MLFV 14

152 17 2
                                        

Ehmm ngomong-ngomong tentang teman ada yang mau jadi teman author gak nih?? Author gak punya temen😢😭.. Kalau sahabat sih punya.. 😂😌😁

"jadi temen author yeah yeah.."😅😊

"Author garep nih.."😉😆


°.*\( ˆoˆ )/*.°°.*\( ˆoˆ )/*.°°.*\( ˆoˆ )/*.°

Tap,,, tap..

Langkah kaki anggi menuju kamar Pangeran Black di rawat.

Anggi memandangi wajah pangeran yang tertidur lemah.

Ia tau jika pangeran tersebut tidaklah jahat. Dia hanya kesepian.

Anggi mulai memasuki kamar dan melangkahkan kakinya kearah jendela kamar yang berada tidak jauh dari Kasur pangeran sakarang..

Sambil menunggu kesadaran Prince Black yang terbaring lemah. Anggi mulai membuka pelahan Tirai yang mehalangi sinar mentari memasuki kamarnya.

Tanpa anggi sadari cahaya yang menyinari pangeran Black perlahan membuat Pangeran hitam tersadar.

Perlahan lahan namun pasti Pangeran black mulai membuka matanya yang terasa sangat berat dan menatap sekelilingnya. Ia menyadari ini bukanlah kerajaannya.

Lalu pandangannya teralihkan dengan menatap keberadaan anggi yang berada tepat di depan jendela kamarnya.

Ia mencoba bangun perlahan namun tangan nya yang terluka akibat kejadian kemarin, belum sembuh total.

"Argh,, sial" gumamnya kesal akan kejadian yang terjadi padanya.

Anggi mendengar gumam yang terdengar jelas di telinganya, ia hanya terkekeh pelan,,. "ternyata Pangeran hitam bisa merasa sakit juga ya?"tanyanya tersenyum.

"Kau? Rubah kecil!!"katanya menatap tajam.
"Kenapa kau membawa ku kemari?!"tanyanya langsung.

"Kenapa, apa tidak boleh?"jawab anggi santai seperti biasanya.
"Aku hanya ingin menolongmu"kata anggi menatap pangeran.

"Kenapa kau ingin menolong ku?, bukannya aku hampir,, membunuh kalian?, apa tujuanmu?"tanya pangeran tidak percaya.

"Terserah, apa katamu,, Yang pasti, aku tidak ada maksud apa pun. Aku Tulus" kata anggi tersenyum manis dengan wajah polosnya menatap pangeran yang terbaring lemah.

Entah mengapa ketika pangeran Black mendengar ucapan yang anggi katakan membuatnya terdiam.

Lalu menutup wajahnya dengan satu tangannya.

Tes,,
air mata yang mengalir dari wajah pangeran.

Melihatnya anggi hanya tersenyum mengulurkan tangannya.
"Mau kah kau menjadi temanku,,"katanya tersenyum manis penuh Keyakinan.

"Teman?"tanya pangeran.

"iya teman".Anggi tersenyum Tulus.

Pangeran binggung, ia tidak tau harus berbuat apa.

" Pemintaan yang tak berguna.. "
Gumam pangeran tersenyum tipis

My Love For Vampire.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang