MLFV 13

121 22 0
                                    

Anggi membuka pelahan matanya. Ia seketika terkejut membelalakan matanya ketika melihat wajah Reyhan yang sangat dekat didepannya.
Erpa berusaha memindahkan tangan Reyhan yang sekarang sedang memeluknya.

Namun Erpa tak tega jika dia harus membangunkan Reyhan yang tertidur pulas di hadapannya.

Erpa mengulurkan tangannya dan menyentuh pipi Reyhan.
Mata Reyhan yang awalnya tertutup rapat seketika terbuka dan menatap Erpa pas di manik matanya yang indah.

Deg deg!

Erpa kaget, tapi ia tak bisa mengalihkan tatapannya. Ia seakan akan terhipnotis oleh mata merah Reyhan yang tajam menatapnya.

"Ke-napa?, ber-henti menatapku!! apakah aku sangat cantik" tanya Erpa terbata dengan nada menyindir.

Reyhan menganggut "Hmm, mungkin kau memang cantik"katanya tersenyum

Blushhh,,,..

Pipi Erpa merona seketika.

"Eh?, kau malu?, bukannya kau yang bertanya? Kenapa malu?"tanya Reyhan mengejek.
"hahahaha, kau sangat lucu Erpa"Reyhan terkekeh pelan.

Erpa dengan wajah memerah seperti kepiting rebuh. Ia hanya bisa memalingkan wajahnya sambil cemberut kesal.

Reyhan hanya tertawa pelan melihat sifat Erpa yang terbilang manja.

Lalu memeluk Erpa erat, yang sedang terbaring di kasur.

"Ehemm-hmm?!"suara seseorang mengagetkan Reyhan dan Erpa sehingga mereka melepaskan pelukanya dan bangun seketika.

"Ang..gi!" Erpa sangat kaget.
"Jangan salah paham gi! Kami hanya.." ucapan Erpa yang berhenti membuatnya berpikir keras bagaimana cara menjelaskannya.

"Kami hanya tidur bersama semalaman." jawab Reyhan santai tanpa wajah berdosa.

Plaakkk

Erpa memukul punggung Reyhan dengan keras.

"Awww! Kenapa?, apa aku salah?!" tanya Reyhan tak terima ia dipukul.

"Kau membuatnya salah paham, kau menjawabnya langsung tanpa wajah berdosa apakah itu tidak salah?" tanya Erpa melotot kesal.

"Memang itu yang terjadi!!!, lalu apa?"tanya Reyhan kesal.

"Kami,, tidak melakukan apapun walaupun kami tidur satu ruangan, jadi jangan salah paham" Erpa berbicara cepat.

"What??! Satu ruangan?!. Kelihatannya bukan hanya satu ruangan tapi sepertinya satu kasur yang sama" ejek Anggi tertawa pelan.

"Iya"jawab  Reyhan langsung.

"diam,,, jangan perdulikan dia Anggi dia hanya penganggu." kata Erpa yang tak tau harus jelasin bagaimana.

"We'll, aku mengerti."Anggi terkekeh pelan melihat mereka bahagian.

"Kuyk,, Kuyk,,." suara yang berasal dari perut Erpa membuat wajahnya memerah seperti tomat yang matang.

Anggi dan Reyhan tercengang mendengarnya, tapi wajar sih jika ia Lapar, bayangkan saja 3 hari dia belum makan.

"Hahahaha"tawa Reyhan dan Anggi bersamaan.

"Yo,Reyhan nampaknya aku harus pergi nih,, untuk memberi makan anak ayam ku,, sudah 3 hari dia belum makan" kata Anggi yang seakan akan menunjukan itu adalah Erpa

"Oke" jawab Reyhan singkat, lalu pergi..

"EEehh,, aku bukan anak ayam, aku manusia tau!!!"jawab yang seakan akan tau bahwa anak ayam itu dia.

Reyhan yang awalnya ingin pergi, terhentikan mendengar Erpa berbicara namun di abaikan,,,

"Hmm, Reyhan"panggil Anggi.

"ya"jawabnya singkat.

"Kelihatannya ada seseorang yang merasa dirinya anak ayam tu!!!"ejek Anggi memandang Erpa.

"Ya, baguslah kalau dia sadar" ejek Reyhan

Mendangar itu Erpa hanya terdiam mengembungkan pipinya seperti balon yang merah merona.

"So,anak ayam ku sayang lebih baik kau mandi sekarang juga, paham?!" ucapan Reyhan, membuat bulu kuduk Erpa berdiri.

Tanpa berpikir panjang Erpa bergegas ke kamar mandi.

"So?" ucap Reyhan

"What?!"tanya balik Anggi .

"Kau, berhutang penjelasan kepadaku
Anggi "jawab Reyhan

"Ok, Reyham. Aku akan menjelaskannya.
Aku memang tertusuk oleh pedang itu Namun aku bisa selamat, ya karena Liontin pemberian ayah. Liontin itu bersinar,, tanpa kalian sadari aku masih hidup, lalu mengubahku, menjadi lebih kuat, ya kau tau kan Skill ku menyerap kemampuan lawan, sedangkan milikmu Teleportasi. Dan bukan hanya itukan?!. Kita juga bisa menyembuhkan diri dengan cepat" ujar Anggi menaikan kedua bahunya.

"Ya aku tau tapi itu tak mungkin. Kau terluka parah, bagaimana bisa kita sembuh dengan cepat jika sudah seperti itu?"tanyanya penasaran

"Sudah ku bilang Rey,, ini berkat Liontin pemberian ayah,,. Dan karena nya sekarang aku bisa mengendalikan kelima ekor Rubah ku, Namun aku belum tau, keempat ekorku Berelemen apa?, tapi itu tidak penting, yang terpenting Kita harus menjaga Erpa jangan sampai hal ini terulang kembali"

"Tapi kenapa aku tak mengenalimu saat itu?".tanyanya bingung

"Entahlah, mungkin karena aku cantik." jawab Anggi memuji diri.
"Ya, sekarang lebih baik aku pergi"jawab Anggi lalu keluar kamar Erpa

"mau ke mana?, bukannya Erpa sendirian di kamarnya?, bagaimana jika dia mehilang lagi?"tanya Reyhan Khawatir.

"Hufh,,"Anggi menarik napas panjang.
"Lebih baik,, kau menjaganya sebentar,, aku tak akan lama." jawab Anggi.

Anggi pergi meninggalkan Hansen di Kamar Erpa sendirian, ia yakin bahwa Erpa akan baik-baik saja bersama Reyhan.

***

Tap,,, tap..

Langkah kaki Anggi menuju kamar Pangeran Black di rawat.

Anggi memandangi wajah pangeran yang tertidur lemah.

Ia tau jika pangeran tersebut tidaklah jahat. Dia hanya kesepian.

Ia berharap jika pangeran sadar dan baik-baik saja, dengan bergitu,,, tak akan ada peperangan yang akan terjadi di negeri ini. Ini yang ia harapkan.

◐.̃◐◐.̃◐◐.̃◐◐.̃◐◐.̃◐

Tamat.....


My Love For Vampire.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang