"Gue mesti belajar makan sehat, gak junk food mulu.."
Malam hari telah menyambut. Setitik bintang hanya menemani, tanpa rona bulan yang terang, di alam ibukota Jakarta yang penuh kabut polusi.
Sepasang anak kuliah, melepas rasa nafsu laparnya, telah meninggalkan sebuah kafe yang menurut seseorang diantaranya adalah "sehat".
Kantuk tertahankan, sambil memegang kemudi stir. Pria ini sibuk mengendarai mobilnya menuju rumah seorang perempuan. Tentu, perlu pertanggungjawaban setelah membawa seorang perempuan. Atau, perempuan itu akan lenyap bersama kriminal ditengah kota ini.
Jarang ditemui antrian moda transportasi bermotor, kala waktu menunjukkan jam delapan malam. Waktu jam pulang kerja perlahan telah sirna, diganti jam pulang makan malam, jika mereka makan di luar rumah.
Gadis itu cuek dengan sekitarnya. Di dalam sebuah mobil yang sejuk, beserta harum bunga sisa antaran pekerjaan lelaki disampingnya. Ia tak lepas dari ponselnya. Entah terlalu bosan memerhatikan hiruk pikuk ibukota.
Lelaki disebelahnya, hanya sibuk mengontrol mobil miliknya. Sambil berpikir akan gadis yang disebelahnya. Ingin rasanya menanyakan cinta. Bukan cinta nama orang. Tapi menanyakan, ia mencintainya?
"Vil, gue mau nanya sesuatu deh," tanyanya kala sambil mengemudikan mobil.
"Nanya apa Noel?"
"Ya... nanya sesuatu." Sambungnya sedikit gugup.
Viletta mengembuskan nafasnya. "Ya nanya apa Noel."
"Lo suka sama siapa?"
Gadis itu langsung menatap tajam Manuel. Pria ini kesambet apaan sampai bertanya beginian?
"Gak tau," jawab asal Viletta.
"Kok gak tau?" Tanya balik Manuel.
"Kan gue jarang bergaul sama cowok. Yang ada cuma lo doang,"
Manuel, seolah ingin mengupas lebih dalam, rasa cinta gadis itu pada dirinya. "Masa iya gak ada cowok yang lo suka?"
Gadis itu hanya mengayunkan kepalanya. "Ya... ada sih... cuma gue gak mau ada yang tahu,"
"Siapapun?"
"Ehm." Angguknya. "Gue sih mau banget pacaran sama cowok ini, cuma gue mau dia terkejut aja, ternyata gadis itu suka sama dia,"
"Jadi termasuk gue gak boleh tahu siapa cowok itu?" Tanya lagi Manuel. "Siapa tahu gue bantu lo deketin itu cowok,"
"Gue bisa sendiri kok," senyumnya pada Manuel.
"Yakin Vil? Gue sahabat lo bisa bantu lho,"
Iya kali bantuin diri sendiri Noel...
Gadis itu mengangguk dengan yakin. Yakin agar dirinya diterima cintanya.
Manuel - masih bertanya-tanya dengan jawaban Viletta. Ada beberapa kemungkinan terlintas di pikirannya. Ia memang punya cowok lain, atau cowok yang ia maksud ternyata dirinya.
Mungkin ia hanya berpikir positif. Viletta mencintai cowok lain. Dan ia bisa bebas untuk mencintai Adeline...
♧
Jauh pikiran dengan Viletta. Ia menginginkan Manuel, akrab disapa Noel oleh dirinya, agar terkejut, dan senang dirinya ternyata dicintai oleh seorang gadis cantik.
Dirinya, sungguh populer di kalangan kelasnya. Viletta. Gadis ini termasuk gadis yang paling cantik dan diidam-idamkan cowok dikelasnya. Jadi tak heran saja. Pasti tidak pasti, Manuel akan jatuh cinta dengan dirinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Cinta Tapi Malu
RomanceMencintai sahabat SMA tetapi malu diungkapkannya sampai ia berkuliah. Pengalaman yang dialami pemuda kuliah bernama Manuel. Nama Adeline selalu terbayang saat ia duduk di jenjang bangku SMA. Tetapi dirinya yang malu, memaksanya memendam kata hatiny...