BAB 8

5.4K 534 20
                                    

"Biar Naruto saja yang kau kirim ke Bulan. Aku akan tetap disini." balas pemuda itu masih dengan datar membuat Kakashi mengehela nafas, dia tahu memang Sasuke adalah orang yang keras kepala.

"Tidak. Kau adalah seorang Kekkei Genkai, jadi kau yang akan ku tugaskan ke bulan. Selain itu bukannya kau yang bersikeras untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keturunan Kaguya." jelas Kakashi.

"Sedangkan Naruto dan Sakura akan berada disini. Jika kau bertanya mengapa aku memilih Naruto dan Sakura berada disini, karena Naruto jauh lebih dibutuhkan untuk melindungi bumi dan Sakura yang merupakan ninja medis tentunya akan menyelematkan nyawa para korban meteor jatuh nanti, karena sekarang kemampuannya sudah setara dengan Tsunade-sama." lanjut Kakashi panjang lebar.

Membuat Sasuke mendecih tak suka. Kenapa ia seperti dianggap jauh lebih lemah dibanding pemuda pirang itu.

"Aku tak berniat membeda-bedakan kau dengan Naruto. Tapi untuk menyelamatkan nyawa penduduk Narutolah yang paling tepat. Tugasmu adalah menemukan sisa keturunan Otsutsuki dan jika kau menemukannya terserah apa yang kau lakukan padanya karena sudah pasti ia mempunyai niat jahat untuk menghancurkan kehidupan dibumi ini." lanjut Sang Rokudaime-Hokage sementara Sasuke masih tak bergeming.

"Hm, aku mengerti." ucap pemuda itu singkat kemudian melangkahkan kakinya keluar dari ruang Hokage itu. Namun perkataan sang mantan guru menghentikannya.

"Pukul 07.00 pagi datanglah lagi kesini. Kita akan membahas rencana yang lebih lanjut. Sekarang selamat beristirahat, Sasuke."

"Hm," lagi-lagi hanya itu yang keluar dari mulut pemuda Uchiha itu.

Kemudian melangkahkan kakinya menjauhi ruangan Hokage.

Namun ucapan Kakashi selanjutnya menghentikan langkah pemuda itu.

"Apakah kau tak berencana untuk menetap Sasuke? Aku bisa menjadikan sebagai bagian dari ANBU atau menjadi Ninja Pelacak dalam Satuan Kepolisian Konoha?"

Sasuke terdiam, selama 2 tahun berkelana memang membuatnya sudah mengenal dunia secara lebih luas. Pemuda itu juga sudah mulai memahami arti dari adanya sebuah ikatan dan kedamaian. Namun Sasuke masih bingung apakah ia akan menetap di Konoha dan membangun kembali Klan Uchiha yang telah lama hancur.

Sasuke masih belum memiliki alasan untuk pulang. Ya, pulang ke rumah dimana seseorang akan menyambutnya dengan senyuman hangat.

"Sasuke-kun ...."

Suara itu, cara gadis itu tersenyum manis.

Hyuuga Hinata.

Entah kenapa memikirkan alasan untuk pulang wajah gadis itu yang muncul di dalam kepala Sasuke.

Sasuke masih belum mengerti. Atau mungkin pemuda itu enggan untuk mengerti kalau sebenarnya ia sudah jatuh hati. Ia memejamkan matanya, kemudian menghembuskan nafas pelan. Dan kembali membuka matanya.

"Aku belum tahu soal itu." Akhirnya pemuda itu memberikan jawabannya.

"Hmm, baiklah. Namun jika kau memutuskan untuk menetap temui aku Sasuke, aku pasti akan membantumu." balas Kakashi, Sasuke dapat melihat Mantan Gurunya itu tengah tersenyum di balik maskernya.

"Hm. Terimakasih banyak." Kata pemuda itu berlalu pergi meninggalkan ruang Hokage dan melangkahkan kakinya menuju mansion Uchiha.

Tempat terkutuk yang membuat kebencian hebat bersarang pada dirinya bahkan sampai saat ini, mungkin masih tersisa puing-puing kebencian itu dalam hatinya.

Dengan langkah malas Sasuke memasuki tempat itu. Perlahan memorinya berputar mengingat kejadian yang sudah berlalu.

Berawal dari kebersamaan dengan keluarganya yang hangat sampai pada peristiwa pembantaian Klan yang dilakukan Aniki-nya ---Uchiha Itachi.

Walau Sasuke sudah memaafkan Itachi dan bahkan ia menyesali telah membunuh aniki-nya itu dengan tangannya sendiri. Namun itu justru malah membuat pemuda itu, tak bisa lupa akan kenangan buruknya.

Sasuke berharap malam segera berlalu sehingga ia dapat pergi dari tempat terkutuk ini, dan melanjutkan misinya yang akan diberikan Sang Rokudaime-Hokage padanya.

***

Sinar matahari berjalan masuk seiring dengan terbukanya jendela kamar. Hyuuga Hinata ---gadis bersurai indigo itu mengerjapkan matanya beberapa kali dan sesekali mengucek-ucek mata bulannya itu.

"Ohayou, Hinata-sama. Kau sudah baikan, ya?" sapa Natsu ---wanita berambut cokelat muda yang merupakan seorang maid di keluarga Hyuuga dan merupakan pengasuh Hanabi sejak kecil.

Hinata mengeritkan dahinya berfikir bukankah kemarin ia sedang berada dimakan Neji-niisan dan ia bahkan akan mengakhiri hidupnya. Namun kenapa ia bisa berada dirumahnya. Siapa yang telah menyelamatkannya. Otaknya berfikir keras mengingat apa yang sebenarnya terjadi.

''Sasuke-kun?'' tanya gadis itu dalam hati ketika mengingat-ingat apa yang terjadi kemarin.

Sekilas, terbesit sebuah ingatan tentang dirinya dengan Sasuke ketika mereka menjalankan misi bersama mengatasi masalah Manusia Peledak, membuat perlahan semburat merah berada di pipi gembil gadis itu.

Wait! Tunggu! Kenapa wajah si sulung Hyuuga itu selalu memerah jika membicarakan seorang Uchiha Sasuke? Sebenarnya kenapa? Hinata tak mengerti soal hal ini.

Belum selesai gadis itu berkecamuk dengan fikirannya, Natsu membuyarkan lamunan gadis itu. Membuat Hinata tersadar.

"Hinata-sama, jangan terlalu dipaksakan. Anda harus segera bersiap, Rokudaime Hokage memanggil Anda." ucap Natsu tersenyum.

Alis Hinata menaut. Mengapa Rokudaime Hokage memanggilnya? Apa Hinata akan mendapat sebuah misi?

Pemikiran mengenai Kakashi, selaku Rokudaime Hokage yang memanggilnya itu, membuat Hinata sejenak melupakan seorang Uchiha Sasuke dari fikirannya. Dan bersiap untuk menemui Kakashi.

Tak butuh waktu lama untuk Hinata bersiap. Gadis itu kini sudah tampil cantik dengan seragam misinya.

Namun saat ia hendak berpamitan dengan ayah dan adiknya, Hinata tak menemukan mereka berdua.

Kemana Ayahanda dan adiknya pergi? Apa mungkin Hiashi dan Hanabi pergi untuk urusan Klan? Itu yang ada dipikiran Hinata saat itu.

"Jika anda mencari Hiashi-sama, dia tak ada Hinata-sama. Hiashi pergi untuk menyelesaikan urusan Klan dan belum kembali." ucap Ko menyadari bahwa Nona mudanya itu sedang mencari Sang Ayahanda.

"Sementara, Hanabi-sama menghilang, Ia diculik oleh sekelompok orang dengan jubah aneh. Kami sudah mencoba menghentikan mereka. Namun, ketika mereka mengeluarkan bola cahaya yang selanjutnya meledak, seketika kami semua tak sadarkan diri, Hinata-sama." lanjutnya melaporkan keadaan pada Hinata.

Hinata tercekat apakah ini ada hubungannya dengan Rokudaime-Hokage memanggilnya. Perlahan butiran bening mengenang di pelupuk mata bulan gadis itu. Namun buru-buru ia menghapusnya sebelum butiran itu membasahi pipinya. Tetapi tetap saja gadis itu tak bisa menahan isak tangisnya.

Oh, Kami-sama semoga adik dan ayahandanya tidak apa-apa. Semoga Kami-sama melindungi mereka berdua.

Gadis itupun bergegas, bersiap-siap untuk menemui Rokudaime-Hokage.

***
Bersambung

BAB 8 © 25 Mei 2016

STORY 2 : The Last •Sasuhina• [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang