban kemarin." runtuk Shikamaru sembari mengelap kringat yang sudah mengalir dipelipisnya.

"Fuujin, Raijin!!" Sai kemudian menggambar dua sosok lelaki bertubuh kekar untuk menahan kepiting itu.

Untuk sesaat makhluk besar dan dua sosok berwujud jin kekar yang Sai gambar saling beradu kekuatan, sampai kemudian makhluk ciptaan Sai menendang kaki si kepiting hingga membuatnya goyah dan kemudian dilempar sampai membentur atap.

Dari atap yang terbentur itu, munculah cahaya yang sedikit menyinari gua gelap itu. Shikamaru pun mampu memaksimalkan jutsunya.

"Kagenui!"

Shikamaru menggunakan kekuatan bayangannya untuk mengikat tubuh kepiting yang kini tergeletak di pojokan gua.

"Tenten!!"

Tenten pun kembali mengeluarkan justu bom peledaknya dan sampai akhirnya kepiting raksasa itu hancur.

Bersamaan saat itu munculah Sasuke dan Hinata.

"Darimana saja kalian?" tanya Tenten nampak khawatir.

"Maafkan aku, Tenten-chan. Tadi kepalaku sedikit pusing dan Sasuke-kun menolongku." balas Hinata.

"Hah, jangan memaksakan dirimu Hinata-chan. Mungkin dirimu belum pulih sepenuhnya sejak kejadian kemarin." ucap Tenten menatap sahabatnya itu khawatir.

Kemudian gadis bercepol itu melirik pemuda disamping Hinata dengan tatapan tajam, "Nee... Sasuke kau sudah janji untuk menjaga Hinata! Kalau kau menyakitinya kami akan membunuhmu seperti kepeting raksasa itu!" lanjut gadis itu membuat Sasuke menatapnya tak suka.

"Kau berlebihan Tenten." sela pemuda berkulit pucat itu untuk meredakan suasana.

Namun Tenten malah mencurutkan bibirnya dan menyilangkan tangannya didepan dada.

"Pemuda Uchiha ini terkadang harus diberi pelajaran." ujar Tenten masih tak terima.

Sai terkekeh pelan, "Tapi kurasa Tenten-chan tidak akan berhasil membunuh Sasuke-kun karena Sasuke-kun adalah ninja yang kuat," ucapan Sai membuat Tenten semakin mendengus kesal.

"Lagi pula, Hinata-san juga tidak akan membiarkan dirimu membunuh Sasuke-kun, kan?" lanjut Sai dengan polosnya sontak membuat kedua pipi gembil Hinata memerah.

Tenten melongo mendengarnya, namun sejurus kemudian gadis itu hanya mendengus pasrah. Berbeda dengan Sasuke Uchiha yang saat ini tengah menyungingkan senyum tipisnya ketika melihat wajah gadis yang selama ini berusaha masuk ke kehidupannya itu memerah.

Manis. pikir Sasuke dalam diam.

***
Bersambung

BAB 18 © 28 Mei 2016

STORY 2 : The Last •Sasuhina• [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang