MLFV 12

145 21 2
                                    


"Anggi,, kau masih hidup?!, tapi bagaimana bisa?, bahkan kau tidak terluka sedikit pun?, apa yang terjadi?!" tanya Reyhan tak percaya.

"Sudahlah, istirahat saja, jangan banyak bicara, nanti saja ku beritau" kata Anggi sambil berjalan menuju tempat Erpa di sekap.

Anggi membebaskan Erpa dari mantra sihir yang mengikatnya dan membawa mereka pergi dari kerajaan Hitam.

Anggi tidak hanya pergi begitu saja, meninggalkan pangeran hitam yang sekarat, ia tak tega untuk melakukannya. ia juga membawa pangeran Hitam bersamanya, ia berharap jika Pangeran hitam bisa berubah Itulah harapannya.

"Anggi kenapa kau membawanya?, dia bisa menjadi masalah buat kita"kata Reyhan tak terima, melihat apa yang telah adiknya lakukan.

"Tidak apa-apa Rey,, aku berharap jika dia sadar akan kesalahannya dan berubah,,, dengan begitu bangsa hitam bisa bersahabat dengan bangsa putih, dan jika itu mungkin maka peperangan tak akan terjadi. Ehmm lalu apakah yang aku pikirkan ini salah??"tanya Anggi dengan wajah polosnya.

Reyhan hanya menuruti kata-kata polosnya. Ia tau kalau adiknya tak akan pernah tega membiarkan seseorang tersakiti atau pun mati dihadapannya.

"Baiklah, jika itu mau mu. Tapi jangan salahkan aku jika terjadi sesuatu" kata Reyhan tegas.

"Siap bos, aku paham"kata Anggi yang membuat Reyhan hanya bisa tersenyum melihatnya.

"Baiklah jadi bagaimana kau akan menjelaskan ini pada King dan Queen?"tanya Reyhan mengerutkan keningnya.

"Tenang saja, gampang kok." kata Anggi tersenyum jahil.

Entah apa yang akan Anggi katakan pada ayahandanya, Anggi begitu tenang seakan tak terjadi apapun tadi.

"Reyhan,, Anggi. Kalian dari mana saja?!." tanya Queen Ningsih yang mehampiri mereka.

"Kami baru saja bertualang dan mendapatkan pengalaman baru, jadi jangan Khawatir kami baik-baik saja. Perkataannya yang sangat meyakinkan. Membuat Queen bernapas lega.

"Tapi,, kenapa selama 3 hari ini kalian pergi tanpa kabar?! Lalu apa yang terjadi dengan teman mu kenapa ia terluka dan siapa dia??, kenapa berpakaian seperti bangsa Black???" tanya ibunya bertubi-tubi.

"Dia memang bangsa Black bu"katanya yang membuat ibunya terkejut tak percaya.

"Kenapa kau membawanya sayang"Kata King lembut yang tiba-tiba datang dari belakang.

"Ayah?,,, ehm aku membawanya karna aku tak tega meninggalkannya sekarat karna Reyhan hampir membunuhnya"kata Anggi yang menuduh Reyhan

Reyhan yang tak terima ingin membela dirinya namun sebelum ia berbicara Anggi yang duluan menginjak kaki Reyhan yang berati memberi isyarat.

"Baiklah terserah kamu saja, tapi jangan melakukan hal yang di luar kendali, ingat" kata King memperingati.

Anggi menganggut yang berati iya.

"Anggi"tarik Reyhan.

"Apa?"jawabnya cuek.

"Apa, bagaimana?! Kau hanya mempersulit keadaan Anggi, kita bukan hanya harus merawat Erpa sekarang tetapi juga pangeran hitam, yang mau menikahimu itu??, apa kau sudah kehilangan akal?"tanyanya kesal.

"we'll, Reyhan Nanti semua pertanyaan mu akan ku jawab tapi sebelum itu pokuslah dengan keadan Erpa sekarang dia membutuhkanmu, pergilah ke kamarnya dan jaga dia, aku tak akan lama"

"Hufh,,, baiklah"kata Reyhan menarik napas panjang

Reyhan mulai menuju kamar Erpa yang berada di lantai 2 istana ini.
Ia, menunggu kesadaran Erpa.

Ya, sesampai di sana Reyhan hanya berdiam diri di kamar Erpa sampai larut malam, berharap gadis bodohnya segera sadar dan berada di hadapannya. Ia bahkan tertidur di sofa yang ada di kamar Erpa.

***

Erpa membuka matanya pelahan. Ia mencoba mengingat seluruh kejadian yang terjadi padanya sebelum ia pingsan.

"Aw"rintihnya kesakitan..
"Apa yang terjadi padaku?, di mana aku sekarang?"tanyanya dalam hati, lalu bangun perlahan.

"Ini? Apa sekarang aku berada di istana"batin nya melirik sekitar nya.

Erpa melihat sosok Reyhan yang tertidur di Sofa dan mencoba menyentuh kepala Reyhan dan mengelus rambutnya.

"untunglah kita bisa selamat"gumam Erpa tersenyum melihat Reyhan baik-baik saja.

"Segitu tampan kah aku, sehingga kau tidak berkedip sedikit pun melihat ku?" sindir Reyhan yang belum membuka matanya.

"Ba-gaimana kau tau?"kata Erpa gugup.

"Tidak mukin jika aku tidak tau"kata Reyhan yang bangkit dari tidurnya dan memeluk Erpa tiba-tiba.

Reyhan memeluknya erat, takut gadis bodohnya meninggalkannya lagi.

Erpa menatap Reyhan Horor. Ia masih belum terbiasa di peluk tiba-tiba oleh Reyhan
Namun di dalam benaknya ia sangat senang dan tak ingin jika Reyhan melepaskan pelukannya,. Ia merasa hangat dan nyaman dipelukanya.

"Aku,, merindukan mu, Reyhan bodoh" kata Erpa pelan. Dan pelahan tak sadarkan diri di pelukan Reyhan.

"Erpa?!"panggil Reyhan tapi Erpa sudah terlelap di pelukannya

Reyhan hanya tersenyum melihat wajah cantik Erpa yang tertidur"kau pasti lelah"ucapanya.

Reyhan menggendong tubuh mungil Erpa ke atas kasur, dan ikut terbaring disampingnya sambil memeluk Erpa erat.

"Biarkan aku tertidur disampingmu sambil memelukmu seperti ini, "Erpa" hanya untuk saat ini".
Reyhan semakin mendekapnya erat.

:::::

Ciye-ciye Erpa di jagain sampai segitunya?!. 😍😘😘

Ayo siapa yang mau?!. Angkat tangan🙌 😀😁😂

♡⃛◟( ˊ̱˂˃ˋ̱ )◞⸜₍ ˍ́˱˲ˍ̀ ₎⸝◟( ˊ̱˂˃ˋ̱ )◞♡⃛
"Anggieta Afrelianie"
😊

My Love For Vampire.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang